29. Too beautiful to die

46 32 0
                                    

Desember 2019

♫ Break My Heart Again - Finneas

apakah hari saat aku bercerita banyak, kamu lantas akan mendekat?

Kae:) : aku udah sampe rumah
Kae:) : jangan lupa istirahat Aeera, besok sekolah
Kae:) : gdbye 🌙

Tujuh bulan berlalu.

Aeera memperhatikan lagi pesan Kaeno yang dikirim tepat tujuh bulan yang lalu.

Selama itu juga tiap pesan yang Aeera kirim tidak lantas mendapat balasan apapun. Berpikir mungkin Kaeno sedang cukup sibuk sekarang, mengingat ini merupakan bulan masuk kuliah pertamanya. Bahkan, Aeera juga tahu hal tersebut dari Athira, perempuan itu mengatakan bahwa Kaeno telah diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di jurusan seni.

Membuat Aeera ikut senang karenanya. Sekaligus membuat sedih, karena pada akhirnya ia tahu ini semua bukan dari lelaki itu langsung. Selama itu juga, Aeera telah mencari cara untuk dapat menghubunginya. Namun, semua akun sosial medianya mendadak offline. Kaeno, benar mengganti nomor ya?

Tidak ada hari dilewati Aeera tanpa absen untuk menanyakan keadaannya lewat pesan, selama itu juga tiap pesannya tidak pernah terkirim ke manusia yang dituju. Pernah berulang kali, ia menuju Serphan dengan alasan ingin menemui Athira, walaupun kenyataannya hanya ingin menemukan Kaeno dibalik itu semua. Namun, keberuntungan memang belum berpihak selalu padanya. Selama itu juga, Aeera tidak pernah lagi mendengar kabar darinya. Sebenarnya apa yang salah?

Notifikasi telepon mendadak masuk. Mengatasnamakan Athira disana. Membuat Aeera lantas menekan tombol terima sebelum mengarahkan ponsel menuju telinga.

''Masih belum bisa dihubungin?'' Aeera menarik napas panjang. ''Belum.''

''Gue bener-bener gak bisa nemuin Kaeno selama itu juga. Dari bulan mei lalu, ujian emang resmi selesai untuk kelas dua belas . . . Dari situ, gak pernah liat Kaeno lagi untuk dateng ke sekolah Ra.''

''Iya.'' Aeera menarik napas panjang karenanya. ''Gue kangen Thir . . . Cuman perlu mastiin kalau dia baik-baik aja selama itu, salah ya?''

''Nope, gak salah, Ra. Lo kayak gini juga, karena dia yang dari dulu kasih banyak harapan.''

Aeera mengangguk. Athira memang benar, kalau saja Kaeno tidak memintanya seolah mendekat, pasti Aeera juga akan cukup tahu diri untuk memilih mundur sebelum dapat mengenal lelaki itu. ''Gue mungkin buat salah sama dia . . .''

Athira terdiam, menghela napas kasar karenanya. ''Lo emang udah beneran sayang sama dia ya?''

''Gue bingung Ra. Di satu sisi, Kaeno gak salah karena pada dasarnya dia ninggalin lo tanpa status . . . Di sisi lain gue gak bisa gak nyalahin dia karena semua emang karena dia lagi.''

Aeera menunduk, membiarkan air matanya ikut luruh membayangkannya. Kaeno dengan segala dunianya. Membuat Aeera lantas berpikir banyak hal karenanya. Kaeno, mengapa bisa membuat pikirannya kacau untuk waktu yang lama ini?

Di tiap malam, Aeera selalu berharap tiap pesannya lantas segera terkirim menuju Kaeno, setidaknya cukup bagi Aeera untuk merasa lega ketika Kaeno hanya mengiyakan saja. Namun, selama itu juga, ia benar-benar tidak dapat menemukan Kaeno, lelaki itu seolah menghilang sepenuhnya dari dunia ini.

''Gue perlu apa Thir?'' Athira terdengar menghela napas lelah. ''Perlu nerima . . . Percaya sama takdir mau bawa semua kemana, kalau dia emang yang terbaik, pasti dia akan balik lagi.''

''Kamu, percaya sama aku?''

Aeera menoleh menata Kaeno dengan wajah bingungnya. ''Percaya.''

a moment to be honest, amtbh [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang