Chapter 6

48 2 0
                                    

Saat berjalan di koridor, Samuel melangkah menuju parkiran. Kelasnya memang selalu melewati kelas Aletta. Matanya tak sengaja menangkap gadis yang sedang tertidur di kelas sendirian.

Apa gadis itu sedang di kerjai? Ntah dorongan dari mana? Samuel memilih untuk mendekati gadis itu, ia sejenak melirik tas gadis itu. Ternyata dia Aletta.

"Gak pulang?" tanya Samuel.

Aletta mendongak dan menyadari kehadirannya.

"pulang kok," ucap Aletta lalu bergegas meninggalkan Samuel sendirian.

Samuel menautkan alisnya, heran dengan tingkah gadis yang satu ini. Kali ini ia akan menyusul Aletta dengan sedikit memberi jarak.

Ia melihat Aletta sedang berbicara dengan seorang pria yang tidak lain adalah ketua osis SMA Darma. Matanya menyipit, ia penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.

Samuel tertegun ketika melihat Aletta tertawa bersama Vito. Ya, ketos itu bernama Vito. Ia adalah seorang ketus Osis sekaligus anak dari donatur sekolah Darma.

Samuel merasa dunia berhenti berputar, rasanya hatinya nenghangat melihat tawa gadis itu. Namun, kembali pada kenyataan. Gadis itu tertawa bersama orang lain, dan itu membuatnya mendengus kesal.

Ia segera menghampiri gadis itu, "pulang bareng gue," ucap Samuel sambil menarik tangan Aletta.

Aletta yang sedang mengobrol dengan Vito pun kaget akibat tarikan dari Samuel. Ada apa dengan pria ini?

"Apaan si? Kok lo maksa!?" teriak Aletta sambil melepaskan tangannya dari genggaman Samuel.

"Gue anterin lo pulang, ayo." ucap Samuel

"Tumben, ada apa?" tanya Aletta bingung.

Samuel nampak memikirkan sesuatu, benar. Ada apa dengan dirinya? Kenapa ia jadi seperti ini? Masa bodoh, yang penting sekarang ia harus mengantar gadis ini pulang.

"Ayo," ajak Samuel lagi

"Gue bawa mobil, Sam. Lo kalo mau pulang ngajak Vanya aja," ucap Aletta lalu pergi meninggalkan Samuel.

Samuel terdiam, apa Aletta cemburu padanya? Sedikit ia mengangkat bibirnya. Samuel tersenyum dan sedikit merasa geli.

***

"Aletta pulang." suara itu menggema di semua ruangan.

Alvino langsung menatapnya tajam, "Ini bukan hutan, Al. Gak usah teriak teriak, lagian disini gak ada yang budek kalo lo gak tau."

Aletta hanya membalas dengan cengiran kudanya, lalu ia beralih menaiki tangga dan menuju ke kamarnya.

Ia duduk di kasur Queensize nya dan mengambil ponselnya, ia membuka salah satu aplikasi chatnya. Dan lihat saja? Tidak Ada notif yang tertera di layar hp nya itu. Benar benar menyedihkan.

"Hfffttt..."

Aletta merebahkan tubuhnya pada kasur, ia tidak ingin melaksanakan ritual mandinya untuk sekarang. Ia sedang malas untuk melakukan apapun.

"Al, mandi dong. Malah tiduran." ucap Alvino yang tiba tiba memunculkan kepalanya di pintu membuat Aletta langsung duduk karena kaget

"Apaan si bang, nanti aja. Udah sana keluar." usir Aletta

"Kenapa si? Buruan mandi, terus makan" ucapnya

"Hem." ucap Aletta. Namun, bukannya pergi ke kamar mandi. Aletta justru kembali merebahkan tubuhnya di ranjang.

"Ye malah tiduran," ucap Alvino kemudian masuk ke dalam kamar adiknya. Ia menarik tangan Aletta agar bangun dari tidurnya.

"Iyaiya ini Al mandi." geram Aletta, ia berjalan mengambil handuk sambil menghentak hentakan kakinya di lantai menuju kamar mandi.

Tentu saja itu membuat Alvino gemas melihatnya.

Saat hendak keluar, getaran ponsel Aletta menarik perhatian Alvino. Ia segera mendekati ponsel adiknya dan mulai membukanya.

