Seokjin mengerjapkan mata perlahan sebelum akhirnya matanya terbuka dengan sempurna. Terlalu terang. Ia kemudian memicingkan matanya, menyesuaikan diri dengan cahaya di sekelilingnya. Tempat apa ini? Ini jelas bukan rumah sakit. Ini juga bukan rumah siapapun yang dia kenal. Seokjin memang termasuk golongan orang kaya, tapi suasana di ruangan ini bukanlah suasana yang familiar untuknya. Dekorasi dan furniture di ruangan ini benar-benar berkelas. Sepertinya sebagian besar benda di sini berlapis perak.
"Eoh, hyung! Akhirnya kau bangun juga!" Seokjin menoleh ke arah suara itu. Dia kemudian menatap aneh pada seorang pemuda yang terlihat lebih muda darinya, kini tengah melangkah perlahan ke arahnya. Pemuda berpakaian serba putih itu, matanya berwarna hijau.
"Siapa kau?" Pemuda itu menatap aneh pada Seokjin.
"Kau tidak mengenalku, hyung?" Seokjin membalas tatapan pemuda itu dengan kilatan amarah pada matanya.
"Kita tidak sedekat itu sampai kau bisa memanggilku 'hyung'. Aku bukan 'hyung'-mu." Dinginnya.
"Aish.." Pemuda itu menggertakkan giginya. "Hyung, aku ini adikmu, aku Taehyung, Kim Taehyung, bagaimana bisa kau bukan 'hyung'-ku?"
Sebuah kerutan terbentuk di dahi Seokjin. Adik, katanya? Seokjin kemudian bangun dari tidurnya. Dia tidak menyangka tubuhnya akan terasa begitu bugar. Apa yang salah? Dalam ingatannya, ia sedang berada di ambulans bersama Jungkook yang terluka parah. Lalu kenapa dia bisa ada di sini? Apa ini mimpi? Jika ini mimpi, kenapa bisa dia memimpikan pemuda aneh yang mengaku-ngaku jadi adiknya ini?
"Di mana ini? Siapa kau? Apa ini mimpi?" Seokjin akhirnya memutuskan untuk bertanya.
Taehyung, pemuda itu mengetuk-ngetuk dahinya, berpikir bagaimana memberikan jawaban yang tepat pada Seokjin yang terlihat bingung.
"Bisa dibilang, ini adalah mimpi. Tapi hyung, apa yang terjadi di sini adalah kenyataan." Seokjin berdecak kesal.
"Bicara yang benar! Apa maksudmu? Dan berhenti memanggilku 'hyung'!" Taehyung yang dibentak begitu kemudian menunduk sedih. Ternyata, Seokjin benar-benar tidak mengingat dirinya. Melihat wajah Taehyung, Seokjin merasa bersalah. Apa dia barusan terlalu keras, ya?
"Baiklah, aku minta maaf. Kau bisa memanggilku apapun jika itu membuatmu senang." Ucapnya diiringi hembusan napas frustasi. "Namaku Kim Seokjin-"
"Aku tahu, hyung. Sudah kubilang aku adalah adikmu." Heol! Pemuda yang tadi menunduk sedih itu sekarang justru menunjukkan senyuman lebar padanya.
"Kau membuatku frustasi." Seokjin menyerah. Jika ini mimpi, dia harap dia akan segera bangun.
"Kau benar-benar tidak mengingat apapun ternyata.." Taehyung kemudian mendekati Seokjin, lalu menyentuh tangannya.
Seokjin hendak melepaskan tangan Taehyung namun urung begitu sebuah bayangan dirinya sendiri muncul di kepalanya.
Seokjin tahu benar itu adalah dirinya sendiri. Hanya saja, aura yang dimilikinya begitu berbeda. Seokjin dengan mata yang tajam dan dingin. Berpakaian serba putih. Dan tunggu, ia memiliki sayap?
Sedetik kemudian, bayangan itu berubah lagi. Kali ini lebih menyeramkan karena Seokjin yang ada di sana adalah sosok dirinya yang begitu menakutkan. Sayap putih yang tadinya membentang dengan gagah terlihat terbakar. Seokjin yang tadinya berpakaian serba putih, berganti jadi serba hitam. Sorot matanya lebih dingin dan dipenuhi amarah.
"Ah, maaf, sepertinya aku tidak bisa menunjukkan semuanya padamu sekarang, hyung." Taehyung melepas genggamannya pada tangan Seokjin.
Seokjin sendiri kini mematung di tempatnya. Ia hanya mampu menatap Taehyung dengan penuh tanda tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is An Angel || Jinkook
FantasySeokjin tidak pernah tahu bahwa dirinya adalah reinkarnasi dari seorang malaikat, sampai hari di mana sebuah peristiwa buruk yang membuat sahabat terdekatnya hampir mati akhirnya membawanya pada takdirnya. Apakah ia mampu menjalankan kewajiban sekal...