Karina Hadriana memperhatikan sejenak tubuh renta Baskara Hammani, ayah kandungnya, dengan tatapan yang terlihat amat khawatir. Baskara nampak semakin kurus dibandingkan hari-hari sebelumnya. Tulang pipinya terlihat semakin menonjol, pipinya terlihat semakin cekung. Rambutnya yang nampak semakin menipis itu nyaris sudah memutih semua. Penampilan ayahnya membuat hati Karina terenyuh seketika.
"Ayah? Ayah sedang sakit?" tanya Karina khawatir. Bukannya menjawab pertanyaan putrinya, Baskara hanya menatap wajah cantik Karina sejenak dengan tatapannya yang terlihat amat nanar, lalu masuk ke kamar tidurnya setelahnya. "Ayah ..," bisik Karina.
Arini Hadriana, ibu kandung Karina yang saat itu memang terus memperhatikan Karina dan suaminya dari kejauhan, hanya bisa menghela napas pasrah. Melihat ibunya yang hanya terdiam membatu, Karina akhirnya berjalan menghampiri ibunya dan kembali bertanya. "Ayah kenapa, bu? Aku lihat sepertinya akhir-akhir ini ayah tambah kurus ..," ucap Karina khawatir.
Arini menatap Karina nanar, "Ayahmu .. ayahmu bangkrut, Karina .."
Karina langsung terkejut, "Apa?"
Arini menghela napas sejenak, "Usaha ayahmu bangkrut, dan yang paling parah, ayahmu terlilit hutang yang jumlahnya begitu banyak .." Arini menatap wajah cantik putrinya nanar, "Ayahmu pasti pusing mencari-cari bagaimana caranya untuk membayar semua hutang-hutangnya. Kamu tahu? Bahkan terkadang ayahmu sampai mengigau dalam tidurnya, Karina .. Kasihan sekali dia .."
"Ayah ..," lirih Karina. Kedua mata indahnya terlihat mulai berkaca-kaca. Wajahnya terlihat mulai memerah. "Kenapa ibu baru menceritakannya padaku?" ucapnya seraya menatap ibunya nanar.
Arini mengelus rambut panjang nan tebal milik Karina perlahan, "Ibu tidak mau membuatmu khawatir, Karina .."
"Berapa jumlah kerugian dan hutang-hutang ayah? Biar aku yang membantu ayah melunasinya lewat gajiku," ucap Karina serius.
Arini menggeleng perlahan seraya tersenyum getir, "Jumlahnya terlalu besar, Karina, kamu pasti tak akan sanggup melunasinya sendirian. Dan lagi, ayah dan ibu merasa tidak enak hati kalau harus membebanimu. Kami tahu, kamu pasti juga punya kebutuhan pribadi, iya kan?"
Karina hanya terdiam sejenak setelahnya, merenungi perkataan ibunya. Benar kata ibunya, bagaimana bisa Karina mendapatkan uang sebanyak itu? Bahkan gajinya pun tidak lebih dari cukup untuk membiayai semua kebutuhan kehidupannya sendiri.
Arini terdiam sejenak sebelum kembali bicara. "Tapi ibu dan ayah baru saja berdiskusi kemarin ..," ucapnya seraya menatap Karina takut-takut.
Dahi mulus Karina langsung mengerut, "Diskusi soal apa?"
"Bagaimana melunasi semua hutang dan kerugian usaha ayahmu ..," jawab Arini seraya sedikit berbisik.
Karina langsung semangat, sebuah harapan seketika muncul dalam benaknya. "Benarkah? Bagaimana caranya, bu?" ucapnya seraya tersenyum lebar.
Arini terdiam sejenak sebelum kembali bicara, "Kami .. Kami berencana menikahimu dengan Darren .."
Karina langsung terkejut. Sebuah tangga seolah-olah langsung menimpa kepalanya. "Darren? Darren siapa?" ucapnya dengan raut wajah tak percaya.
Arini tersenyum ramah. "Darren Leonhardt. Dia putra tunggal Pieter dan Marisa, kawan lama ayahmu. Ayahmu dan orangtua Darren sudah lama saling kenal, bahkan ayahmu sudah menganggap Pieter seperti kakaknya sendiri," ucapnya.
Karina langsung membuang muka, enggan menatap wajah renta ibunya lagi. Arini menatap wajah cantik putrinya dengan raut wajah yang terlihat amat bersalah, "Karina .. Kamu .. tidak setuju ya?"
Karina menggeleng perlahan. "Aku hanya merasa bingung dan sedikit kecewa saja, bu. Ibu dan ayah sama sekali tidak mendiskusikannya dulu padaku, dan yang paling parah, bahkan aku sama sekali tidak mengenal siapa itu Darren ..," ucapnya seraya tersenyum kecut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forced Marriage [COMPLETED]
Romance⚠🔞WARNING 21+ MENGANDUNG KONTEN CERITA DEWASA, VERY MATURE, ROMANCE⚠🔞 Buat yang masih di bawah umur PLEASE JANGAN BACA kalo masih nekat dosa ditanggung sendiri Update setiap senin, rabu, jumat Begitu perusahaan ayahnya jatuh, Karina Hadriana haru...