Melodi Sumbang Putri Duyung Yang Merana

182 52 45
                                    

Pada suatu hari, hiduplah seorang putri duyung yang sangat disayang warga laut. Dia berparas jelita, ekor biru dengan kilau laksana berlian, rambut pirang sepunggung yang menambah pesonanya. Jika dia manusia, kelak dia akan dicintai.

Selain kecantikan di luar, hati Putri Duyung juga tidak jauh kalah cantik. Hampir setiap hari dia melakukan perbuatan baik seperti menolong nelayan yang tercebur ke laut karena badai. Anak-anak di pantai yang terseret arus ombak. Memilih ikan-ikan yang tepat untuk ditangkap para pemancing.

Dialah Sang Penjaga Laut Misterius. Penduduk mengatakan laut mempunyai penghuni aneh yang muncul kapan ada bahaya. Mereka hanya tidak tahu bahwa sesuatu itu adalah Putri Duyung nan bertugas menjaga ekosistem laut. Tentu saja dia tidak menampakkan wujudnya pada manusia. Putri Duyung bersembunyi dari bangsa manusia sesuai hukum yang berlaku. Menyatu dengan lautan.

Ya. Semuanya berjalan lancar sampai sekarang. Putri Duyung di balik bebatuan karang selalu menonton keceriaan manusia saat bermain-main di lidah ombak. Dia mempunyai hobi melihat senyuman manusia, terutama anak-anak. Hatinya ikut senang demi melihat senyuman mereka.

Akan tetapi, lama-kelamaan pengunjung pantai makin berkurang tiap minggu. Mereka memberi garis kuning di pinggir pantai, bilang tidak ada yang boleh melewati karena lautan sedang tidak memadai.

Tidak memadai apanya? Putri Duyung tidak mengerti peringatan dari petugas-petugas pantai. Secara, laut tidak sedang mengalami pasang-surut. Angin dari belahan Barat juga stabil. Apalagi ombak yang amat tenang dan tidak kencang.

Kejadian itu tidak hanya berlangsung sehari, tetapi seminggu. Satu bulan. Beberapa bulan. Laut ditutup permanen oleh petugas pantai.

Fakta ini membuat Putri Duyung sedih. Dia tidak bisa melihat senyuman manusia-manusia kesukaannya. Dia tidak punya pekerjaan lagi karena tidak ada yang mau menyebrangi lautan. Kapal-kapal nelayan yang terparkir di dermaga ditarik ke daratan. Pantai lengang, kosong, dan hampa. Seperti sebuah pulau tanpa hutan.

Kenapa? Kenapa mereka melarang manusia-manusia kegemaran Putri Duyung bermain di laut? Padahal, kan, tidak ada yang salah dengan laut. Kenapa mereka mengambil kebahagiaan Putri Duyung? Hanya itu satu-satunya yang bisa dia lihat di atas lautan luas tak berujung. Kenapa mereka harus merebutnya?

Apa kau tahu rasanya hidup di dasar lautan gelap, dingin, dan sepi? Apa kau tahu rasanya kesunyian di bawah laut? Apa kau tahu rasanya tinggal sendirian di laut yang sangat luas tak terhitung?

"Kau tidak sendiri. Jika kau kesepian, bermainlah dengan kami." Gerombolan ikan tuna dan kuda laut kecil mengerubungi Putri Duyung yang sedih di dalam goa. "Karena semua warga laut adalah keluarga."

Benar juga. Putri Duyung hampir lupa karena terlalu fokus pada manusia. Dia lupa bahwa dia tidak sendirian di lautan luas yang gelap. Masih ada hewan-hewan laut, temannya yang menemani. Ditilik dari wajah mereka yang murung, mereka pasti mengkhawatirkan Putri Duyung.

Benar, benar. Putri Duyung tidak sendirian. Dia tidak perlu bersedih tak berkesudahan. Pilihan manusia untuk meninggalkan lautan. Karena mereka makhluk darat, bukan makhluk air. Hidup mereka di tanah, bukan di air.

Sebuah senyuman tulus terukir di bibir mungil Putri Duyung. "Terima kasih sudah menghiburku, teman-teman. Sekarang aku baik-baik saja. Terima kasih sudah mendukungku."

Putri Duyung menjalani hidup baru yang lebih seru. Dia mulai jarang menampakkan diri ke daratan karena dia tahu tidak ada lagi yang bermain di pantai. Jadilah dia mulai bermain bersama teman-teman yang 'semestinya'.

Lomba berenang, mencari kerang di tepi laut, atau menangkap ikan tenggiri yang sangat cepat. Dan banyak hal menyenangkan lainnya. Putri duyung benar-benar menikmatinya.

Cermin Ajaib [KUMCER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang