5. Aku Kekasihmu

17.2K 257 3
                                    

Pada hari berikutnya, Grize bersiap-siap pergi ke Alison Corp. Data maupun berkas tentangnya yang tersisa di perusahaan milik Theo sudah bukan urusannya lagi. Bagusnya dia tidak memiliki hal penting lagi di sana.

Harusnya ini adalah hari libur, tetapi mau bagaimana lagi, Grize tidak mungkin menolak perintah atasannya, kan?

Ngomong-ngomong Anya tidak pernah mengetahui masalah ini. Jika tahu, mungkin wanita itu akan marah padanya.

Grize keluar dari kamar, tiba-tiba dia menerima satu pesan dari ayahnya. "Putriku, jangan lupa 6 hari lagi," ucap Grize sambil menirukan nada bicara ayahnya.

Setelah itu dia menghela napas panjang. Ini adalah hari yang cukup bagus. Matahari bersinar cerah, langit hanya memiliki sedikit awan dan ....

Sayang sekali pesan dari Heri itu sungguh membuat suasana hati Grize menjadi sedikit buruk.

Sabar, sabar.

Grize mengusap dadanya sendiri. Lagi pula dia sudah menemukan Dave, pria misterius yang akan menjadi pacar pura-puranya.

"Maafkan Grizelle, Yah. Kali ini Grize akan berbohong," gumamnya. Kemudian dia pun segera membalas pesan itu dengan percaya diri.

Grize: Tunggu saja, sebentar lagi Grize akan menunjukkan calon menantu untuk Ayah. Tidak tanggung-tanggung. Ayah pasti akan tercengang.

Grize mencebikkan bibirnya. Kemudian dia menyambar tas dan berlalu pergi. Sebelum benar-benar meninggalkan apartemen, Grize menemui penjaga apartemen untuk mengadukan keluhannya.

"Mohon maaf, Bu. Kami benar-benar tidak tahu mengenai kejadian itu," ucap pria paruh baya yang mengenakan seragam putih. Dia merasa tidak enak hati pada Grize.

"Lain kali tolong lebih hati-hati, ya, Pak. Saya tidak mau ada kejadian seperti ini lagi," tegas Grize yang setelahnya langsung pergi. Menyebalkan sekali.

Grize memacu kendaraannya dengan cukup cepat. Tanpa mampir ke mana-mana dia langsung berangkat ke kantor. Hanya dalam waktu 20 menit Grize sudah sampai di rubanah gedung yang lebih besar dari kantor si Theo itu.

Sudah lama sejak Grize meninggalkan gedung ini. Rasanya sedikit rindu. Sejauh yang dia lihat, semuanya masih terlihat sama. Tidak tahu bagaimana bagian dalamnya.

Setelah memarkirkan mobil dengan benar, Grize pun langsung memasuki lift dan memencet nomor lantai yang di tuju.

Setelah keluar dari kotak lift, Grize langsung disuguhkan dengan pemandangan kantor yang cukup sepi. Maklum, ini bukan jam kerja.

Meskipun akhir pekan, tetapi ada beberapa orang juga yang mungkin memiliki urusan lain. Kebetulan ada orang yang melihat Grize, dia adalah Anggun. Orang yang sudah bekerja di sana cukup lama.

"Grize, kau ... kenapa kau ada di sini?" tanya Anggun yang masih terkejut. Dia hanya tahu kalau Grize pindah ke cabang lain, tentu saja kemunculannya di sana sungguh tidak terduga.

"Kenapa? Tentu saja aku akan kembali lagi ke sini," ucap Grize, senyum lebar muncul di bibirnya.

Anggun akhirnya mengangguk meskipun masih merasa tidak yakin. "Kalau begitu selamat datang kembali. Aku harus pergi sekarang," ucapnya.

Grize mengangguk pelan. Sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan oleh penggosip itu. Paling-paling pergi menemui karyawan lain untuk mempertanyakan kebenarannya.

Sungguh, orang-orang di sana hampir semuanya bisa ditebak oleh Grize. Membosankan.

Dia sendiri melenggang pergi naik ke lantai atas untuk melihat bagaimana keadaan tempat yang sudah lama dia tinggalkan. Sesaat kemudian dia pun sampai di ruangan yang berisi beberapa meja kerja.

Am I Sexy? (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang