02 | Ternyata Dia

72 23 14
                                    

"Hana~ Hana~ dimanakah kau berada. Hachi anak yang sebatang kara".

"Ya! Jeon Jungkook. Kemarilah, aku sedang bermain Kartrider rush. Ayo akan kutunjukkan padamu sang juara baru." Teriak Hana tanpa mengalihkan pandangannya dari PC hitam mewah di depannya.

Lelaki yang namanya dipanggil pun mendekati Hana.

"Benarkah? Wah Lee Hana, kau menakutkan." Ledek Jungkook sambil duduk di sebelah Hana.

"Sepi sekali rumahmu. Kemana ayahmu?" Sambung Jungkook.

"Dia sedang memimpin rapat di perusahaannya. Ya! Bukankah kau juga harus datang?"

"Ahh~ Tadi kepalaku sakit, kata ayahku biar dia saja yang mewakili perusahaan kami."

"Ya! Mengapa kau malah kesini? Kau seharusnya istirahat di rumahmu."

"Kan Hana obatnya. Lihat, aku baru bersamamu sebentar sepertinya kepalaku sudah sembuh." Goda Jungkook sambil tersenyum.

Hana tertawa sambil menjitak kepala sahabatnya itu. "Kau ini. Jika seperti ini terus, kau lebih baik keluar saja dari perusahaanmu. Kuliah saja sepertiku."

"Ayahku sudah mempercayaiku untuk mengambil alih perusahaannya. Kau tau kan aku ditakdirkan untuk itu." Kata Jungkook dengan pedenya.

"Baik bos." Hana hanya dapat tertawa melihat kelakuan sahabat lelaki di sebelahnya itu.

"Kemarin kau kemana? Aku datang ke rumahmu, kata Pak Yoon kau masih di kampus. Kau berjalan kaki?"

Hana terdiam. Lalu tiba-tiba tersenyum memikirkan kejadian kemarin sore.

Wajahnya. Cara berpakainannya. Suara bariton khas miliknya saat berkata, "Kau tidak apa-apa?" 

Hana suka itu.

"Ya! Hana!"

Hana terkejut lalu merubah ekspresinya menjadi serius, "Ya! Jungkook apa kau tau, kemarin aku kecopetan saat pulang dari kampus."

"KAU KECOPETAN?!" Teriak Jungkook.

"Ya! Pelankan suaramu. Jika ada yang dengar, habis aku."

"Lalu bagaimana? Kau baik-baik saja? Mengapa kau tidak menelponku?"

"Bagaimana aku menelponmu, handphoneku di dalam tas yang dibawa lari copet itu. Tenang, ada seseorang yang membantuku."

"Seseorang? Siapa itu?" Tanya Jungkook penasaran.

"Aku juga tidak tau." Balas Hana.

~🌸~

"Jungkook. Kau disini?"

Seorang lelaki paruh baya datang menghampiri mereka.

"Ah, selamat sore om. Maaf, tadi aku tidak enak badan jadi tidak ikut rapat." Jungkook berdiri sambil tersenyum.

"Tidak apa-apa, ayahmu sudah memberitau om. Kau harus jaga kesehatanmu."

"Ayah, kau sudah pulang?" Hana berdiri menyambut ayahnya.

"Baru saja. Hana, tolong bilang bibi untuk mengambilkan tas ayah di dalam mobil. Ayah mau istirahat dulu."

"Biar aku saja yang ambil yah, mau ke depan juga, antar Jungkook pulang."

"Baiklah."

Hana dan Jungkook keluar rumahnya menuju tempat dimana mobil diparkir.

"Jungkook jangan menyetir terlalu cepat." Seru Hana sambil melambaikan tangan pada Jungkook yang sudah berada dalam mobilnya.

"Baik cantik, akan kutelpon kau nanti."

Jungkook pun pergi. Sedangkan Hana menuju mobil ayahnya untuk mengambil tas yang sebelumnya diminta.

"Pak Lim.. Pak Lim.." Hana memanggil Pak Lim, sopir pribadi ayahnya.

"Non mencari siapa?" Pak Yoon datang menghampiri Hana.

"Pak Lim pak, mau minta kunci mobil ayah, ada yang tertinggal di dalam."

"Pak Lim sudah berhenti non sejak kemarin. Ada sopir baru yang ayahmu pekerjakan sejak tadi pagi."

Tiba-tiba dari belakang mobil muncul sebuah suara diikuti sosok yang tidak begitu asing bagi mata dan telinga Hana.

Lelaki itu— apa yang dia lakukan disini?

Hana terkejut mendapati lelaki yang membantunya saat kecopetan kemarin ada di depannya.

Lelaki di hadapannya pun sama terkejutnya dengan Hana, mendapati perempuan yang kemarin ia tolong ternyata anak dari bosnya.

"Ini sopir pribadi ayahmu yang baru." Kata Pak Yoon menyadarkanku yang sempat menggagu.

Lelaki di depan Hana itu pun membungkuk.

"Selamat sore. Aku sopir baru Tuan Lee. Namaku Kim Taehyung."



~🌸~


to be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




to be continued...
🌸🌸🌸

Jangan lupa vote dan komen yaa teman-teman 🥰🥰💜💜💜✨

HalcyonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang