Bab 6 : Lupa.

9 2 0
                                    

Hello, everyone.

Cerita dimulai saja yah.

Author POV.

Keesokan paginya, dalam perjalanan berangkat sekolah Sofia merasa ada yang aneh semua buku dan peralatan yang dibawa sudah lengkap. Sofia bingung ada yang aneh. (mungkin ini nanti ada presentasi pertama), batin Sofia. Evie sedang berangkat bersama sama sepupunya karena montor nya di bawa sama kakaknya Evie, jadinya Sofia berangkat sekolah bersama ayah nya.

Selama perjalanan Evie membaca tugas kelompok yang kemarin di kerjakan. Agar nanti presentasi nya hasil bisa bagus. Sofia langsung menaruh tugas presentasi disebelah nya dan membuka handphone nya untuk mengecek WhatsApp dan Instagram. Tak terasa cepat waktu berlalu karena Sofia sudah sampai di sekolah. Setelah sampai Sofia memasukkan handphone ke tas nya agar nanti bisa pulang. Ini pertama kali nya Sofia membawa handphone karena ini ada presentasi tugas kelompok. Sofia pun turun dari mobil. Sampai di gerbang terasa aneh entah ini perasaan apa, mungkin Sofia membawa handphone pertama kali nya. Tiba tiba ayahnya menanyakan, "Kak enggak ada yang ketinggalan kan di cek dulu." Sofia langsung menoleh dan menjawab, "Tidak ada kok, yah. Kan aku sudah mengeceknya di depan rumah, ayah kan sudah melihat nya kan aku mengecek tas." Ayah nya pun langsung tersenyum dan menjalankan mobil nya.

Sofia POV.

Aku pun melangkah dengan penuh rasa yang aneh. Padahal cuaca cerah, udara bersih, bunga bermekaran dengan senang ria dan lapangan sekolah sudah bersih tidak seperti biasanya. Aku menatap langit langit lorong terasa aneh, aku pun berhenti dan menatapnya. Aku melihatnya terus tanpa sadar. Tersadar saat ada suara kucing mengeong dan aku menatap jam tangan ku. Ternyata menatap langit langit lorong selama delapan menit.

Aku melangkah dengan pelan dan menikmati perasaan aneh ku yang berdebar. Apa mungkin nanti... enggak boleh berpikir aneh aneh aku. Memegang tas yang terasa dingin dan menaiki tangga dengan pelan. Sampai di depan pintu kelas aku langsung membuka nya dengan pelan. Dan terasa lebih aneh perasaan ku. Aku hanya diam dan mengganti kursi ku ini yang terasa tidak nyaman ini.

Setelah, mengganti kursi aku langsung duduk di bangku dengan senandung ria. Kemudian, membuka tas dan aku terkejut lhah tugas kelompok nya mana. Oh iya baru ingat kan tadi aku taruh di mobil dan belum aku masukkan. Aku pun langsung membuka handphone dan menelpon ayah.

Berdering

Please jawab ini penting tolong beri kesempatan kali ini aja. (Gitu terus)

Halo, yah. Tugas Kliping yang ada di mobil ayah masih ada kan yah?
(Sofia)

Iya, nak. Kenapa?
(Ayah)

Yah tolong anterin. Cepet yah, itu mau di presentasi jam pertama yah. Maaf yah aku ceroboh tolong anterin cepet, yah
(Sofia)

Iya, nak. Sudah ayah suruh Om Budi  nganterin. Maaf ayah enggak bisa nganterin, sedang sibuk. Dadah, nak.
(Ayah)

Berakhir telepon

Sambil mendengus, dasar ayah selalu sibuk. Yah gapapa sih yang penting ada yang mau nganterin tuh tugas.

Sambil bengong

Author POV.
"Eh kmu kenapa ?" tanya Zahra yang duduk di bangku depan nya. "Eh tugas kelompok ketinggalan."

Eh gimana nih aku merasa bersalah, batin Sofia.

Zahra, Sofia, dan Evie cuman bisa geleng geleng kepala.

The Secret DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang