Ch。1

638 71 7
                                    

Novel by Chessire
Translate by Npwulandr

。。。

Taman bunga Rangsiman adalah salah satu taman bunga yang paling banyak dibicarakan di provinsi ini, karena bukan hanya taman bunga yang terbuka untuk pengunjung, namun tempatnyapun terbuka begitu alami dan memiliki cuaca yang bagus hampir sepanjang tahun, membuat banyak kelompok wisatawan berkunjung, jika di bilang tempat itu adalah tempat wisata yang terkenal, itu mungkin tidak terlalu benar juga.

Tempat ini awalnya adalah milik Nyonya Ploylada yang belum lama ini meninggal di usia tuanya. Sebelum meninggal, ia mewariskannya pada Khun Mook, putri tunggalnya. Sayangnya, Khun Mook tidak banyak bicara, ia meninggalkan beban bagi suaminya untuk menangani pekerjaan itu. Secara pribadi, setelah melahirkan, ia melarikan diri bersama suami barunya tanpa mengurus pekerjaan disini, bagusnya adalah Viboon membesarkan anaknya sendirian dengan baik. Peem Phatra tumbuh menjadi seorang pemuda yang sempurna. Bahkan meskipun tidak bekerja dalam kedudukan yang tinggi, namun Viboon bangga setiap kali ia tahu bahwa putranya selalu memikirkan dirinya dan pekerjaan di kebun.

Peem Phatra lulus dengan gelar sarjana dari universitas terkenal di negeri asing. Setelah ia menyelesaikan semua tugasnya, ia segera terbang kembali ke Thailand dengan memberi tahu Viboon bahwa ia akan membuka toko bunga atas nama kebun Ploylada di Bangkok. Viboon hanya mengangguk kepadanya, membiarkan anaknya mencoba dan melakukan sendiri apa yang diinginkannya. Sampai hampir dua tahun berlalu, Peem Phatra membiarkan penjaga toko mengurusnya sementara ia pindah membuka cabang ke dua di kota kelahirannya.

"Noy.. Peem sudah datang belum?" Pemilik kebun Ploylada yang saat ini memiliki otoritas tertinggi, bertanya kepada Bibi pengurus rumah dengan nada yang serius.

"Belum kha."

Tuan si pemilik rumah itu mengernyit sambil melihat jam tangannya, dengan waktu yang sangat akurat. Meskipun Peem jarang pulang kerumahnya, namun ia tidak pernah terlambat ketika ia sudah membuat janji. Viboon berpikir bahwa putranya mungkin akan melihat teman-teman masa kecilnya, kemudian ia akan menerima permintaannya tanpa keras kepala, seperti biasanya, jika datang sekarang, ia tidak yakin apakah Peem akan datang menepati janjinya atau tidak.

"Tuan khab. Tamunya sudah datang khab." Saat mendengar laporan tukang kebun, orang yang duduk dengan tertekan bergegas berdiri. Melihat keadaannya sekarang, sepertinya ia harus menghadapi putra dari temannya seorang diri. Meski yakin bahwa ketiga anak itu sudah tumbuh menjadi seseorang yang baik, namun Viboon tidak yakin apakah prilaku mengerikannya itu akan membuat mereka takut. Oleh karena itu, ia ingin Peem berbuat lebih banyak dari ini.

"Paman.." Suara ceria dari seseorang terdengar lebih keras di depan pria jangkung dan lapang itu kemudian berjalan menghampiri dengan senyum lebarnya. "Aku Pramuk khab."

"Beri salam pada Budha, nak." (Aku sih kurang paham sama dialognya, cuma aku telusurin kayaknya ini kalimat yang biasa di pake orang-orang tua kalo ada anak muda yang nyapa. Biasanya buat para orang tua yang di tengokin sama anaknya.) Viboon tersenyum, lega saat ia melihat orang lain tidak setegang yang ia pikirkan. Ia menelusuri pandangannya ke arah orang yang ceria itu kemudian memandang sekelilingnya dengan penasaran, lalu menoleh ke arah dua orang lainnya yang baru saja datang menghampirinya.

"Sawadee khab Paman. Aku Hongtae khab." Pria lain yang memiliki wajah yang sama seperti Pramuk, dengan ramah mengangkat tangannya memberikan wai. Gerak geriknya terlihat lebih tenang daripada Pramuk, namun tidak terlihat dingin, sulit untuk mengaksesnya, hanya dengan melihat matanya saja bisa segera dapat dikatakan bahwa anak ini pasti anak yang pintar.

3 Kings [Jakkapad]Where stories live. Discover now