Fiesta Berdarah

195 70 61
                                    

Aku menatap undangan pesta ulang tahun yang diberikan Sarah, sekretaris kelasku.

"Rival harus ikut ya! Tidak menerima penolakan."

"Tapi di hari ini aku ada acara-"

Belum genap kalimatku terucapkan, Sarah sudah melengos pergi. Sepertinya dia sengaja supaya tidak mendengarkan penolakanku. Dan aku benar-benar lupa besok adalah ulang tahun Sarah. Kebanyakan makan apa sih aku sampai lupa ultah teman sendiri.

Aku mendesah panjang, menatap lekat-lekat surat undangan itu. Kenapa pula Sarah mengundangku? Kan dia terkenal seantero sekolah. Kaum Adam menargetkan Sarah sebagai bidadari sekolah. Dia bisa mengundang anak-anak lain.

Tapi, karena dia sudah terlanjut mengundang, tidak enak jika aku tidak datang.

Jadi walau berat, aku harus datang. Setidaknya menampakkan batang hidung saja sudah cukup, lalu pulang secepat mungkin. Apalagi Sarah itu anak kaya. Nanti dia malu lagi punya teman simpel macam aku.

Aku menyandeng tas, melangkah ke pintu.

Baru saja tanganku memegang kotak sepatu, aku teringat sesuatu yang harus dibawa oleh seseorang setiap pergi ke pesta ulang tahun.

Sebuah kado!

"Aish!" decakku mengacak-acak rambut. Tidak pernah kupikirkan aku harus memberi kado seperti apa untuk Sarah. Dia, kan, punya semuanya. Baju, sepatu, jam tangan mahal, parfum dan sebagainya yang disukai anak gadis.

Aku harus menghadiahkannya apa? Buku dongeng? Gila lu, Val, jangan malu-maluin dong. Sarah pasti mengundang banyak temannya di rumah istananya. Dan aku memberinya kado dongeng anak-anak? Apa kata mereka nanti?

Sambil memasang sepatu, aku memeriksa 'hal-hal yang digemari anak perempuan' di internet. Untuk hal ribet seperti ini tanyakan saja pada Mbak Google! Niscaya dia akan memberi solusi jitu.

Tidak ada satupun yang menarik!!! Sudah bisa kutebak, semuanya dimiliki Sarah! Aku menghela napas jengah.

Sekarang aku harus bagaimana? Masa datang tanpa buah tangan? Bawa diri aja gitu? Aku kan jadi gak enak sama pemilik rumah, sama yang ulang tahun! Terus aku diledek teman-teman Sarah. Dan bagaimana kalau Sarah bukan hanya mengundang teman masa SD dan SMP-nya saja? Bagaimana jika Sarah juga mengundang satu dua murid di kelasku dan sekolah ini?

Omg! Itu akan double-triple memalukan! Membayangkan tatapan mereka saja sudah membuatku merinding bukan main. Hiyy!! Pokoknya aku harus membelikan Sarah sesuatu!

Sepulang sekolah, aku memutar langkah menuju toko khusus anting-anting wanita.

Tapi, kan, seingatku Sarah sudah memakai anting. Dan itu pasti mahal! Aku tidak perlu membelikannya lagi.

Aku masuk ke toko peralatan kuku.

Tunggu. Kan Sarah cewek baik-baik. Aku tidak ingat dia mewarnai kuku-kukunya. Bukan yang ini! Nanti Sarah malah marah.

Terus aku harus memberinya apa?!!

"Buatkan saja dia sesuatu, Kak. Susah amat," celetuk adikku, Jihan.

Oh, benar! Jika tidak ada yang harus dibeli, buatkan saja dia sesuatu! Sesuatu yang akan membuat Sarah senang. Sesuatu yang akan dikenang selalu oleh Sarah. Sesuatu yang takkan membuat Sarah melupakanku bahwa aku yang memberinya kado itu.

Tunggu. Memangnya aku suka Sarah? Yang nggak lah! Aku hanya menjaga image di depan teman-teman Sarah.

Dan esok malamnya, aku pun datang ke kediaman rumah Sarah menggunakan baju remaja (laki-laki) biasa, yang bisa kalian jumpai di mana-mana. Celana jins hitam dan kemeja kotak-kotak. Modis sekali.

Cermin Ajaib [KUMCER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang