Auristela Grizelle perempuan ceria, cantik, pintar tapi ceroboh. Perempuan yang setiap tahunnya pasti dan selalu punya pacar yang berbeda, entah berapa kali.
Namun, belum pernah namanya Gisel bertemu dengan lelaki macam Ephraim Melviano yang sudah menolaknya 7 kali. Dan gilanya, menembak 7 kali dalam hitungan 1 tahun! Memang gak pernah kapok.
Bukan tanpa alasan Gisel mau rendahin dirinya berulang kali di hadapan Melvin. Dia cuman pengen diperhatiin sama seorang cowok, bukan cuman dipamerin ke depan temen waktu cowoknya lagi nongkrong saja.
Gisel dan Melvin sudah saling mengenal dari kelas 10. Sebenernya awal - awal Melvin sempat terpesona dengan Gisel, dimana lagi dia bisa melihat perempuan yang punya paras secantik Gisel. Sangat amat jarang!
Di hidupnya hanya ada 2 perempuan yang dia miliki, Ibunya dan Adiknya. Melvin belum pernah pacaran sama sekali! Perlu dicatat! Tidak pernah! Sama sekali! Bukan karena gak laku, coba lihat tampang mana ada perempuan yang mau nolak. Cuma, rasanya belum siap untuk memulai suatu hubungan. Dia sadar kalau dirinya belum baik dan gak mau nambah beban pikirannya saat ini. Jadi dia belum mau berpacaran terlebih dahulu.
Kembali lagi ke awal, dia memang sempat terpesona dengan Gisel . Namun hanya terpesona, dia tidak pernah menaruh rasa sedikitpun kepada Gisel. Mereka selalu saja sekelas sejak kelas 10 dan 11. Dan sekarang bertemu lagi di kelas 12! Melvin tentu saja muak dengan itu semua, berbeda sekali dengan Gisel yang senang bukan kepalang begitu tahu mereka sekelas lagi.
"Sayang!" panggil Gisel "Kita sekelas lagi sayang!" lanjutnya dengan cengiran dan tangan yang menggelantung di lengan Melvin
"Gila lo ya? Jangan asal kalo manggil gue!" marah Melvin sambil menghempaskan lengan Gisel dengan kasar
"Ishh! Galak banget! Jangan kasar sama aku kenapa!" sedih Gisel sambil mengerucutkan bibirnya
"Lagian lo ngapain sih ke gue terus kayak gak punya temen aja." jawab Melvin sambil melirik Gisel malas
"Rasya sama Dita lagi ke kantin sayang! Aku gak ada yang nemenin! Kenapa sihh sebentar aja gini doang!" kata Gisel sambil mengandeng lengan Melvin kembali
"Malu Gisel, diliatin anak - anak gitu." jawab Melvin sambil menurunkan lengan Gisel
"Gak usah malu - malu ahh kamu ini ihhh!"
"Lepasin!" bentak Melvin
"Aku cium nih kalo kamu lepas!" ancam Gisel
"Sial!" mendengar ancaman tersebut membuat Melvin menggumpat, karena Gisel tidak pernah main - main dengan perkataannya
"Ehhh suami istri udah mesra - mesraan aja pagi - pagi begini. Gak takut di liat guru lo!" kata Alvaro setelah menemukan kelas barunya. Alvaro adalah teman Melvin sejak kecil
"Lo cabut sono! Ganggu orang lagi pacaran aja!" usir Gisel
"Ngarep lo ketinggian ! Mana ada si suka sama lo gila!" tantang Alvaro
"Banyak bacot lo kek janda!" marah Gisel yang merasa terganggu
"Anjing! Mama lo tuh janda setan!" Alvaro hendak memukul Gisel karena sudah terpancing emosi sebelum di hentikan oleh Melvin
"Varo! Lo ngapain sih ladein nih cewek lagian. Diemin aja harusnya!" lerai Melvin
"Ihhh sayang! Jahat banget sama aku!" kata Gisel sambil mengerucutkan bibirnya
"Lepas. Gue mau ke ruang guru." kata Melvin dan lamgsung jalan menuju ke ruang guru
"Ikut!"
Tanpa memperdulikan Gisel, Melvin berjalan menuju ruang guru tanpa menghiraukan sisi koridor yang melihat kedekatan Gisel dan Melvin. Ini adalah hal lumrah yang sering dilihat para siswa di SMA Tentram Adwija, mengingat betapa tergila - gilanya Gisel kepada Melvin.
"Pelan - pelan dong jalannya!" kata Gisel yang sudah disebelah Melvin
"Lo lelet!" ejek Melvin "Tunggu sini!"
titah Melvin"Gak mau! Gue mau ikut juga."
Melvin hanya menghebuskan nafas lelah melihat kelakuan Gisel. Ruang guru terlihat ramai mengingat hari ini adalah hari ke-2 adanya MPLS disekolah.
"Pak Ramli." salam Melvin
Mendengar nama guru tersebut Gisel sontak menegang. Melvin yang melihat hal tersebut mengernyitkan dahinya bingung.
"Oh sudah datang. Dengan Gisel juga?" tanya Pak Ramli sambil tersenyum miring.
"Gisel! Salam!" perintah Melvin yang hanya di balas gelengan pelan oleh Gisel
"Salam." perintah Melvin sambil menarik tangan Gisel
Akhirnya Gisel bersalaman dengan Pak Ramli, ketika tangan mereka menyatu Pak Ramli dengan cepat mengelus tangan Gisel dengan ibu jarinya. Gisel yang merasakan tangannya dielus langsung menyalim dengan cepat agar tidak canggung.
"Melvin ini ya nanti tolong dikasih ke anak - anak karate. Demo ekskul harus bagus ya penampilannya. Supaya makin banyak yang minat."
"Ya Pak. Saya akan lakukan sesuai perintah couch dan Bapak. Permisi Pak saya pamit."
Ketika sudah diluar Melvin ingin bertanya dengan Gisel tentang sikapnya tadi. Namun belum sempat bibirnya mengucap, Gisel berlalu terlebih dahulu meninggalkannya. Melvin yang melihat itu hanya menaikkan bahunya dan berjalan kembali ke kelas.
Alvaro Danendra
Haiii!!!! Terima kasih sudah membaca! Jangan lupa tinggalkan jejak ya supaya semakin semangat!!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐢𝐤𝐫𝐢𝐚
Teen FictionPikria Berasal dari kata bahasa Yunani yang artinya sakit hati; "Pik" sendiri artinya runcing dan tajam Bisakah seorang Auristela Grizelle menghilangkan 𝐏𝐢𝐤𝐫𝐢𝐚, sakit hati yang dialami oleh Ephraim Melviano Mampukah Auristela berjuang sampai a...