Ketiga

38 1 0
                                    

Kata orang, kalau jatuh cinta itu menyenangkan. Tapi itu tidak berlaku bagi Gisel. Gisel tidak pernah merasa jatuh cinta itu menyenangkan, Ia pernah jatuh cinta sebanyak dua kali. Yang pertama harus terhenti ketika Ia tahu kebenaran bahwa dirinya hanya dijadikan bahan taruhan. Sial! 


Gisel sangat malu saat itu, dia sudah berkoar ke orang banyak kalau dia di dekati oleh lelaki yang paling di idamkan kaum hawa di SMP nya dulu. Perempuan mana yang tidak suka di dekati oleh lelaki pendiam, dingin, pintar, dan kaya layaknya Moren. Ya nama lelaki yang di sukainya dahulu bernama Moren. Sadis sekali, di bulan ke empat mereka sedang PDKT lelaki itu baru memberitahu kenyataan pahit yang menyebalkan.


Jatuh cinta kedua malah harus dengan manusia macam Melvin, entah kenapa Gisel selalu saja berurusan dengan lelaki pendiem dan pintar yang selalu membuatnya insecure. Hei! Perempuan mana yang tidak insecure jika jatuh hati pada lelaki yang sangat di atasnya. Perempuan sempurna sekalipun pasti pernah merasakan insecure.


Seperti sekarang ini, Gisel melihat sendiri Melvin dan Lana sedang menerima bimbingan dari Bu Endah tentang perlombaan Olimpiade Fisika. Melvin sangat amat pintar, beda sekali dengan Gisel yang bodoh dan malas ini.


Melihat Melvin dan Lana keluar dari ruangan guru membuat Gisel melangkahkan kakinya mendekat


"Vin kantin bareng yuk!" ajak Gisel


"Asik mau ngapel ya Sel?" goda Lana


"Iya nih! Udah lama gak bareng sama Melvin. Sibuk terus sih" rajuk Gisel


"Ayo" ujar Melvin


Gisel yang mendengar itu mengernyitkan dahinya, bingung. "Kamu mau ke kantin bareng aku?" girang Gisel.


"Iya" jawab Melvin


"Tumben banget" meski begitu, Gisel langsung merangkul lengan Melvin dan berjalan menuju kantin. Di kantin sudah terdapat Rasya dan Dita juga.


"Ehh cabe! Lama banget sih lo ambil peliharaan!" omel Rasya dan langsung di hadiahi pukulan oleh Dita


"Kalo ngomong suka bener lo Sya" tawa Dita dan Rasya bebarengan


Entah, Gisel bingung sendiri kenapa Rasya dan Dita memanggil Melvin dengan sebutan peliharaan, padahal kan Melvin ganteng abis!


"Apa sih lo berdua curut jelek" kesal Gisel namun tetap mendudukkan diri di meja yang sama dengan Rasya dan Dita


"Sini duduk Vin" lanjut Gisel sambil menarik tangan Melvin untuk duduk di sebelahnya


"Mau makan apa ganteng?" tanya Gisel


"Gue gak makan, lo aja" ujar Melvin


"Oke aku pesen makan dulu" ujar Gisel dan berlalu menuju tempat mie ayam kesukaannya


Di meja Rasya dan Dita memulai pembicaraan dengan Melvin


"Tumben lo mau di ajak si nenek lampir" ujar Rasya


"Dia temen lo Sya" ujar Melvin tidak menghiraukan pertanyaan Rasya


"Di tanya apa di jawab apa, udah jadi bego lo Vin?" tanya Dita


"Emang lo berdua mau gue jawab apa?" tanya Melvin malas


"Dih gila! Lo yang kita tanya kok lo malah nanya balik sih!" kesal Rasya karena pertanyaannya tak kunjung dijawab


"Menurut lo kenapa?" tanya Melvin lagi, sengaja


"Anjir lo ya!" kesal Dita dan hampir saja mau memukul Melvin tapi dihentikan oleh Rasya


"Karena lo udah luluh sama Gisel" jawab Rasya


"Menurut lo gitu ya?" jawab dan tanya Melvin membuat Rasya dan Dita kebingungan


"Gak, gue cuma kasihan aja sama Gisel. Gak lebih dari itu" lanjut Melvin dan pergi berlalu meninggalkan Rasya dan Dita yang melongo mendengar pernyataan yang di ucapkan oleh Melvin


"Anjing! Berasa ganteng kali tuh orang!" kesal Dita


"Jangan kasih tau Gisel, biar dia tau sendiri dari cowok yang dia incer - incer" ujar Rasya


"Tapi Sya-" belum sempat Dita berujar Gisel sudah datang membawa mie ayamnya 


"Loh Melvin mana?" bingung Gisel


"Buru - buru katanya di panggil guru" jawab Rasya, membuat Dita menoleh bingung dan di balas pelototan tajam oleh Rasya


"Ohhh gitu ya" lirih Gisel sambil memakan mie ayamnya. Biarlah, mungkin Melvin memang sedang sibuk







Jangan lupa like, comment dan share sebagai feedback ya guys!

𝐏𝐢𝐤𝐫𝐢𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang