moody

17 3 0
                                    

------------
------------

Tak lama satu persatu penghuni kelas mulai ramai.

Ranza masih terduduk dimejanya, melipatkan kedua tangannya, Dan membenamkan kepalanya,menandakan bahwa dia sedang badmood.

jika badmood dia tidak lagi memikirkan orang, dia tidak sadar berapa orang yang sudah datang, dan dia juga tidak peduli orang yang menyapa nya atau pun bertanya kepadanya.

"Eh "

"Apasih? "

"Lu mau nyari siapa sih?"

"Ga nyari siapa-siapa ih,Ga boleh mampir? " Suara itu  membuat Ranza menenggakan kepalanya

Senyum mengembang diwajahnya, seperti biasanya ingin meledak namun masih bisa dia tahan.

Betapa bahagianya dia melihat Rafaell datang ke kelasnya. Bisa dibilang moodmaker lah.

Walaupun Rafael sudah pergi meninggalkan kelas, namun perasaan bahagianya masih bisa menempel dihatinya.

Ya bisa dilang dia sudah mulai gila lagi eh maksudnya ceria lagi:v

"Hei kambing, kemari! "memanggil seseorang

"Apa nyet? "seseorang itu datang menuruti panggilan Ranza,namun setelah sampai

"Kagak manggil doang"

"Iffrittt !"

Mendengar itu Ranza Tertawa ngakak, padahal bagi orang ga lucu sama sekali bahkan orang merasa kesal terhadap nya kecuali ke 4 sahabat dekatnya itu.melihat Ranza tertawa mereka juga tertawa tanpa tau apa yang ditertawakan oleh Ranza.

"Ranzaaa!"suara itu berasal dari arah pintu ,tawa Ranza sedari tadi pun tiba-tiba terhenti.

"APA LU?"

"Kamvrett kaget woy, bisa selo g sih? "

"Nyinyinyinyi"

"Beh... Nyebelin emang, hem tapi gpp, gua manggil lu mau bilang sesuatu "

Ranza diam, memutarkan bola matanya malas.

"Tanya lah, sesuatu apa gitu kek"

"APA?

"Pelan pelan bisa g sih?em jadi gini, gua udah cerna kata -kata lu tadi, sekarang gua udah percaya lu yang bersihin semuanya"

Ranza menatapnya dengan tatapan yang amat kesal, menendang kaki nya delov kemudian pergi dengan kaki yang pincang -pincang menuju tempat duduknya.

Beh.. Kaki pincang"aja masih sempat"nya nendang kaki orang, wk

Delov mengikuti nya sampai ke mejanya Ranza.

"Ngapain lagi sih lu,hah?

"Tuh kaki kenapa jalannya patah- patah kek mumi? "tanya delov dengan tamvang yang nyebelin.

"Lu bosen idup?? "jawabnya dengan nada yang masih lembut.

"HAH???"Emosi Ranza meledak membuat seisi kelas merinding.
  

Mata delov membulat dan tidak bergerak seperti patung,kenapa tidak? Jika seisi kelas saja merinding mendengarnya, apa kabar delov yang dekat disamping Ranza.

Delov bejalan lemas, mata nya tidak berkedip, dan pandangannya lurus kedepan.seisi kelas sudah mulai berpikir kemana- mana.termasuk Ranza

"Lu mau kemana lov? Tanya Rafi serius

Delov berbalik dan menjawab"Gu a ma u ke ru mah sa kit, o pe rasi te linga dan jan tung gu a"menjawabnya dengan nada yang terputus putus dan masih dengan tamvang yang nyebelin.

"Kamvrett lu"ucap Rafi sambil melemparkan sepatunya.

"Kambing "

"monyet "

"Bangsul"

....

Habislah semua kata-kata mutiara yang keluar dari mulut penghuni kelas yang santun dan budiman.

Ranza kembali tertawa ngakak se ngakak ngakaknya, melihat kelakuan delov yang berhasil membuat penghuni kelas masuk neraka berjamaah akibat mendzolimi dirinya.

Delov menampung kedua tanganya, dan berdoa"YALLAH ,SUNGGUH HAMBA ORANG YANG TERDZALIMI YAALLAH, KABULKANLAH DOA DOAKU, PANJANGKANlAH UMURKU YAALLAH"

"OGAH! "ucap penghuni kelas yang kesal, membuat Ranza tertawa semakin kencang

Ranza masih ketawa tanpa henti.

"Dah"

"Udah"

"Udah"

"Udah ,udah berhenti zhaaa"

"Udah nggak lucu"

"Udah!"

Ranza menutup mulunya berusaha berhenti, namun tidak bisa

"We gimana nih?? Nggak bisa berhenti ,tolongg!! Hahahaha"

Wilien memandang delov, delov mengangguk, dan berkata "Udah Ranza sayangg"dengan nada yang alay berhasil membuat Ranza berhenti tertawa dan merasa jijik.

"Tuh kan berhenti"

Ranza kembali duduk di mejanya

"Ih Ranza mah gitu, tadi  pagi badmood, trus barusan Ngakak ampe mau mampus trus ini badmood lagi,udah zaa ceria aja udah, jan badmood badmood gitu "-syirien

"Hooh, Ranza mah moodyan "-Alien

"bukan apa -apa sih cuma masalahnya kalau lu udah ngakak mayat yang di dalam kubur denger, ketawa lu nular njir"jelas Airien

"Iyaa! Betul banget!, heeh serius!"-wilien

"Ah dasar kalian "senyumnya kembali mengembang.

"Nah gitu dong.. "





















All traitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang