Grumpy

9 0 0
                                    


"Tangkap gua kalau bisa, bwek!"

"Awas lu ya, tunggu gua dapat lu ,gua bunuh lu ditempat!"

"Ngomong aja banyak, buktiin kalo bisa, bwek"

"BERHENTI LU WOI CEPAT!"

"Bwek bwek wek wek bebek bebek,hahaha"

"BRUKK!!"Bily menabrak meja guru dan membuat vas bunga yang ada dimeja itu jatuh dan pecah.

"MAMPUS LU, Haa mau lari kemana lagi lu?

"PRAKK!"Bima menampar badan Bily keras, dan cukup berulang beberapa kali.

Haha, ini yang dinamakan sudah jatuh ditimpa tangga pula

Mereka berdua sibuk bergulat dibawah meja tanpa menyadari vas bunga yang pecah itu. Melihat itupun Ranza yang dari tadi sedang menulis menjadi marah.

"WOI" sebelah sepatu melayang dan tepat mengenai kepala mereka Bima dan Bily.

"Mampuzzz, Rasain kalian, Mak lampir kita marah, sekali lempar dua kepala,hahaha" tiba - tiba Delov bersuara.

"APALU LOV??"lu juga sama, lu ketua kelas ogeb, tugas lu menjaga kelas ini"-Ranza

"Yudah mulai besok gua ga akan pulang kerumah, gua akan bawa semua baju dan barang-barang gua kesini, biar pagi malam gua jagain kelas ini selalu,sesuai perintah mu mak"-Delov

"Lu bisa serius sekali nggak,hah?, ini gua lagi serius woi!"-Emosi Ranza yang sudah seperti gunung mau meletus"

"Iya, gua dua rius"ucap delov sambil membuat jari berbentuk V.

"Lu ketua kelas ,atur kelas woi, lu liat tu vas bunga pecah, kemarin sapu kalian patahin, kemarinnya lagi pel kalian patahin, kemarin- kemarinya lagi keset kaki kalian koyakin, Trus sekop kalian kasi pinjam tu cwe-cwe sebelah yang glowing kek balon mau pecah,saking bening nya ga urat wajah lagi yang keliatan, tulang wajah yang ada keliatan, kalian suka kan yang kek gitu?, kami cwe-cwe disini apalah" ketus Ranza yang udah kek emak-emak memarahi anaknya.

"Betul Ran!!"

"Setujuh!! "

"Mewakili bat!!"

"Alapyu mak"

"Cwo-cwo emang semua nya sama!!"
jawab para cwe-cwe kelas itu.

"Lah kok malah curhat Za?"tanya delov.

"Bukan Curhat, cuma emng kenyataan nya gitu, kalian tuh cwo-cwo seenaknya aja ngasi semua yang cwe-cwe tu mau, mentang-mentang tuh cwe-cwe cantik, glowing, bening, lu lihat mana sekop nya?? Udah dibalikin?? Belum kan?? Udah berapa bulan dipinjam?"lanjut Ranza.

"Yah, ikhlasin aja kenapa Za? Sekop doang juga dipermasalahin"jawab Delov kembali.

"Iya tau nih, emak"sahut Bily.

Kelas itu seketika sudah menjadi ruang sidang, dimana keadaan lagi seru-serunya melakukan perdebatan masalah kesejateraan kelas, yaitu Ranza mewakili dari kaum ciwi-ciwi dan Delov dari kaum laki-laki.

"Lu diam ya Bil, Ini bukan masalah ikhlas atau enggaknya"keluarlah jiwa ke debatan Ranza.

"BETUL!"cwe-cwe yang sangat setuju dan mendukung Ranza.

"Kalian pikir yaa itu barang- barang bukan yang pertama kalinya dipinjam trus ga dibalikin"

"BETUL!"

"Trus bukan yang pertama kalinya nya yang kalian patahin"

"BETUL!"

"Trus kalo semuanya ilang dan ancur, yang susah siapa??"

"Ha iya siapa-siapa???"

"Kami juga cwe-cwe yang susah"

"BETUL!"

"Nyapu bungkuk-bungkuk, ngepel nyesot-nyesot"

"BETUL-BETUL!"

"Trus mau beli yang baru, pake duit siapa? Hah? Kami juga cwe-cwe yang patungan? Kalian apa? Diminta infaq jum'atan aja enam bulan sekali. apalagi patungan buat beli peralatan kelas"

"UHOY....BETUL" dukung para cwe-cwe kembali bahkan ada yang sambil memukul meja.

"T-tap---" balasan Delov yang keburu dipotong oleh Ranza

"Gada ada tapi-tapi, gada alasan, kalau salah tuh diam aja, pokoknya ituh vas bunga sama semua perlengkapan yang kalian rusakin harus ada besok, ga mau tau caranya gmna, titik."

"Uh, yaudah deh, okelah mak iya, iya besok ada barangnya, udah jan ngomel lagi, pecah kepala gua"

" Nah, gitu dong dari kemaren-kemaren"

"Nyenye, dasar mak lampir pemarah"ucap delov hampir tak terdengar.









All traitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang