"Hana bagaimana yang nomor dua?" Tita menunjuk soal nomor dua pada halaman buku di meja depan mereka.
Hana dan Tita selalu belajar bersama di kampus. Terutama pada saat pekan ujian ini. Mereka selalu membahas soal yang keluar di lembar soal ujian setelahnya.
"Ini harusnya dipangkat dulu, habis itu bisa dicari determinannya sama angka yang bawah." Kata Hana sambil menunjuk angka-angka di buku dengan jari telunjuknya.
Tita mengangguk paham.
Dari depan halaman kampus terlihat mobil mewah berwarna hitam datang. Mobil milik Hana.
"Ah Tita, aku sudah dijemput." Hana menunjuk mobil itu dengan Taehyung di dalamnya.
Tita memalingkan pandangannya ke arah yang ditunjuk, "Siapa itu? Wah kau tidak bilang padaku kalau punya kekasih?" Goda Tita.
Hana tersenyum malu." Bukan kekasih, dia sopir pribadiku. Sudah ya aku pulang duluan. Dahh.." Kata Hana sambil melambaikan tangan pada Tita dan pergi menuju mobil.
~🌸~
"Tadi temanmu?" Taehyung bicara untuk memecah kesunyian di dalam mobil.
"Iya, Tita, temanku. Sejak SMA aku selalu bersamanya." Ucap Hana sambil tersenyum.
Taehyung mengangguk.
"Apa itu? Mengapa bentuknya seperti itu?" Benda yang ada di tangan Hana menarik perhatian Taehyung.
"Ah, ini bukuku. Hm, ada sesuatu yang terjadi." Hana berusaha menyembunyikannya.
Taehyung semakin penasaran."Apa ada yang melakukan hal buruk juga padamu di kampus?"
Beberapa detik Hana hanya diam, ragu untuk menjawab. Kemudian ia mengangguk tanpa ekspresi dan mengarahkan pandangannya ke jalanan di depan.
"Mengapa kau tidak memberi tahu ayahmu? Kau di perlakukan seperti itu di kampus. Di rumahmu sendiri bahkan kau diteror dengan bangkai burung." Kata Taehyung sambil melirik ke sebelah Hana sesaat.
Hana memainkan kukunya, "Aku tidak tahu siapa pelakunya."
"Ayahmu kan orang besar, dengan kekuasaan yang ia punya pasti dia dapat mencari tahu siapa pelakunya."
"Mangka dari itu. Jika ayah tahu pelakunya, pasti dia tidak akan tinggal diam sebelum orang itu hancur. Aku tidak mau itu. Aku tidak mau ada yang terluka karena diriku." Hana menunduk. Matanya berkaca-kaca.
Taehyung dapat merasakan suara Hana yang semakin rendah. Hampir menangis. "Maafkan aku."
"Kau tidak salah." Jawab Hana tanpa memalingkan pandangannya buku robek di pangkuannya.
"Apa sahabat lelakimu tahu?"
"Jungkook? Aku tak pernah memberitahunya. Aku tidak mau dia terlibat dengan masalahku."
Taehyung semakin penasaran dengan kejadian yang dialami Hana. Taehyung selalu seperti itu. Terlalu simpatik. Orang baik dan cantik sepertinya mengapa bisa ada yang membenci.
Beberapa detik kemudian batinnya menyangkal itu. Kim Taehyung, sadarlah. Jangan sampai terbuai. Ini bukan tujuanmu disini.
"Mengapa orang itu selalu mengirimimu bangkai merpati? Apa kau membenci burung itu?"
Hana diam sesaat.
"Sebenarnya aku tak pernah bilang siapa-siapa tentang ini." Jawab Hana ragu.
Namun beberapa saat kemudian ia melanjutkan kalimatnya. "Waktu perpisahan SMA, aku dan teman-temanku berlibur di sebuah penginapan. Saat tengah malam aku terbangun karena lapar. Aku mengajak Jungkook ke minimarket untuk membeli kimbap. Ketika pulang, kami tidak sengaja melihat burung terlindas mobil di depan kami. Burung merpati. Setelah itu, aku merasa sakit. Aku bahkan tidak sekolah selama beberapa hari. Sejak itu aku tidak sanggup dan tidak mau melihat merpati."
Taehyung mengerutkan dahi. "Hanya kalian berdua saat itu?"
"Ah~ Tita terbangun ketika aku buka pintu keluar, dia juga ikut malam itu."
~🌸~
to be continued...
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon
Fanfiction[on going] Slow update. "Bagaimana bisa aku merasakan hal yang sama. Jika setiap kali melihatmu, mengingatkanku pada kejadian itu. Aku membencimu Lee Hana." "Aku mencintaimu Kim Taehyung." ••• Halcyon (adj)- sebuah kondisi merasa tenang.