Waktu silih berganti. Nggak terasa sekarang gue udah naik ke kelas sebelas. Ya ampun bentar lagi kelas dua belas trus lulus trus kuliah. Ah semakin tua.
Seiring bergantinya waktu dan bertambahnya usia, gue masih aja gak ngerti kenapa si Ethan betah mengombang-ambingkan hubungan kita. HAHA NO. Gue becanda. Yang gue maksud adalah kenapa si Ethan masih betah aja dengan kebiasaannya yang kayak hantu. Cuman sekarang ada kemajuan. Yeay.
"Al, pinjem pensil dong." Berawal dari dia yang kembali meminjam alat tulis gue, Ethan mulai mau ngobrol langsung dengan gue di kelas.
Sayangnya, sekarang gue nggak bisa merasakan getaran yang dulu pernah gue rasakan waktu Ethan deket sama gue. Gue takut untuk menyimpulkan. Tapi gue juga nggak bisa memungkiri kalau rasa itu perlahan tapi pasti mulai pudar. Emang sih gue bukan tipe cewek yang sabar menunggu mengingat sebelumnya gue terkenal sering gonta-ganti cowok. Ditambah lagi gue ini mudah bosen. Sikap Ethan yang gabisa tegas dengan perasaannya bikin gue jenuh untuk menunggu.
Kata anak-anak Ethan juga suka sama gue. Terkadang gue yakin kalau Ethan juga ngerasain hal yang sama ke gue.
Memang Ethan baik ke gue. Cukup perhatian juga. Tapi gue gabisa mencari dimana perhatian 'istimewa' yang dia berikan hanya buat gue. Selama ini, gue kira dia yang hampir setiap hari tanya mapel buat hari esok cuman ke gue. Nyatanya dia sering tanya ke anak cewek lain di kelas. Waktu bercanda dikelas juga. Gue kira si Ethan bakal se close itu cuman sama gue.
Tapi ternyata dia juga memperlakukan hal yang sama dengan temen-temen cewek gue lainnya. Jadi yang salah itu si Ethan karena terlalu bego atau gue yang terlalu ke geer an? Kalaupun Ethan beneran suka sama gue tapi sikapnya yang selalu tanpa inisiatif dan gamau buat maju itu, mau dibawa kemana coba hubungan kita ini?
Pada akhirnya gue gabisa mengelak. Debaran yang dulu gue rasakan buat Ethan sekarang udah nggak pernah terjadi lagi. Gue memang suka excited kalau Ethan bbm gue. Hanya saja, itu cuman sebatas 'senang' tanpa menimbulkan getaran-getaran di hati. Hati gue kembali merasa hampa seperti sedia kala. Tidak tersentuh.
Waktu gue cerita ke Alma soal ini, si Alma juga hanya diam aja tanpa memberi gue solusi atau membantu gue memahami perasaan labil ini. Membuat gue lebih pusing dan bertanya-tanya. Gue juga bahkan selalu sibuk mencoba menimbulkan debaran di hati gue waktu sama Ethan. Gue tau ini terlalu memaksakan diri. Sampe akhirnya gue memilih membiarkan hati gue begini dulu. Kali aja hati gue lagi error makanya berhenti suka si Ethan untuk sementara. Wkwk.
Disaat yang sama, tanpa gue sadari mulai ada seseorang yang mencoba menyusupkan dirinya mengisi hati hampa gue ini. Seseorang yang bahkan nggak nggak pernah terfikir kemungkinan akan keberadaannya untuk berada di hidup gue. Seseorang yang selama ini cuman ada di angan-angan. Sedikit demi sedikit, mampu mengalihkan dunia gue. Memberikan jiwa baru di hati gue. Dan goresan-goresan di setiap sisi dengan lebih dalam.
YAYAYA KALIMAT DI CHAPTER INI MENURUTKU ANEH BANGET. MAAF KALAU NARASI AJA SOALNYA INI SEPERTI CURAHAN HATI ALEXANDRA (?) MAAF JUGA KALAU PENGGUNAAN BAHASA DAN JALANNYA SULIT DIPAHAMI XD
1-1-15
Cerita lainnya :
- Dark Side
- Please Stay with Me
- My Fear (Sequel Please Stay with Me)
- BACKSTREET
- Sweet Seventeen
[!!!] Coming Soon : Celosea Argentea
KAMU SEDANG MEMBACA
BACKSTREET
Teen Fiction[Discontinued] Cerita ini ditulis beberapa tahun lalu saat penulis masih di bangku SMP. Tidak direkomendasikan bagi pembaca yang haus kesempurnaan.