Chapter 1

1.4K 145 51
                                    

FANFIC BERDASAR SEJARAH, TIDAK BERMAKSUD MENYINGGUNG SIAPA – SIAPA.

Tahun 1292 M

Tersebutlah, di sebuah dataran yang sungguh luas, jangan lupakan pemandangan nan indahnya, 4 orang Negara (atau apalah itu) yang berdiri berdampingan.

"Hmmm... Indahkan? Ini semua akan menjadi milik kalian suatu hari nanti.." ucap Majapahit. Ayah dari beberapa orang bersaudara. Namun, kali ini Majapahit hanya membawa empat orang anaknya.

"Kami? Inikan punya ayah, kok bisa jadi milik kami?" tanya anak yang pertama. Petrus.

"Iya! Kami aja Cuma nyabut rumput di sini nggak boleh, gimana ini mau jadi milik kami?!" tanya anak yang kedua dengan antusias. PKI.

"Ihhh.. kakak ini aneh ih! Terserah ayah lah mau ngasih kek, kagak. Manusia bisa berubah kan? Ayah yang pelit kini akhirnya sadar, bahwa kita nggak boleh pelit sama anak sendiri.." omel sang anak ketiga. Nusantara.

"Yahh.. kan Cuma nanya.. nggak boleh? Aneh aja gitu loh tiba – tiba ayah jadi ayahanda teladan sedunia." Ucap Petrus sambil memasang muka tidak percaya. Ia pun memilih meninggalkan mereka bertiga dan menghampiri Timor Timur yang sedang bermain sendirian. Kasihan gituloh, entar dikira orang gila.

"Benarkan? Ayah nggak betul ini.. ayah kerasukan apa ih?" ucap PKI sambil mengikuti jejak kakak laknatnya itu.

Majapahit POV

Apa dayaku, aku hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan 2 putraku itu. Antara senang karena mereka bermain sama Timor, atau kezel karena nggak ada sopan – sopannya sama ayah sendiri. Demi sang hyang, mereka memang anak – anak laknat. Tabahkanlah diriku. Dapet sifat kek gitu darimana sih?

Apa jangan – jangan itu karmaku dulu karena sering berdebat sama ayah dulu? Nyesel deh..

Eh, eh.. Tapi kok anakku yang satu ini diem – diem bae ya? Dia.. dia nganggap serius??



































AKHIRNYA.. Anakku yang satu ini masih patuh dan taat kepada orangtua!

Wes, tak tanya aja kalau gitu?

Majapahit POV End

"Nusa"

Mendengar namanya tiba – tiba dipanggil, Nusantara yang daritadi senyum – senyum sendiri langsung menoleh kearah ayahnya.

"Iya? Kenapa Yah?" ucap Nusa yang tiba – tiba menjadi berakhlak.

"Kamu dengarkan yang tadi Ayah bilang?"

Nusa hanya mengangguk.

"Mungkin hanya kamu yang akan mewarisi semua ini.." ucap Majapahit sambil menunjuk ke daerah kekuasaannya.

"Hanya aku? Bukannya kami?" tanya Nusantara kecil sambil kebingungan. Imoetz sih.

"Kau akan mengetahuinya nanti"

"Nggak mau nanti! Maunya sekarang!" ucapnya sambil menarik – narik lengan ayahnya.

Melihat tingkah laku imut Nusa yang (sekarang) menggemaskan Majapahit tidak bisa menahan untuk tidak menggendong anaknya itu.

"Dengar, kamu harus berjanji untuk bisa menjadi Negara yang hebat nanti saat dewasa ya" ucap Majapahit sambil tersenyum dan mengangkat Nusa lebih tinggi lagi.

"Hihi, iya!!! Lebih tinggi yah!!"

Oh astaga, tanpa mereka berdua sadari ternyata ada 3 makhluk menyedihkan yang menatap mereka.

"Kok Timor nggak digituin kak?" tanya Timor Timur dengan polos.

"Hhh.. Tutup mata! Tutup mata! Nanti kamu dilanda rasa cemburu~" ucap Petrus dengan panik dan segera menutup mata Timor. Eh padahal hatinya yang dibakar api cemburu.

"Kakak! Kok ditutup? Kan dunia Timor jadi gelap.."

"Hhh, karena ayah kelamaan sendirian, jadinya sekarang.. dunia serasa milik berdua~" ucap PKI dengan agak bernada gitu.

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

MIMPI.

Mimpi yang berisi memori masa lalu lagi.

"Ayah, apakah sekarang aku sudah cukup membanggakan buatmu?" gumam Indo yang baru bangun tidur.

BRAKK.

"Aye, aye, aye, aye! Malay has slain the door!"

Kalian bisa tebak siapa itu. Siapa lagi kalau bukan saudara terlucknut terumah umah. Malaysia.

"Ndo! Apa beda ajinomoto, royco, sama masako? Mana yang lebih enak?!" teriak Thailand sambil menggoyang – goyangkan badan Indo.

"Apa aja asalkan micin enak, selain enak, sehat dan bergizi." Ucap Indo dengan senyum cerah pepsodent nya.

"Lu kebo kali dah, target kita kelewat njir!" ucap Phil yang tiba – tiba mucul kek setan.

"Lah lo kenapa pada pakai bahasa gua?"

"Dah dah cepetan! Mandi! Terus bantuin masak! Nggak ngerti aku sama bumbu bumbu micin mu ini" ucap Thailand sambil mendorong Indo ke dalam kamar mandi.

"Jan lupa handuk! Jijik gua nengok lu telanjang2 gitu" ucap Malay sambil melempar handuknya kayak mau masukin boal basket aja.

"Lah, aku- kamu- kan kamu nggak pernah ngelihat-"

"Udah diem, mandi, jangan lupa bantuin Thai, nanti kami kelaparan nggak makan – makan!" ucap Phil sambil menarik Thai dan Malay keluar dari kamar mereka.

'Punya saudara gini – gini amet dah'



Hai! Sekarang Ra lagi pindah fandom. Sebentar aja. Lagi nyari hiburan :v

Jadi Ra iseng – iseng bikin fanfic countryhumans. Ini pertama kalinya Ra bikin CH, jadi maaf kalau salah, masih nggak terlalu tahu. Komentar dan saran sangat diterima kalau misalnya Ra ada salah bikin CH nya.

Masih pemula.

Dan ini cuma iseng – iseng aja, karena Ra suka sama pelajaran sejarah, jadi biar makin seru, Ra kepikiran buat bikin fanfic countryhumans aja deh. Ini dari buku IPS Ra sih..

Hanya fanfic dengan sejarah, tidak bermaksud menyinggung siapa – siapa. Namun pastinya, ini nggak murni sejarah, karena sudah terkontaminasi dengan halu author yang ngawor ngidul ini :v

Assalamu'alaikum,

Zebranyasar2008

▀▄▀▄ιη∂σηєѕια'ѕ нιѕтσяу▄▀▄▀ (𝕮𝖔𝖚𝖓𝖙𝖗𝖞𝖍𝖚𝖒𝖆𝖓𝖘)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang