19🕊️

51 14 53
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ini rahasia, jadi kamu diem aja
Dan kalo kamu tau, jangan dibilang siapa-siapa
Takutnya malah membangkitkan luka lama.

***


"Thanks ya"

"Okey"

"Mau mampir dulu?"

"Udah malem La, gue langsung balik aja. Lo juga pasti capek, langsung istirahat ya." Boy mengusap pucuk kepala Bela dengan lembut.

"Iya deh"

"Kaki lo beneran udah sembuh? Gak sakit lagi kan?"

"Enggak kok, kan tukang urutnya mas Boy yang profesional" Bela menaik turunkan alisnya.

Boy melipat kedua tangannya di dada dan mengeluarkan ekspresi sombongnya "Oh ya jelas dong" Bella hanya terkekeh.

"Udah, masuk sana, Diluar dingin." Boy menakup kedua tangan mungil itu dan membungkusnya dengan tangannya dan meniupnya agar bisa menghangatkan setidaknya sebentar.

"Dan, tentang masalah Violeta, besok aja pikirin lagi" sambungnya.

"Iyaaa, bawel. Trus gimana caranya gue masuk ke rumah kalo tangan gue aja ditahan gini."

"Hehehe, iya juga ya. Tapi gue pengen lebih lama ama lo, gimana dong?" Boy mengarahkan tangan Bela untuk membingkai wajahnya.

"Gue baru tau kalo lo bisa semanja ini." Ucap Bella.

"Gue juga baru tau kalo gue pengen dimanja gini." Diciumnya tangan mungil yang menyentuh lembut kedua pipinya.

"Apaan dah ga-"

"HEM..... TEROS AJA TEROS..... DIGREBEG TETANGGA BARU TAU RASA!" teriak seseorang di dekat pintu membuat Boy dan Bella sontak kaget.

"Ganggu anak orang lagi seneng-seneng aje!" Gumam Boy.

"SYIRIQ AJE LO UPIL KAMBING!" teriak Bella tak mau kalah.

"KURANG DAKJAL LO! GUE LAPORIN MAMAH YA?!" Ancam lelaki bertubuh jangkung itu membuat Bella mendelik.

"BANG DONII!! DASAR TUKANG NGADU!" Teriaknya saat melihat abangnya menggenggam ponsel dan mengarahkannya ke telinganya.

𝕸𝖚𝖑𝖙𝖎𝖕𝖑𝖊 𝕻𝖊𝖗𝖘𝖔𝖓𝕬𝖑𝖎𝖙𝖞 𝕲𝖎𝖗𝕷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang