Karina memperhatikan wajah tampan Darren dengan raut wajahnya yang terlihat amat kikuk. "Se .. sepertinya saya salah orang. Saya permisi dulu," ucapnya yang terlihat amat salah tingkah, lalu mulai berjalan meninggalkan Darren setelahnya.
Karina baru berjalan beberapa langkah saat tiba-tiba Darren langsung memegang lengannya, mencegatnya untuk pergi, "Wait (tunggu)." Darren lanjut bicara seraya menatap Karina serius, "Iya, aku Darren Leonhardt, kamu tidak salah orang."
"Oh, begitu .." Karina tersenyum kikuk, "Hai, Darren .."
Darren lanjut bertanya setelahnya. "What's your name? (Siapa namamu?)" tanyanya yang terlihat masih amat enggan untuk tersenyum.
Karina menghela napas sejenak, "Karina Hadriana .. Aku memang ditugaskan oleh orangtuamu hari ini untuk menjemputmu ke bandara. Mereka sedang tidak enak badan jadi tidak bisa hadir .."
Setelahnya, Darren hanya terdiam seraya terus memperhatikan wajah cantik Karina. 'Fuck, kalau dilihat-lihat, perempuan bernama Karina ini cantik dan manis juga. Apa mungkin dia kenalan papa?' benaknya.
Karina menatap Darren bingung, "Ada apa, Darren?"
Darren langsung menggeleng. "Nothing (tidak apa-apa) ..," ucapnya yang terlihat sedikit salah tingkah. Darren memberikan Karina kopernya setelahnya, "Ini, bawakan koperku."
"Baiklah ..," ucap Karina seraya tersenyum tipis. 'Sialan! Dia pikir aku asisten pribadinya apa?!' benaknya geram.
"Ponselku mati, pesan taksinya dari ponselmu saja," ucap Darren dengan raut wajah super dinginnya, nyaris tanpa emosi.
"Oke ..," ucap Karina acuh tak acuh.
Tanpa menunggu lama, Karina langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya dan memesan sebuah taksi online setelahnya. Sementara Darren, karena tubuhnya yang menjulang tinggi, jauh lebih tinggi daripada Karina, hanya sibuk mengintipi layar digital ponsel Karina. 'Wallpaper ponselnya gambar kucing. Mungkinkah dia masih sendiri?' benak Darren penasaran.
Karina menghela napas panjang, "Sudah, taksinya akan sampai paling lambat setengah jam lagi .."
Dahi mulus Darren langsung mengerut, "What? Are you kidding me? (Apa? Kamu sedang bercanda ya?)"
"Maksudmu?" ucap Karina yang merasa mulai geram.
Darren tersenyum kecut, "Kamu tidak salah menyuruhku menunggu taksi sampai setengah jam? Tubuhku sudah terasa pegal semua, Karina. Kamu pikir penerbangan dari Belanda ke Indonesia itu sebentar ya?"
Emosi akhirnya meledak dalam benak Karina. "Ck, kamu pikir kamu saja yang merasa kecapekan?! Aku harus bangun pagi dan mengejar-ngejar taksi hanya untuk menjemputmu tadi! Dan kamu tahu? Yang lebih parahnya lagi, uang tiga ratus ribuku langsung lenyap begitu saja karena bapak taksinya tidak punya uang kembalian!" bentaknya kesal.
Darren balik membentak Karina, "Fine!" Dengan cekatan, Darren beranjak mengambil dompet kulitnya lalu mengeluarkan tiga lembar uang dari dalam sana. "Ini, ambil uangku!" bentaknya seraya memberikan uangnya pada Karina.
Karina tersenyum miring, "Kamu tidak bisa melihat, ya? Uangmu itu masih dalam bentuk euro tahu! Kamu pikir kita sedang berada di Eropa sekarang?"
Darren tersenyum kecut seraya memperhatikan tiga lembar uang euro-nya setelahnya. 'Fuck, bagaimana aku bisa lupa kalau aku belum menukar uangku?' benaknya getir. "Tunggu di sini sebentar, aku cari money changer dulu," ucapnya dingin.
Karina langsung menggeleng, "Sudah, tidak usah. Ambil saja uangmu, aku ikhlas kok. Lagipula aku memang sudah berjanji pada orangtuamu untuk menjemputmu hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forced Marriage [COMPLETED]
Romance⚠🔞WARNING 21+ MENGANDUNG KONTEN CERITA DEWASA, VERY MATURE, ROMANCE⚠🔞 Buat yang masih di bawah umur PLEASE JANGAN BACA kalo masih nekat dosa ditanggung sendiri Update setiap senin, rabu, jumat Begitu perusahaan ayahnya jatuh, Karina Hadriana haru...