04 Kakak yang Sempurna

537 68 14
                                    


"Hyung! Hyung! Bangunlah! Hyung!" Jungkook menepuk-nepuk pipi Seokjin yang sejak tadi nampak gelisah dan kesakitan dalam tidurnya. Tidak hanya itu, ia juga menggoyang tubuh Seokjin, namun Seokjin tidak juga bangun.

"Hyung!" Tepat setelah Jungkook berteriak sembari mengguncang bahunya, Seokjin membuka mata. Nafasnya masih memburu, kepalanya pening bukan main, juga telinganya yang berdenging membuatnya meringis kesakitan dengan tangan yang menekan telinganya, berusaha meredam seluruh rasa sakit yang kini tengah dirasakannya.

Jungkook kebingungan melihat Seokjin kesakitan seperti itu, ia kemudian berusaha menenangkan Seokjin dengan membantunya duduk lalu mengusap punggung belakang pemuda yang lebih tua darinya itu.

"Hyung, tenanglah.. eoh? Aku ada di sini, hyung.."

Sepertinya berhasil, getaran tubuh Seokjin sedikit berkurang. Pria berbahu lebar itu lalu mengangkat kepalanya, menatap Jungkook dengan mata yang menyiratkan kelelahan.

"Jungkook-ah, aku.." Jungkook tidak menyela, ia hanya diam menunggu Seokjin menyelesaikan kata-katanya. "Aku melihat bagaimana aku dikutuk."

Jungkook tidak menjawab. Lebih tepatnya, tidak tahu harus menjawab apa.

"Sepertinya.. ingatanku akan kehidupan sebelumnya mulai kembali.." lalu Jungkook akhirnya mengerti apa yang sedang Seokjin bicarakan.

***

Jungkook mengangsurkan segelas air pada Seokjin yang tampak lebih tenang setelah ia memberikan sebuah pelukan. Setelah memastikan Seokjin meminum air itu, ia kemudian meletakkan kembali gelas itu di atas meja. Jungkook lalu menatap Seokjin.

"Sudah lebih baik?" Jungkook cukup lega setelah mendapat anggukan dari Seokjin.

"Apa kau mau bercerita?"

Seokjin menghela napasnya. Apa ia harus bercerita? Seokjin bahkan tidak yakin dengan apa yang dialaminya. Apa semua itu masuk akal? Sama sekali tidak. Namun semua yang terjadi benar-benar kenyataan.

"Ini mungkin sangat tidak masuk akal bagimu, Jungkook-ie, aku sendiri juga belum bisa menerimanya. Tapi semua yang terjadi terasa sangat nyata.."

"Hei, apa kau percaya dengan yang kuceritakan kemarin? Apa bagimu itu masuk akal?" Jungkook terdiam. Hal itu membuat Seokjin sedikit sedih? Seokjin sendiri juga tidak yakin dengan perasaannya.

"Hyung.. jika kukatakan aku percaya padamu, apa kau akan mempercayainya?"

"Mwo?" Kedua bola mata kecoklatan milik Seokjin membola. "Kau? Kau percaya padaku?"

"Eum.." Jungkook mengangguk yakin. "Hyung, percaya tidak percaya, kejadian kemarin juga terasa janggal bagiku."

"Kurasa.. aku tidak seharusnya baik-baik saja.." Jungkook berkata lirih, namun Seokjin bisa mendengarnya dengan jelas.

"Ya! Kenapa kau bicara begitu, eoh?" Seokjin menjitak kepala Jungkook, membuat laki-laki itu meringis karenanya.

"Itu karena aku melihatmu hampir mati. Rasanya aneh, seperti posisi kita tertukar--" Jungkook tidak menyelesaikan kalimatnya saat pelukan Seokjin terasa.

"Berhenti berpikir begitu. Jungkook-ah, bahkan jika aku harus menukar nyawaku untuk kehidupanmu, aku akan melakukannya." Sepertinya sekarang bola mata Jungkook telah berair. Namun senyuman lebar juga menghiasi wajah tampannya. Pelukan itu terlepas, Jungkook menatap Seokjin dengan mata bulatnya.

"Aku tidak menyangka hyung-ku yang menyebalkan ini bisa berkata semanis itu." Ucapnya sambil menghapus air matanya.

"Hyung yang menyebalkan? Apa-apaan itu? Aku ini hyung-mu yang tampan, tau!" Jungkook tertawa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He Is An Angel || JinkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang