I. Memories

251 28 2
                                    

Setiap hari, gadis itu pulang dengan pakaian lusuh dan sisa-sisa air mata yang membuat kedua matanya menjadi sembab.

Kekasihnya sangat memahami perasaan sang gadis yang baru saja ditinggal pergi oleh pria masa lalunya itu.

Bagi Yewon, tidak ada kata terlambat. Meskipun harapannya telah memudar, tetapi mungkinkah perasaan itu juga ikut menghilang?

Jawabannya, tidak.

Malam itu disaat langit berwarna gelap dengan suara petir yang terdengar samar-samar, Yewon masih ingin di sini. Di pemakaman. Tidak peduli tubuhnya yang sebenarnya ingin sekali direbahkan, pikirannya sudah mengacau, dan suaranya semakin serak.

Ia tak henti memanggil namanya berkali-kali. Sosok pria yang dahulu sempat menyinggahkan separuh hati untuknya. Pria yang dulu selalu memberikan sekotak hadiah kecil yang membuat perasaannya bahagia. Tetapi, ia tak pernah menerimanya. Haruskah ia menyesal?
.

.

.

.

.

.

.

.

Ia sudah menaruh mawar ke dua puluh tujuh di atas batu nisan yang disertai figura ukuran sedang berhiaskan beberapa melati.

Sendirian.

Sepertinya dia ikut menyukai apa yang lelaki itu dulu gemari. Yaitu menyendiri. Semenjak ditinggal sosok itu pergi, Yewon lebih sering melamun dan memisahkan diri dari orang-orang.

Bukannya Yewon yang dulu. Kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat semenjak kehilangan sosok penyemangatnya. Dia yang dulu suka bergaul dan memiliki banyak teman, sekarang lebih memilih untuk menghabiskan waktu sendirian. Terkadang jika masih punya waktu luang, dia akan mengunjungi pemakaman ini.

"Yoon, aku datang."

.

[ ]

Halo, welcome back!

Ini sepertinya banyak yang minta untuk bikin sekuel dari cerita "How to be Your Girlfriend", makanya ya aku buat aja.

Entah, jadinya kaya gimana pokoknya aku gak tau dan agak kurang percaya kalo kalian juga menyukai kelanjutan cerita sebelumnya.

Ya, pokoknya nanti gimana aja lah ya alurnya. Karena aku gak bisa ceritain disini.

Love you,

Aulia ❤

How to be Your Heart?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang