Bertemu || Chap 3

2K 221 36
                                    

Bergerak gelisah di atas kasur, tangannya memegang dada semakin erat. Hembusan napasnya tidak stabil, di susul dengan keringat yang terus keluar tanpa henti.

Maniknya menatap langit langit kamar yang gelap. Hinata berusaha berbicara, tetapi tidak ada satupun kata yang keluar. Matanya menyipit, ketika ia merasakan benturan keras tepat di atas dahinya. Rasa dingin dirasakan ketika benturan itu terjadi.

Sensasi dingin perlahan berubah menjadi panas. Hinata merasa dahinya, seperti di tempel dengan logam yang amat panas. Dahinya seperti terbakar meninggalkan jejak disana.

Mengangkat satu tangannya dengan susah payah. Hinata berusaha berteriak, tapi lagi lagi tidak ada satupun suara yang keluar. Maniknya semakin menyipit, karena rasa sakit yang ia rasakan di sekujur tubuh.

Kakinya menendang-nendang apapun yang ada dibawahnya, berusaha mengalihkan rasa sakit yang ada. Tapi semakin Hinata memberontak, rasa sakit itu semakin kuat.

Tubuhnya seperti di lilit tanaman besar, menahannya tetap di tempat.

Matanya mengeluarkan setitik air mata. Gelombang keterkejutan melandanya, saat setitik memori melintas di pikirannya. Memori yang aneh baginya, tapi tidak terasa asing.

Memori itu berganti dengan memori yang lain. Salah satu adegan dimana, saat ia pingsan hari ini di sekolah barunya. Lalu adegan itu bergeser, ketika ia dan kakak laki lakinya bersanda gurau di meja makan. Seperti ada seseorang yang merekam semua aktivitasnya hari ini, lalu memperlihatkan rekaman ulang itu padanya.

Bayangan seseorang memasuki penglihatannya, di depan tempat tidur. Postur tubuh laki laki jangkung berdiri. Ia seolah menatapnya di tengah kegelapan kamar.

Mendekat dengan langkah yang pasti, tanpa sadar itu membuat tubuhnya bergetar.

Ketika pria itu mengangkat tangannya sejajar dengan wajahnya, refleks membuat Hinata mendongak keatas. Napasnya semakin memburu saat cahaya keluar dari sana, lalu di susul dengannya yang berteriak kencang. Suaranya kembali keluar, dengan tubuh yang sudah tidak merasakan rasa sakit tapi semakin lama semakin melemah.

Di susul dengan maniknya yang menemui kegelapan yang tak berujung.

Suara derap langkah kaki dari luar kamar, semakin kencang mendekat. Dengan dobrakan pada pintu dan jangan lupakan teriakan nyaring yang menyusul setelahnya

"SHOU-CHAN?!"

Napas Oikawa menderu, ia menatap sekeliling kamar dan menemukan sang adik yang tertidur nyenyak wajahnya perlahan tenang.

"Aku kira ada apa, sepertinya Shou-chan hanya mengigau tadi." Oikawa menatap Hinata sekali lagi, sebelum menutup pintu dengan rapat.

Merenggangkan tubuhnya, Oikawa menguap pelan. "Aku butuh istirahat."

☃☃☃

Reincarnation Memory © Kukuru_syn
Haikyuu!!!! © Haruichi Furudate

☃☃☃

Hinata seperti terjerat masuk ke dalam lubang gelap, sebelum ia terjatuh dengan keras. Punggungnya terasa nyeri saat menghantam rerumputan dibawahnya.

"Tunggu sebentar, rumput?" Manik Hinata terbuka lebar, ia sontak berdiri dari jatuhnya. Memandangi sekitar, merasakan lingkungan yang asing di indra penglihatannya.

"Apa ini," Wajahnya berubah menjadi horor saat meneliti sekitar. "Kenapa aku bisa ada disini?!" Jerit Hinata sembari mengacak rambutnya.

"Sial, sial, sial. Kenapa aku bisa ada disini! aku seharusnya berada di kamarku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reincarnation Memory《Haikyuu!!》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang