🥀 04 🥀

12.1K 1K 37
                                    

Memangnya, apa yang kau harapkan ?
Kenapa aku yang harus mewujudkan?

*****

Lie Na terbangun dari tidurnya mendengar suara grasak grusuk di dekat nya. Selesai mengucek matanya, ia menoleh kearah kanan. Terlihat Luan yang tengah merapikan pakaian untuk dipakainya nanti.

"Apa itu Luan?" tanya Queen mendudukan dirinya.

"Ini baju untuk putri pakai hari ini. Sesuai kesukaan putri, warna biru" balasnya tersenyum manis dan sedikit membungkuk.

"Tidak tidak. Aku mengganti warna kesukaan. Aku ingin warna ungu saja" ucapnya mengibaskan tangan.

Luan terdiam sebentar. "Ada yang salah tentang itu?" Tanya Lie Na bingung. Sementara Luan langsung menggelengkan kepalanya.

"Sesuai keinginan anda, putri"

Luan hendak beranjak namun ditahan oleh Lie Na.

"Panggil Lie Na saja. Kau bukan bawahanku" ucap Lie Na. Jelas, Luan bukan bawahan di organisasinya, meskipun dia pelayannya, tapi bagi Queen, Luan adalah sumber informasinya.

Luan segera berlutut mendengarnya.

"Hamba tidak berani putri, hamba mohon jangan paksa hamba" Lie Na sedikit berpikir, tidak salah juga bersikap seperti itu di zaman ini.

"Baiklah, bicara dengan biasa kepadaku, tidak perlu kaku. Apa lebih baik?"

Segera Luan tersenyum. Tentu saja bukan hal sulit, mereka pernah melakukan hal itu saat kecil. Kemudian dia mengangguk semangat. Dia pun beranjak hendak pergi.

"Tunggu tunggu, hari ini siapkan pakaian untuk berlatih saja. Aku tidak akan pakai hanfu. Aku ingin pakaian yang berwarna hitam seperti para prajurit disini namun terlihat kebangsawanannya" perintahnya.

"Kenapa keinginanmu semakin aneh saja tuan putri" keluh Luan membuat Lie Na terkekeh.

"Walau begitu, kaupun akan tetap memenuhinya" balas Putri Lie Na.

"Tentu saja putri, pelayan ini tidak berani membantah"

"Kalau begitu siapkan. Aku akan mandi. Jangan membantuku"

"Baik putri, airnya sudah disiapkan. Ramuannya juga sudah dimasukkan"

"Baiklah. Kau memang yang terbaik" puji putri Lie Na kemudian beranjak.

Luan membungkuk memberi hormat kemudian pergi untuk menyiapkan pesanan putri Lie Na.

Sedangkan putri itu sendiri, kini tengah bersandar santai di bak kamar mandi pribadi di kamar nya. Di istana ini memang ada pemandian umum khusus anggota kerajaan. Bahkan ukuran kolam nya pun luas dan tertutup. Tapi, karena Lie Na adalah putri sah satu satunya di kerajaan Xiao, ia diperlakukan khusus. Tentu saja saat ibunya masih ada didunia ini.

"Haahh betapa menyegarkannya" ucapnya pelan. Tubuhnya memang tidak segatal kemarin, karena mungkin bakterinya sudah hilang atau mati. Dan saat ini tubuhnya sedang diobati untuk menghilangkan ruamnya saja.

Ia beranjak dari kolam, memakai hanfu putihnya sebagai handuk.

Berjalan kearah cermin tembaga besar kemudian berkaca. Membulak balik tubuhnya sendiri untuk memastikan bahwa ia tak lagi berisi.

"Ini sangat bagus. Tubuhku sembuh sempurna. Tinggal wajah saja. Hah lihat saja. Ku buat kalian menyesal nanti" desisnya.

"Ah tidak tidak. Jangan pikirkan itu dulu! Aku tidak boleh merusak mood. Ah ini sungguh membahagiakan. Setidaknya, tubuhku sudah normal walau tubuh ini nyatanya lebih indah" monolognya tak henti henti.

Transmigration of Cold Mafia (UNDER REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang