❝Meskipun mereka tidak menganggapmu ada, bagiku kamu selalu nyata.❞
-
Tidak ada yang spesial dari seorang
Argian Gemantara. Hanya seorang remaja SMA pengantar bunga yang hidupnya menyedihkan. Orang-orang bilang, dia adalah aib karena terlahir sebag...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jika tidak pernah diinginkan, lalu untuk apa dilahirkan?
🍂
Argi pulang ke rumah setelah mengantarkan pesanan baru. Beberapa pelanggan sempat marah dengannya, namun mereka masih membayar sesuai harga seharusnya.
Bibinya sudah pulang lebih dulu di rumah. Bibinya pasti sedang menunggunya sekarang.
Benar saja, Sonia sudah duduk menunggu di sofa. Menatap nyalang Argi yang baru saja datang. Bibinya pasti marah sekali.
Argi menundukkan kepalanya. "Maaf, bi. Tadi sedikit ada kecelakaan di jalan."
Sonia menoyor kepala Argi kasar. "Ngeles lagi kamu!" Argi tidak merespon apapun, Argi tidak punya hak di rumah ini untuk melawan bibinya.
"Maaf," gumam Argi mengakui kesalahannya.
"Maaf, maaf! Kamu udah bikin saya rugi tau nggak! Udahlah bikin pelanggan nunggu, pesanan yang sebelumnya kamu rusakin, kan saya rugi!" hardik Sonia terus menoyor kasar kepala Argi.
"Nggak tau diuntung ya kamu! Udah diizinin tinggal gratis, cuma disuruh kerja aja malah nggak becus! Anak haram nggak guna."
Sonia terus menoyornya kasar dan menghinanya. Argi hanya bisa menahan dirinya untuk tetap sabar. Ini memang kesalahannya jadi Argi tidak masalah mendapatkan hukuman dari Sonia.
Sonia mengambil sapu, mulai memukulinya. Argi hanya mengangkat tangan melindungi kepalanya. Tubuhnya dipukuli Sonia habis-habisan. Punggungnya, tangannya, kakinya, semuanya. Argi hanya bisa meringis menahan sakit. Lagi dan lagi, ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Argi bukannya lemah dan tidak bisa melawan apalagi memberontak. Argi hanya masih menghormati Sonia sebagai bibinya, yang juga sudah memberinya tempat tinggal. Argi tidak ingin melakukan apapun yang malah membuatnya diusir. Argi tau ia bodoh, tapi kembali lagi, Argi tidak bisa berbuat apa-apa.
Argi hanya harus menahan rasa sakitnya sebentar, nanti pasti akan hilang sendiri. Lagipula, Argi sudah terbiasa diperlakukan seperti ini.
Batinnya sudah terbiasa terluka. Jadi fisiknya yang terluka bukan apa-apa.
"Kalau kamu buat kesalahan lagi, saya pastikan kamu dapat hukuman lebih dari ini." Sonia melempar kasar sapu mengenai tubuhnya. Lalu kemudian pergi.
Argi meringis. Badannya terasa sakit semua. Tangannya tadi pagi lecet karena jatuh ke selokan. Pergelangan kakinya sebenarnya juga agak sakit karena kecelakaan bersama Savara tadi. Belum lagi tulang-tulangnya yang kini terasa ngilu karena pukulan kasar Sonia dengan sapu.