satu

904 107 35
                                    

Besok Janne akan berangkat ke Korea lagi setelah libur akhir tahun nya di Indonesia.

Tapi sebelum ia berangkat besok, Janne ingin menghabiskan waktu dulu dengan sang kakak tercinta, Fricilia Jennie.

Karena pasti ia akan sangat sibuk saat sudah sampai di Korea nanti.

"Kak, ayo dong. Cepet ganti baju nya. Lama banget sih" Ucap Janne pada kakaknya yang masih saja mengoleskan blush on di pipinya yang cubby itu.

"Sebentar Janne, ini bentar lagi kelar kok. Udah tinggal pake lip tint nih" Kata Jennie sambil mengoleskan lip tint di bibirnya.

Sedangkan Janne hanya bisa menunggu di ambang pintu kamar kakaknya dengan wajah yang ditekuk dan tangan yang terlipat di depan dada.

Ia bingung pada wanita-wanita yang selalu saja menghabiskan waktu lama hanya untuk merias diri.

Bagi Janne, tanpa ada riasan pun wanita itu cantik kok.

"Biar apa sih kak makeup lama banget?"

"Biar cantik. Emang kaya kamu cuci muka doang"

"Aku cuci muka doang juga udah cantik"

"Tapi ga ada yang tertarik. Udah cus berangkat!" Sorak Jennie lalu mengambil tas dan menggandeng sang adik.

"Dari tadi kek!" Kata Janne yang masih kesal dengan kakaknya itu. Bagaimana tidak kesal? Sudah satu jam Jennie duduk di depan meja riasnya.

Janne yang sudah lebih dulu siap harus menunggu Jennie yang lama.

Mendengar perkataan sang adik, Jennie tertawa serta mencubit pipi adiknya itu.

Sekarang gantian Jennie yang bingung pada adiknya itu. Janne sudah berusia delapan belas tahun, tapi masih tidak tau fungsi make up? Anak sd aja sudah kenal make up.

Ya, begitulah Janne, ia memang wanita yang cuek dan tak perduli sama penampilannya. Ia terlalu fokus pada les bahasa Koreanya.

Waktu itu Jennie pernah mengajak Janne untuk les make up, tapi hanya dijawab oleh Janne, "Tidak penting".

Jennie jadi gemas sendiri dengan adiknya itu.

Akhirnya adik kakak itu pun sampai di salah satu mall besar yang berada di Yogyakarta.

Mereka benar-benar menghabiskan waktu berdua.

Mulai dari menonton bioskop, makan, bermain TimeZone, belanja baju, sampai makan es krim.

"Gimana kuliah kamu, dek?"

"Lancar sih kak. Orang-orang disana baik-baik. Banyak yang mau temenan sama aku, mungkin karena aku dari Indonesia"

"Bagus deh kalo gitu. Udah nemu cowo belum disana?"

"Nemu mah banyak, tiap jalan juga ada"

"Maksud kakak tuh, udah ada yang nyangkut sama kamu belum?"

"Belum"

"Pasti mereka ga mau ya sama kamu?" Ledek Jennie sebelum memasukkan sesendok es krim ke dalam mulutnya.

"Enak aja! Banyak tau yang ganteng-ganteng deketin aku"

"Terus, kenapa ga ada yang nyangkut?"

"Ganteng sih, tapi ga seganteng oppa-oppa aku"

"Yeu! Dasar bocil!"

"Aku udah gede! Oh iya kak, Janne nanti mau kerja ah disana"

"Emang kenapa?"

"Kehidupan disana mahal kak, ga kaya di Indonesia. Coba bayangin, disana udang bakar enam biji aja tujuh puluh ribu, kalo di sini tujuh pukuh ribu kita udah mabok bakso. Lagi pula Janne ga mau nambah beban Mama sama Papa. Janne mau menghasilkan uang sendiri kaya kak Jennie. Emang kak Jennie doang yang bisa?"

"Bagus, Itu baru adik nya Jennie! Kamu jadi bisa mandiri"

"Tapi Janne takut ga bisa dapet kerja"

"Belum dicoba kok udah takut"

Tak terasa langit sudah menggelap, bulan sudah muncul menggantikan matahari yang tenggelam.

Jarum jam juga sudah menunjuk pada pukul delapan malam.

Adik kakak itu memutuskan pulang sebelum Mama mencari mereka.

Belum lagi Janne harus pergi ke bandara besok pagi.

Lagi pula mereka juga sudah puas berada di mall sejak siang tadi.

"Pulang yuk, kak"

"Ayo, bentar kakak pesenin es krim dulu buat Mama sama Papa"



---

Hari ini, pagi-pagi sekali, Janne, Jennie, beserta kedua orang tua nya sudah berada di bandara untuk mengantar Janne yang akan ke Korea.

Setelah berpamitan oleh kedua orang tuanya, kini Janne berpamitan dengan sang kakak.

"Janne pergi, jangan kangen ya, kak"

"Yang ada, kamu kali yang kangen kakak"

Janne pun segera memeluk kakaknya itu.

Jennie benar, Janne pasti akan sangat kangen pada kakaknya itu.

Janne melepaskan pelukannya lebih dulu karena pesawatnya akan tebang sebentar lagi.

"Janne pergi ya Ma, Pa, Kak Jen"

"Iya, hati-hati, sayang!"

"JANGAN LUPA CARI COWO!" Teriak Jennie karena jarak adik sudah sedikit menjauh.

"IYA KAKAK JELEK!"

"ENAK AJA, KAMU TUH YANG JELEK!"

"BYE KAK JEN JELEK!"

"BYE JANNE JELEK!"












Fricilia Jennie

Pemilik butik besar di Yogyakarta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pemilik butik besar di Yogyakarta.

Wanita muda yang cerdas, di usianya yang masih 28 tahun, ia sudah bisa membangun butik nya sendiri.

Ia juga merupakan kakak dari seorang Clarissa Janne.

Bak pinang dibelah dua, keduanya memiliki paras cantik yang sangat mirip.

Orang-orang selalu menyangka mereka merupakan dua anak kembar yang lahir beda lima menit, padahal kenyataannya umur mereka berdua terpaut sepuluh tahun.

























































---

kok jeni ada dua?

udh ah gue gamao ngasi tau, biar kelen menebak-nebak sendiri.

selamat berimajinasi!!

Bos Gila [JenKai]Where stories live. Discover now