01 | Awal

93 24 17
                                    

"Pak, nanti sore aku pulang sendiri. Pak Yoon tidak perlu menjemputku."

"Tapi non.."

"Tidak apa-apa. Nanti aku akan bilang pada ayah."

"Baik non."

Cuaca kota Seoul sore ini sangat sempurna. Langit berwarna biru terang dengan sedikit sentuhan awan. Diselimuti udara sejuk menambah kesan menenangkan. Dedaunan di pinggir jalan mulai menguning, menandakan alam sudah siap menyambut musim gugur untuk datang.

Hana berjalan pulang setelah kelas terakhir selesai. Menikmati pemandangan dengan BGM angin dan langkah kaki yang beriringan. Akhirnya bisa menikmati udara bebas. Tidak hanya mengirup pendingin udara mobil seperti biasanya.

brettt.

"Ya! Copet!" Teriak Hana yang terkejut mendapati seseorang menarik dan membawa lari tas miliknya.

Sesungguhnya Hana tidak mempedulikan isi di dalam tasnya— handphone, dompet, jam tangan— sangat mudah bagi Hana untuk mendapatkan yang baru.

Tapi Hana peduli dengan konsekuensinya, Pak Yoon— sopir pribadinya, pasti kena akibatnya.

Hana berlari kencang mengejar pencuri itu. Masa bodo denga apa yang akan terjadi setelahnya.

Hingga pencuri itu berhenti mendapati tembok menjulang depan wajahnya.

"Ya! Kembalikan tasku!"

Pencuri itu malah mendekat sambil menyeringai, "Hei kau gadis manis, kau ingin tasmu? Ayo kemari."

Hana mulai merasa takut, ia melangkahkan kakinya ke belakang. Tapi pencuri itu melakukan hal sebaliknya, dia terus mendekati Hana.

"Aaaaaaaaa!" Spontan Hana jongkok dan menutupi wajah dengan lengannya sambil berteriak ketika mendapati pencuri itu berada tepat di depannya.

Tiba-tiba

"Ya! Kau pecundang! Apa yang kau lakukan? Melawan wanita? Sepertinya kau lupa memakai rokmu."

Seorang lelaki datang dari belakang Hana, membuat amarah pencuri itu meluap.

"Ya! Siapa kau? Kau cari mati?" Si pencuri mendekati lelaki itu dan menarik kerah bajunya.

tak.

Pencuri itu ingin memukulnya, tapi lelaki itu dapat menangkis pukulannya. Dan malah berbalik menarik kerah baju lawannya.

bakkk.

Satu tinjuan melayang ke wajah si pencuri.

bakkk.

Tinjuan kedua melayang lagi.

bakkk.

"Ampun. Hentikan! Jangan pukul lagi. Ini ambil tasnya." Si pencuri kemudian lari dan meninggalkan lelaki itu dengan wajah yang lebam.

"Kau tidak apa-apa? Ini tasmu." Lelaki itu memberikan tasnya pada Hana.

Sepersekian detik Hana hanya terdiam memandangi lelaki itu.

Dia sangat tampan. Dalam hati Hana.

"Kau baik-baik saja?" Lelaki itu bertanya lagi.

Hana terkesiap, "Ah iya, aku baik-baik saja. Terimakasih."

"Apa kau orang baru di daeah sini?" Lelaki itu bertanya pada Hana.

"Tidak. Rumahku juga tidak jauh dari sini."

Jarak kampus dengan rumah Hana tak begitu jauh. Hanya 10 menit jika menggunakan mobil. Ia tidak pernah berjalan kaki menuju kampus sebelumnya. Ayahnya selalu melarangnya. Dan sekarang dia tau alasannya.

"Apa kau tidak tau di daerah ini rawan sekali copet? Beberapa hari lalu ada wanita seumuranmu kecopetan. Beritanya bahkan masuk televisi."

"Ah begitu rupanya." Hana mengangguk. Ia tak tau hal semacam itu terjadi di lingkungan tempat tinggalnya.

"Sebaiknya lain kali jangan berjalan sendirian di daerah ini."

"Iya kau benar, sekali kali terimakasih. Em, namaku Lee Hana. Siapa na—"

"Aku harus pergi."

Lelaki itu kemudian pergi. Meninggalkan Hana dengan tangan kanannya yang masih di udara, niat ingin berjabatan.



~🌸~

HalcyonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang