00. Prolog

1.1K 224 309
                                    

"Yeona! Babe.. please dengarkan aku dulu. Beri aku satu kesempatan lagi. Aku janji aku tidak akan-!"

"Let go of me! Jangan kotori tanganku dengan tangan kotormu itu" gadis itu menepis lengan Beomgyu yang menahan pergelangan tangannya.

Choi Beomgyu, lelaki tinggi dengan jaket hitam berlumuran darah di pakaian serta wajah dan tangannya itu hanya terdiam mendengar jawaban dari kekasihnya dengan sorot mata sedih dan takut. Takut akan kekasihnya itu benar-benar akan meninggalkannya. Takut akan ia kehilangan sosok yang ia cintai selama ini.

"But, babe.. please.."

"Oh look at you.. Aku lihat kamu tampak bahagia saat memenangkan tawuran tadi. Mana senyum kemenangan itu sekarang, hm?" Nada bicara Yeona tampak dingin dan tegas tanpa senyuman sedikit pun diwajahnya. Matanya tajam menatap Beomgyu yang lebih tinggi darinya.

Semua ini berawal dari Beomgyu yang baru-baru ini bergabung dengan sekumpulan geng motor ternama. Namun Yeona tidak menyukai hal tersebut sehingga ia menyuruh Beomgyu untuk keluar dari geng motor tersebut. Bagi gadis itu, anak-anak motor adalah sekumpulan remaja nakal dan berbahaya. Kegiatan sehari-hari mereka seperti berbalap liar, tawuran, taruhan, mabuk, dan semacamnya sangat tidak bisa ditoleransi olehnya.

Beomgyu mengiyakan larangan Yeona untuk keluar dari anggota geng. Namun ternyata, lelaki itu tidak benar-benar menuruti keinginan gadisnya. Ia masih menjadi anggota geng motor itu tanpa sepengetahuan Yeona. Sudah 8 bulan dan sejauh ini hal tersebut belum diketahui Yeona hingga ketika Beomgyu mengikuti tawuran dengan geng sebelah, Yeona tidak sengaja melihat kejadian tersebut dan terbongkarlah apa yang disembunyikan Beomgyu selama ini.

"But what are you doing out here at 1pm?" Beomgyu nampak khawatir pada Yeona yang keluar rumah ditengah malam seperti ini.

"None of your bussines" namun Yeona justru malah menjawabnya dengan ketus. "Now, please.. jangan muncul dihadapanku lagi, Beomgyu. Cukup sampai disini. Dan tolong terima keputusanku ini"



●•°•●•°•●•°•●•°•●•°•●•°•●•°•●
When: The REVENGE Begins




Bae Yeona, gadis cantik dengan rambut panjang yang diurai itu kini sedang berjalan sendirian di sisi jalan yang sepi di bawah gelapnya langit malam. Langkahannya terlihat gontay seperti tak ada kekuatan. Kakinya terasa begitu lemas. Pandangan matanya kosong menatap ke depan. Dadanya terasa sesak mengingat apa yang baru saja terjadi pada hubungannya dengan sang pacar. Gadis itu mencintai kekasihnya. Tapi sayangnya, hubungan yang berlangsung selama satu tahun akhirnya usai juga.

Suara petir dari langit mengibaratkan hancurnya hati gadis itu. Satu persatu tetesan air hujan turun mengguyur tubuhnya hingga basah kuyup. Bukannya segera pergi untuk mencari tempat berteduh, Yeona malah terdiam ditengah jalan sambil melamun, tak peduli bila tubuhnya harus kebasahan.

Merasa sudah tak sanggup lagi untuk melangkah, tubuhnya pun ambruk. Ia terduduk di bawah derasnya hujan. Air matanya yang keluar menyatu dengan tetesan air hujan yang menimpa wajahnya. Isakan demi isakan mulai terdengar diantara berisiknya suara hujan.

Tiba tiba saja ia merasa tetesan air hujan sudah tidak membasahi tubuhnya lagi seolah olah ada yang melindunginya dari hujan. Kepalanya terangkat dan melihat seorang lelaki tinggi sedang berdiri tepat dihadapannya sambil memayungi tubuh mereka berdua dengan payung yang dibawanya. Sontak Yeona langsung berdiri sambil mengusap air matanya, mencoba bersikap biasa saja di depan lelaki itu seolah tidak terjadi apa-apa.

Lelaki itu menatap datar pada Yeona yang sesekali masih terisak.

"Ambilah.." Ucapnya mengasungkan payung itu pada Yeona.

Tanpa banyak bertanya, Yeona langsung menerimanya dengan canggung.

"T-thanks.."

Mereka terdiam untuk beberapa saat. Lelaki itu bukannya pergi, ia masih terdiam dihadapan Yeona untuk menatap gadis itu lebih lama lagi seolah olah sedang mencari tahu apa yang telah terjadi padanya. Sementara Yeona yang menyadari dirinya ditatap seperti itu hanya terdiam gugup dan kepalanya tertunduk, tak tahu harus berbuat apa.

Hingga tiba-tiba saja angin menghembus kencang dan menerbangkan payung yang digenggam Yeona sehingga mereka berdua kembali kehujanan. Lelaki itu berdecak sebal dan buru buru melepaskan jaketnya untuk dijadikan pelindung kepala mereka dari hujan.

"Kemari.."

Dia berlari kecil menuntun Yeona ke suatu tempat untuk berteduh tepat di depan cafe yang sudah tutup. Lantas lelaki itu mengusap pakaiannya yang sedikit kebasahan. Lain halnya dengan Yeona yang sudah benar benar basah kuyup.

Yeona yang melihatnya jadi merasa tidak enak karena keteledorannya, payung itu terbang dan membuat mereka kehujanan.

"Aku.. minta maaf telah menerbangkan payungmu" Dia menunduk karena malu, mengapa dirinya bisa sebodoh ini. Ini sangat memalukan.

Lelaki itu tampak membuang muka. Dia menghelah nafas berat dan kembali menatap Yeona dengan tatapan dingin. Tapi kemudian, lelaki itu mengasungkan jaketnya padanya.

"Terimalah. Setidaknya ini bisa sedikit menghangatkan tubuhmu"

Gadis itu tidak menyangka bahwa dia juga akan memberikan jaketnya untuk dirinya. Dia terdiam kebingungan, apa dia harus menerimanya atau tidak? Mengapa lelaki itu begitu peduli padanya?

Namun sepertinya Yeona haru menerima pemberiannya, ia mengerti mungkin lelaki asing itu mengkhawatirkannya. Dengan ragu dia meraih jaket itu dari tangan pemiliknya.

"Jangan sampai kau terbangkan lagi"

Lelaki itu tersenyum tipis dan kemudian dia langsung melangkah pergi, berlari menerjang derasnya hujan hingga wujudnya hilang dari pandangan Yeona. Entah apa yang ada dipikirkan oleh gadis itu sehingga membuatnya tersenyum kecil. Dia pun beralih memerhatikan jaket milik lelaki itu hingga dia menemukan suatu nama dibagian dada kiri jaket tersebut.

"Lee Heeseung"

●●●●●

Halo, sebenernya lapak ini dulunya cerita pertama aku yang tokohnya Na Jaemin. Cuman aku ganti cerita karena menurut aku ceritanya ga seru. Jadi jangan heran kalo isi komentar sama alur ceritanya beda.

Anyw thanks buat yang udah baca, jangan lupa vote buat dukung cerita aku ya..

When: The REVENGE BeginsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang