Menaiki motor besarnya, wah bayangkan saja kalian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Memasuki area kampus, yang sudah ramai oleh mahasiswa berlarian menuju kelas.
"Makasih ya kak" kataku sambil turun dari motornya dan melepas helm
Dan bergegas berlari meninggalkan kak jeff diparkiran, dasar gak tau diri.
"Heh" mendengar suara teriakan dari belakang dan aku tidak menoleh, aku pikir itu kak jeff.
Sudah menjadi rutinitas kalo dosen hari ini sudah menunggu padahal kelas masih belum dimulai.
Sebagai warga asing, aku kesusahan punya teman disini. Aku sedang mencoba beradaptasi selama setahun ini, walaupun susah karena pergaulan disini sangat berbeda.
Cewek- cewek disini sering mengajakku di sebuah club malam, namu aku selalu menolak.
Pikiranku buyar ketika seseorang mahasiswa masuk dan duduk disebelahku.
Kelas berakhir pukul, aku segera keluar menuju kantin aku melupakan sarapan tadi pagi.
"Heh, aku panggik tadi gak nengok" kata seseorang didepan mejaku.
Aku menoleh, dan selanjutnya aku berniat pergi dari sini.
"Stop yoora" kata seseorang yang mengikutiku dibelakang.
Segera bergegas, aku harus kemana sebentar lagi ada kelas selanjutnya. Aku harus pergi kemana.
"Yoora, please" seseorang itu berhasil menghentikan langkahku.
Dia menarikku, aku mencoba memberontak tapi tangannya cukup kuat. Seseorang itu membawaku disebuah taman kampus yang cukup sepi.
"Yoora, aku kuliah disini nyusul kamu" katanya.
"Aku ada dibandara waktu kamu pergi disini, aku liat kak doy, mama, papa yang pelukan ngelepas kamu" lagi.
"Harusnya aku juga anter kamu ya waktu itu" suaranya mulai lirih.
"Seneng banget raa, akhirnya aku bisa ketemu kamu lagi disituasi yang berbeda" nadanya mulai seperti menangis.
"Kalo aja kita masih baik-baik aja, pasti kamu bakalan jawab pernyataan aku dari tadi ya raa" katanya.
Aku mengabaikannya, jangan nangis.
"Mama papa ku akhirnya nyerah ngurusin aku raa, mereka berpisah tahun lalu" katanya yang sudah menangis.
"Tapi gapapa ternyata tinggal dinegeri orang menyenangkan juga, tapi si jahat ini gak tau diri. Masih pengen ngejar sesuatu yang harusnya udah gak pantas lagi"
Saat itu dia menangis dihadapanku, tapi perempuan bisa apa. Pikirannya menolak, tapi hatinya kasihan.
Tanganku menepuk pundak orang itu, tidak berpikir reaksi apa selanjutnya? Dampak apa yang bakalan aku alami? Penderitaan lagi?
Tangisannya makin kencang, dan entah kenapa aku mataku mulai berat.
Daniel,,
Heloo ada orang ?
Lama banget si gak update, kayaknya kalian gak nunggu lagi :(
