Hiduplah selayaknya karya seni, karena tidak semua orang mengerti diri mu. Tetapi, orang yang mengerti diri mu tidak akan pernah melupakan mu.
)00(
Di pagi hari yang cerah ini, Taehyung memulai harinya dengan melukis karya seni di dinding. Sedari kecil, Taehyung sangat suka menggambar. Hobinya itu sangat sering ia terapkan setiap kali ia menemukan tempat yang tepat untuk menggambar karya seninya.
"Apa dia tidak punya pekerjaan lain, kenapa selalu melukis di dinding?."
"Entahlah, dia itu sudah seringkali ditegur satpam. Tapi, masih saja berulah."
"Dasar pembuat onar. "
"Lupakan saja, ayo kita pergi. Bisa-bisa kita terkena sial jika berdekatan dengannya."
Kata-kata itu, Taehyung sudah terbiasa mendengar bisikan-bisikan yang tak baik tentang dirinya. Namun, Taehyung tidak peduli. Baginya, kata-kata tersebut hanya angin lalu yang sedang menghampirinya.
Setelah selesai menggambar karya seninya, Taehyung duduk di kursi panjang yang ada di taman. Memandangi langit dengan tenang, sebelum tatapan orang-orang yang melihatnya tidak suka. Karena merasa tidak nyaman ditatap seperti itu, Taehyung pun memutuskan pergi dari sana.
Taehyung barjalan tak tentu arah, ia sendiri tak tau harus pergi kemana untuk membuat moodnya kembali dan menjadikan hatinya lebih tenang. Namun, setelah beberapa menit berjalan Taehyung berhenti saat menemukan pantai yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Taehyung pun memutuskan untuk pergi kesana. Lalu, duduk di pasir sambil melemparkan batu kecil yang ia bawa tadi ke arah laut. Namun, aktivitas yang dia lakukan itu bahkan tidak membalikkan moodnya sedikitpun. Tapi, walaupun begitu hal tersebut dapat mengalihkan kekesalan-nya sedikit demi sedikit.
Terlalu larut dalam aktivitasnya, batu yang Taehyung lempar tidak sengaja mengenai seorang pemuda yang lewat di depannya. Merasa bersalah, Taehyung langsung meminta maaf. Lalu kembali melanjutkan aktivitasnya melempar batu namun, terhenti saat tangan pemuda yang tidak sengaja ia lempari tadi menghentikan-nya.
"Hentikan, kau bisa saja melukai orang lain dan menyakiti makhluk hidup yang ada di laut." Taehyung menatap pemuda itu tak suka. Ia sedikit kesal karena pemuda di depan-nya mencampuri urusannya.
"Apa pedulimu? Aku 'kan sudah minta maaf padamu, kau juga tak terlihat kesakitan saat terkena batu tadi. Jadi, jangan sok menceramahiku tentang rasa sakit."
Dapat Taehyung lihat, pemuda di depannya merasa tersinggung oleh perkataan nya. Taehyung merasa sedikit bersalah saat kata-kata itu keluar dari mulutnya. Namun, karena ego lebih menguasai dirinya, ia tidak berminat untuk meminta maaf dan langsung memutuskan pergi dari sana.
Namun, tangannya ditahan dan membuatnya kembali berhadapan dengan pemuda itu
"Aku memang tak bisa merasakan rasa sakit, tapi bukan berarti aku tidak mengerti dengan rasa sakit." Setelah mengatakan itu pemuda tersebut pergi meninggalkan Taehyung yang sedang di buat kebingungan.
"Aishh, menyebalkan sekali. Moodku kembali hancur karnanya."
Setelah kepergian pemuda tadi, Taehyung memutuskan untuk duduk di bebatuan besar, sedangkan kakinya ia rendam di air laut. Kakinya ia ayunkan bergantian di dalam genangan air laut yg sejuk.
Taehyung melihat langit yang mendung, menandakan akan segera turun hujan. Hanya menunggu beberapa menit, hingga hujan yg sebenarnya telah turun. Sedikit demi sedikit air hujan membasahi dirinya, tanpa sadar Taehyung tersenyum saat aroma Petrichor menyerang penciuman nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sea : Let Us Free
FanfictionAneh, Itulah yang tersemat pada diri mereka. Mereka bertujuh dianggap aneh karena memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh manusia pada umumnya. Ralat, mungkin bukan kelebihan tapi, orang-orang disekitar mereka menyebutnya sebagai kekurangan. Nam...