Aletta memang tidak pernah mengunci ponselnya, baginya itu hanya merepotkan saja.

+62821xxx

Ini, Samuel.

Alvino menautkan kedua alisnya, ia tersenyum jahil. Adiknya ternyata sudah besar. Ia tidak sengaja mengingat kejadian kemarin di cafe. Lalu ia terkekeh.

Flashback on

"siapanya Aletta?" tanya Samuel

"Gue? Calon pacarnya." ucap Alvino yang langsung mendapat pelototan dari sang adik.

"Oh, sorry. Gue ganggu ya? Kalo gitu gue duluan" ucapan Samuel membuat Aletta langsung membeo.

Aletta langsung menahan tangan Samuel dan mempersilahkannya untuk duduk kembali.

"Jangan percaya, dia abang gue." ucap Aletta.

Ntahlah, Aletta sedikit senang karena Samuel banyak bicara tadi. Biasanya, Samuel akan berbicara seperlunya saja. Tapi barusan? Ia bahkan mengeluarkan lebih dari 3 kata dan itu membuat Aletta senang. Namun dengan pintar, ia segera menetralkan ekspresi wajahnya menjadi biasa saja.

Samuel bingung, siapa yang harus ia percayai?

"Hahaha, ia gue abangnya Aletta." jelas Alvino.

Samuel hanya mengangguk faham dan sedikit tersenyum.

Flashback off

"Bang, kenapa lo?" tanya Aletta saat sudah selesai mandi.

"Apaan si, udah lah gue mau keluar." ucapnya lalu melenggang pergi.

Aletta memegang ponselnya, terlihat pesan dari seseorang yang mungkin sudah dibaca Alvino.

Ia tersenyum, kenapa baru sekarang Samuel mengirimnya pesan? Kenapa tidak dari kamarin?

Tangannya mulai lihai membalas pesan dari Samuel. Lalu ia mematikan ponselnya untuk ia charger dan keluar menuruni anak tangga menuju ke meja makan.

Disana, ia melihat keluarganya sudah duduk menunggunya. Ia langsung duduk di samping sang abang.

Alvino tersenyum jahil, "Tu cowo kayanya tertarik sama lo," bisiknya

Aletta langsung membuahi dengan tatapan tajam, "jangan ngawur"

♡♡♡

"Lis, kantin yuk," ucap Aletta setelah bel sudah berbunyi.

"Anter gue ke toilet dulu ya. Kebelet nih gue." ucap Lisa dan dibalas anggukan oleh Aletta.

Saat di koridor, Aletta tidak sengaja menangkap sosok Samuel yang sedang berjalan bersama dengan seorang gadis. Dan pada detik itu juga, mood Aletta kembali buruk.

Gadis itu selalu menempel pada Samuel, dari dulu. Aletta bisa melihat raut wajah Samuel yang risih, namun mengapa ia hanya diam saja?

Selama ini yang membuatnya tidak maju untuk mendapatkan Samuel adalah gadis itu. Dan baru saja beberapa hari ia mulai dekat dengan Samuel, ya setidaknya pria itu mau berbicara dengannya. Namun sekarang? Gadis itu kembali lagi dan terus saja ada di samping Samuel.

"Al, kenapa bengong? Ayok ke kantin," ucap Lisa saat keluar dari kamar mandi.

Melihat tidak ada respon dari Aletta, Lisa mengedarkan pandangannya pada arah mata Aletta. Benar saja, Vanya sedang berlendot pada tangan Samuel.

Lisa melihat ini hanya menggeleng kepala, "Masih ngelak kalo lo gak suka sama Samuel?"

Kalimat itu membuat lamunannya buyar, Aletta segera menetralkan ekspresinya dan menarik tangan Lisa menuju ke kantin.

"Lo susah banget sih, Al. Buat ngungkapin perasaan lo ke gue? Seenggaknya lo cerita sama gue," sewot Lisa.

"Iyaa!" jawab Aletta

"Iya apa?"

"Iya gue suka,"

"Sama siapa?"

Pertanyaan Lisa membuat Aletta mendengus kesal.

"Iya gue suka sama Samuel, puas lo?" Ujar Aletta

"Gimana?" suara itu bukan dari Lisa, bukan. Lalu siapa?

SAMUEL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang