Keesokan harinya, rupanya masalah masih enggan angkat kaki dari hidup seorang Karina Hadriana. Ya, tanpa diduga-duga, Darren datang mengunjungi Karina pagi ini. Sungguh, Darren Leonhardt bukanlah orang pertama yang ingin Karina lihat begitu dirinya membuka kedua mata indahnya di pagi hari yang terik nan cerah ini.
"Mau apa lagi kamu ke sini?" tanya Karina yang wajah cantiknya langsung terlihat murung begitu membuka pintu rumahnya dan mendapati Darren sedang berdiri sendirian di depan rumahnya.
Darren menghela napas sejenak, "Aku diminta orangtuaku datang ke sini .."
Dahi mulus Karina langsung mengerut. "Untuk apa?" tanyanya sinis.
Darren merogoh kantung celana jeans-nya lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam sana. "Ini," ucapnya seraya memberikan Karina ponselnya.
Setelahnya, Karina membaca sejenak pesan whatsapp ibu kandung Darren yang bersisi perjanjian untuk bertemu dengan seorang pemilik butik terkenal, yang terpampang jelas melalui layar digital ponsel Darren. Karina menatap Darren bingung, "Fitting baju? Baju apa?"
Darren memutar bola matanya, "Tentu saja baju untuk pernikahan kita nanti, sayang."
Kedua mata Karina langsung membulat. "Apa?! Kenapa harus sekarang? Dan lagi, kenapa kamu tidak bilang padaku sebelumnya?!" ucapnya kaget.
Darren menatap Karina serius. "Pertama, bukan aku yang merencanakan ini semua, tapi orangtuaku. Kedua, percuma juga aku menceritakannya padamu. Toh kamu pasti tak akan setuju juga, kan? Apalagi kalau aku bilang aku mau mengajakmu pergi fitting baju untuk pernikahan paksa kita," ucapnya seraya tersenyum kecut.
Entah mengapa, wajah cantik Karina langsung merona padam seketika dirinya mendengar kata 'pernikahan paksa' yang baru saja keluar dari bibir laki-laki bertubuh tinggi semampai keturunan setengah Belanda yang sedang berdiri di hadapannya itu.
Darren lanjut bicara, "Ketiga, terserah kalau kamu tidak mau ikut. Ya andaikata kita menikah hanya pakai kaus dan celana jeans robek-robek juga tak masalah buatmu, kan?"
Karina langsung menggeleng, "Tidak! Enak saja! Kamu sudah tak waras, ya?"
"Why? (Kenapa?)" tanya Darren penasaran.
"Pernikahan itu kan sakral, Tuan Darren Leonhardt. Hal yang hanya kamu lakukan sekali seumur hidup," jawab Karina serius.
Darren mengangguk setuju, "Hmm I see (aku mengerti)." Entah disadari atau tidak, setelahnya Darren malah beralih merangkul pundak sempit Karina. "Let's go (ayo)," ucapnya ramah.
Reflek, Karina langsung menyingkirkan tangan Darren dari pundaknya dan bergerak menjauh. Melihat Karina yang nampak begitu tak nyaman, seketika Darren malah jadi merasa bersalah sendiri. "Sorry (maaf)," ucapnya.
"Tunggu sebentar, aku mau mandi dulu ..," ucap Karina kikuk sebelum akhirnya pergi meninggalkan Darren sendirian.
Tanpa sadar, sebuah senyum manis seketika menghiasi wajah tampan Darren begitu dirinya melihat betapa kikuk dan anehnya gerak-gerik Karina. Nampaknya Karina Hadriana memang satu-satunya perempuan teraneh dan terkikuk yang pernah mampir dalam hidup seorang Darren Leonhardt.
*****
Darren dan Karina langsung disambut oleh sang pemilik butik begitu sampai di salah satu gerai butik terkenal di kota itu. "Selamat siang, Mister Leonhardt," ucapnya seraya tersenyum ramah.
"Siang," ucap Darren seraya membalas senyum ramah sang pemilik butik. "Tolong pilihkan gaun terbaik untuk perempuan cantik dan grumpy (pemarah) satu ini," candanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forced Marriage [COMPLETED]
Romance⚠🔞WARNING 21+ MENGANDUNG KONTEN CERITA DEWASA, VERY MATURE, ROMANCE⚠🔞 Buat yang masih di bawah umur PLEASE JANGAN BACA kalo masih nekat dosa ditanggung sendiri Update setiap senin, rabu, jumat Begitu perusahaan ayahnya jatuh, Karina Hadriana haru...