"Non, ada paket untukmu." Teriak bibi dari halaman rumah.
Hana berlari menuju halaman meninggalkan roti tawar di atas meja makan yang tadinya sedang ia lumuri selai. "Ah iya sini bi." Jawabnya seraya membawa benda itu ke belakang garasi.
Disana Hana membuka kotak hitam tanpa nama pengirim itu. Baunya menyengat. Isi di dalamnya membuat mata miliknya tidak kuat untuk melihat.
"Sudah kesepuluh kalinya." desahnya. Hana menelan kasar air liurnya. Matanya tiba-tiba basah.
"Hana, kau tidak apa-apa?"
Hana terkejut mendapati Taehyung yang sedang berdiri di sebelahnya. Ia langsung menyembunyikan kotak hitam itu dibelakang tubuhnya. "Ah iya tidak apa-apa."
"Apa kau sedang dalam masalah? Aku mencium bau busuk dari sini." Taehyung tak juga memalingkan maniknya dari kotak hitam yang disembunyikan Hana. "Kau bisa mempercayaiku." Lanjutnya.
"Ada yang mengirimku ini." Hana menunjukkan kota hitam itu pada Taehyung.
Ketika itu juga Taehyung mengerutkan dahinya. Matanya menyipit dan bibirnya merapat. Ekspresi wajahnya menggambarkan kesan tidak percaya dan— jijik. "Bangkai merpati?"
Di dalam kotak itu terdapat seekor burung merpati yang berlumuran darah. Disebelahnya ada selembar kertas ditulis dengan spidol bertinta merah dengan bacaan MATI SAJA KAU.
"Mengapa ada yang mengirimmu hal seperti ini?" Taehyung langsung membuang kotak itu ke tempat sampah disebelahnya.
"Aku tidak tau."
"Hana, cepat habiskan sarapanmu. Bukankah kau ada kuliah pagi?" Tuan Lee berteriak dari dalam.
"Tolong, jangan beri tahu siapa pun. Terutama ayah." Hana menatap Taehyung sebelum kemudian masuk ke dalam rumah.
~🌸~
Hari ini seperti biasa Hana harus pergi ke kampus dan melakukan usaha terbaiknya untuk mendapatkan nilai sempurna pada kertas ulangannya.
"Hana, bagaimana menurutmu soal tadi?" Tita merangkul pundak Hana dari belakang.
Tita adalah teman dekat Hana sejak SMA dan sekarang satu kampus lagi, bahkan Hana sudah menganggap Tita seperti saudara kandungnya sendiri. Dia adalah satu-satunya orang yang Hana percaya di kampus itu.
"Hmm, cukup mudah." Jawab Hana sambil tersenyum.
Tita tertawa, "Pastinya, sahabatku memang sangat jenius. Ayo kita ke kantin, aku ingin ayam goreng."
"Ah sebentar, aku mau mengambil buku di loker dulu." Hana menuju loker di depan kelasnya.
Ketika loker dibuka, yang didapatinya membuat Hana terkejut. Ia menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Ada apa?" Tita menghampirinya.
"Bukuku." Hana menunjukkan buku yang ia genggam pada Tita. Benda itu sudah tidak lagi berbentuk seperti buku. Terkoyak-koyak seperti ada yang menyayatnya dengan benda tajam.
Dari ujung lorong Hana dapat melihat Ria dan temannya sedang tertawa, entah apa yang dibicarakan.
Tita menepuk bahu Hana,"Lihat disana, pasti ini ulah Ria dan teman-temannya. Kau bilang beberapa hari lalu ia sempat buat masalah denganmu dan Jungkook."
"Entahlah. Ayo kita ke kantin saja." Hana menarik tangan Tita dan pergi menuju kantin.
~🌸~
to be continued...
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon
Fanfiction[on going] Slow update. "Bagaimana bisa aku merasakan hal yang sama. Jika setiap kali melihatmu, mengingatkanku pada kejadian itu. Aku membencimu Lee Hana." "Aku mencintaimu Kim Taehyung." ••• Halcyon (adj)- sebuah kondisi merasa tenang.