03 Lebih Dari Teman

453 58 8
                                    

Jungkook sejak tadi hanya diam memperhatikan Seokjin dari kursi di sebelah ranjang pria itu. Setelah dokter datang dan memeriksa temannya itu, Seokjin jadi lebih banyak diam dan melamun. Seperti saat ini, pandangan pemuda berbahu lebar itu lurus ke depan, sorot matanya kosong, larut dalam pikirannya sendiri.

Seokjin masih memikirkan kata-kata dokter yang adalah seniornya sendiri di rumah sakit itu. Seokjin hampir mati. Dia bahkan mengalami gagal napas. Juga luka gores di lehernya yang masih terasa sangat sakit dan perih, padahal seharusnya sudah mengering dalam waktu dua hari. Ini aneh. Seokjin bahkan tidak mengalami luka serius yang dapat menyebabkannya gagal napas dan koma dalam waktu tujuh hari. Ia juga tidak mengidap kelainan pada sel darah putih yang dapat menyebabkan pelambatan penyembuhan luka.

Hal ini membuatnya semakin terbebani dengan perkataan Taehyung yang ia temui dalam mimpinya.

"Kau tidak bisa sembarangan menggunakan kekuatanmu, hyung. Tubuh manusiamu tidak akan sanggup. Jika kau terlalu banyak menggunakannya, kau bisa mati sebelum menebus dosa. Setelah ini tidak akan ada kesempatan lagi untukmu, kau akan terbakar di neraka jika mati sebelum menebus dosa."

Apa yang terjadi padanya saat ini adalah karena menggunakan kekuatannya?

Tidak mungkin.

"Apanya yang tidak mungkin, hyung?" Seokjin menoleh pada Jungkook.

"Apa?"

Jungkook menghembuskan napas jengah.

"Kau sejak tadi melamun lalu tiba-tiba berkata 'tidak mungkin'. Apa yang sedang kau pikirkan, hyung?" Seokjin menghela napas. Ternyata kata-kata itu benar-benar terucap, ya? Seokjin kira, dia hanya berkata dalam hati.

"Jungkook-ah.." Seokjin menjeda kalimatnya. Menimbang lagi dalam hati apa dia perlu menceritakan apa yang terjadi pada Jungkook.

"Ya?" Jungkook dengan mata bulatnya menatap Seokjin dalam, berusaha mencari tahu hal apa yang mengganggu pikirannya.

"Jika aku bercerita padamu, apa kau akan percaya padaku?" Seokjin balas menatap Jungkook.

"Apa kau sedang meragukanku, hyung?" Kepala Seokjin menunduk, mengalihkan tatapannya dari mata Jungkook.

"Aku bahkan tidak percaya pada diriku sendiri.." Jungkook lalu mengamit tangan Seokjin menggenggamnya erat untuk memberikan kekuatan. Tanpa diceritakan pun, Jungkook tahu ada sesuatu yang membebani pikiran Seokjin. Terlalu kentara. Mereka memang bukan saudara kandung namun kedekatan keduanya mungkin melebihi ikatan darah.

Jungkook dan Seokjin telah hidup bersama selama kurang sepuluh tahun semenjak kedua orang tua mereka wafat karena penyebab yang sama. Sebuah kecelakaan beruntun yang menjadi bencana besar pada tahun itu.

"Kau merasa ada yang aneh dengan lukamu itu, kan?" Jungkook mengangguk. Memang sangat aneh. Ia masih ingat jelas rasa sakit yang ia rasakan begitu benda tajam itu menembus kulitnya, namun faktanya, ia bahkan tidak mendapatkan jahitan sama sekali.

"Jungkook-ah, bagaimana jika.." bola mata Seokjin bergerak-gerak, menggambarkan ketakutan dalam hatinya. "Bagaimana jika aku pernah membunuh seseorang?"

"Hyung.." Jungkook menangkup wajah Seokjin. Memaksa Seokjin untuk menatapnya. "Jelaskan pelan-pelan, apa yang terjadi padamu?"

Seokjin menarik napas perlahan. Ia kemudian memantapkan hati untuk menceritakan segalanya pada Jungkook. Tentang kejadian perampokan malam itu, tentang mimpinya, pemuda bernama Kim Taehyung, juga bahwa ia adalah reinkarnasi malaikat yang harus menebus dosa. Hanya ada satu kenyataan yang Seokjin sembunyikan, tentang Jungkook yang ditakdirkan meninggal malam itu.

He Is An Angel || JinkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang