TERUNTUK KAMU 1

2K 109 19
                                    

Kamu yang manis. Kamu yang cantik. Dan kamu paling tersayang.


Dalam surat ini, akan ku ceritakan padamu tentang bagaimana aku selalu mengkhawatirkanmu, tentang bagaimana aku ingin sekali menemukanmu dan tentang banyaknya cerita yang ingin segera ku ceritakan denganmu. Saat ini, aku memang tidak tau siapa namamu. Namun, jika diizinkan, dalam surat ini aku ingin memanggilmu dengan sapaan 'Ay'. Kenapa Ay? Mungkin itu yang terlintas di pikiranmu. Cuma entahlah, hanya panggilan itu yang berada di kepalaku.



1.

Semalaman penuh. Waktuku, ku habiskan untuk berbincang bersama Sugeng Darmaji perihal hubunganku bersama Anisa. Jadi tidak heran, jika pagi ini aku kalah cepat oleh pergerakan sang fajar untuk berlomba menyongsong hari.
Anisa adalah perempuanku saat ini, kamu harus tau Ay. Kelak, aku akan menceritakan apapun yang ingin kamu dengarkan secara langsung tentangnya. Tapi setelah aku selesai bercerita. Kamu berjanji untuk tidak menghilangkan bulan sabit yang terlukis indah pada wajahmu. Gimana?

Kulihat lampu handphoneku menyala. Dari layar tertera nama "Anisa Wulan Hayati"
"Saya menghargai semua yang Anda lakukan pada saya. Terima kasih atas cinta Anda. Kamu pria yang baik, aku tahu kamu kuat dan bisa menjadi lebih baik dari saya. Tapi kita tidak tahu tentang masa depan, sekarang kita harus dengan cara yang berbeda. Terima kasih banyak. Kapten masa laluku. I really fel loved by you. Thank you"

Tidak ada ucapan selamat pagi yang kudapat hari ini. Melainkan salam perpisahan yang begitu melekat. Maaf Ay, aku harus jujur padamu. Bahwa pagi ini, adalah pagi ter-patah dalam hidupku.

Entah apa yang kamu fikirkan sehabis membaca pesan dari Anisa yang sengaja kuselipkan ini. Entah marah karna cemburu, atau ikut tertawa lucu seperti halnya Sugeng Darmaji.

Setelah selesai membaca pesan dari Anisa, aku sempat diam sejenak, meresapi setiap kalimat yang ia kirimkan kepadaku sebelum akhirnya ku balas. Sejujurnya, aku ingin sekali membalas dengan kalimat "tidak mau" namun ku urungkan.

Aku percaya, bahwa setiap hati yang sudah tidak ingin berkolaborasi tidak akan mampu menciptakan nyaman di hati.

Setelah beberapa kali mengetik lalu menghapus. Akhirnya kubalas dengan satu kata "Baiklah". Pun dengan satu buah emot senyum di sisinya.

Tanpa ingin membereskan tempat tidur dan membersihkan diri terlebih dahulu. Aku langsung bertengger di warung kopi mungil milik Sugeng Darmaji.

     Iya Ay, aku jorok iya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iya Ay, aku jorok iya. Cuma ga setiap hari ko seperti ini. Hanya pagi ini saja terasa malas melakukan apa-apa. Pasti kamu paham perasaanku.

Kulihat Ia (Segeng Darmaji) tengah sibuk merapihkan dan menjejerkan beberapa mie instan dari kardusnya.

"Ji, kopi hitam. Kentel, gulanya dikit aja"

"Siap" jawabnya. "Cuti mas?"

"Cuti, gigimu! Ini kan minggu!" jawabku.

SEUTAS SURAT DARI JODOHMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang