Denial

2K 152 5
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto


Characters: Namikaze Minato (28), Hatake Kakashi (16)
Pairing: None/ Contains slight hints of boys love
Rate: T

.

.

.

Hari itu, matahari sudah tinggi, namun keberadaannya tersembunyi dengan baik di balik awan tebal yang menggantung di atas Konohagakure. Sebagai ganti dari cahaya Oranye yang hangat, kristal presipitasi terus turun dari langit, menyelimuti seisi desa dengan warna akromatik yang indah. Di sebuah permukiman pinggiran, jauh dari pusat keramaian desa, Hatake Kakashi masih tertidur lelap di apartemennya yang sederhana. Hawa beku musim dingin yang menusuk seolah-olah tidak memberikan pengaruh apapun bagi ketentraman tidurnya. Faktor yang berkontribusi untuk kenyamanan tersebut adalah beberapa ekor ninken dalam berbagai jenis dan ukuran yang ikut beristirahat di sekeliling tuan mereka, memberikan kehangatan tambahan yang diperlukan.

Bisa tertidur pulas tanpa harus khawatir akan adanya kunai atau kertas peledak yang melayang ke arahnya, bagi Kakashi yang baru saja pulang dari sebuah misi solo kelas S beberapa hari lalu, adalah suatu kemewahan tersendiri. Ia sendiri telah merencanakan akan menghabiskan waktu cukup lama di tempat tidurnya. Namun sayangnya, kenikmatan dunia yang jarang didapatkannya itu kemudian di rusak dengan suara ketukan yang cukup keras di pintu.

Tak butuh suara keras seperti bunyi ketukan untuk membangunkan seorang shinobi sejati. Sang pemuda Hatake menarik tubuhnya turun dari tempat tidur dan menyeret langkahnya menuju arah suara. Tanpa ragu ia membukakan pintu lebar-lebar. Kakashi bahkan tidak repot menyisihkan waktu untuk berpakaian terlebih dahulu dengan layak, membuat wajah pria pengganggu tidurnya mengernyit melihat perpaduan celana pendek gelap dan kulit putih pucat tanpa halangan yang tersuguh di hadapannya.

Kakashi memincingkan mata, berusaha membiasakan diri dengan cahaya dari luar, "Minato-Sensei?"

"Kau sedang tidur, Kakashi?" Minato bertanya dengan alis terangkat, merasa bersalah telah membangunkan muridnya.

Kakashi tidak menjawab, terus menatap Minato dengan rasa kantuk jelas di wajahnya.

Ah, betul sekali. Ia sampai melupakan hal ini. Hari ini adalah hari kunjungan rutin Namikaze Minato. Setiap dua hari sekali selama waktu istirahat siang atau sepulang kerja, Minato akan singgah ketempat tinggal Kakashi dan membawakan bermacam-macam bahan makanan untuknya.

"Maaf ya. Hanya saja... Aku mau menghantarkan ini." Pria blonde itu mengangkat sebuah keranjang yang tampaknya berisi buah-buahan dan sayuran segar, "sekarang sedang musim dingin, buah dan sayuran segar mulai langka. Juga karena kupikir kau belum sempat belanja sejak sampai di sini."

Kakashi mendesah pelan, sedikit kesal namun tetap dengan sopan mempersilahkan Minato untuk masuk. Sensei-nya langsung menuju dapur kecil disudut apartemen Kakashi dan meletakkan keranjang sayuran diatas kabinet. Ia lalu memisahkan beberapa jenis buah-buahan dan sayuran untuk disimpan ke dalam lemari es.

Kakashi duduk disalah satu kursi yang ada didapur, menopang kepalanya dengan sebelah tangan. Tanpa kata-kata ia memerhatikan sosok Minato dari belakang yang sedang mengamati kondisi sebuah apel hijau, "Sensei... Aku sangat berterima kasih Sensei mau menyempatkan diri datang ke sini dan mengantarkan semua ini untukku, tapi... "

"Tapi?" Minato meletakkan kembali apelnya dalam keranjang.

"Suatu hari Sensei harus berhenti untuk melakukan hal ini."

EssenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang