1. The Black eyes.

4.4K 520 358
                                    

Aku kembali ...

***

Tatapan gelap yang melemahkan.

***

Lelaki itu lagi ...

Aku tidak tahu kenapa lelaki yang bernama Arjuna itu selalu menatapku lekat seperti itu. Dia selalu duduk disudut ruangan, dengan keempat teman-temannya. Mereka lima lelaki aneh, yang terkenal tampan. Hampir tiga bulan mereka sekolah di sini, aku tidak pernah melihat kelima lelaki itu berdekatan dengan perempuan.

Atau mereka naksir perempuan. Kadang aku berpikir, mereka tidak normal.

"Ta, ayolah Nyanyi. Kenapa hanya melamun?" Rizki mulai protes.

Saat ini aku dan ketiga temanku sedang dikantin. Rizki sedang memegang gitar, dia akan menyuruhku menyanyikan lagu bintang kecil.

Dan Irene sedang makan bakso, dia akan menyemangatiku, seperti layaknya penonton yang ada di sebuah konser boy band korea.

Dan Hazel, dia akan mengabadikan kekonyolan kami, apa lagi disaat Rizki berpura - pura menjadi Rhoma Irama, ketika sedang memainkan gitar tuanya.

Aku mengalihkan tatapanku ke arah Rizki dan kedua temanku.

"Bintang kecil lagi?" Tanyaku meyakinkan. Rizki mengangguk, "Iya, tidak ada lagu lain yang aku suka," sahut Rizki.

"Kenapa tidak sekalian lagu Rhoma Irama saja? Aku bosan mendengar lagu itu terus!" sindir Irene. Semua orang tahu, kalau Rhoma Irama adalah penyanyi dangdut legendaris indonesia. Dan untuk anak muda seperti kami, hal itu tentu saja jarang ada yang mau mendengarkannya. Mengingat banyak sekali lagu kerena pop masa kini.

"Memangnya kalian pikir, aku anak tahun sembilan puluhan?" aku yang menyahut. Dengan sesekali melirik ke arah sudut ruangan sana. Yang ternyata kelima laki-laki aneh itu sudah tidak ada.

Sepertinya lebih baik dia pergi, sehingga aku tidak harus menahan gejolak di dadaku karena detakannya.

"Baiklah, kalau tidak ada lagu lain. Bintang kecil masih bagus." Hazel mulai menyorot kami dengan ponselnya.

Dan aku pun bernyanyi, diiringi petikan gitarnya Rizki. Dia ke sekolah memang suka membawa gitar, tapi tidak pernah ia bawa ke kelas. Dia selalu menitipkan gitarnya dikantin.

Dan bersyukurnya, Bu Indah tidak keberatan kami menitipkan gitar di sana.

Omong-omong kenapa Rizki sangat suka nyanyian Bintang kecil? Karena ia pernah berkata, lagu itu adalah kenangan dari Mamahnya. Setiap malam sebelum tidur, Mamahnya selalu menyanyikan lagu itu.

Tapi sekarang Beliau sudah meninggal. Alhasil, setiap kali dia merasa rindu. Akulah yang selalu disuruh Rizki untuk bernyanyi.

Awalnya aku protes, itu dulu, ketika pertama kali dia meminta. Waktu aku awal kelas sepuluh, ketika kami masih Masa Orientasi Siswa, kalau tidak salah. Tapi tiba - tiba dia menangis pilu sekali. Dan aku sungguh tidak tega, sehingga aku pun menyanyikan lagu itu. Sampai sekarang.

Hampir saja aku akan kembali bernyanyi, ketika teriakan dari ambang pintu membuat bibirku terkatup kembali.

"Ada apa?" Irene bertanya, dia terlihat marah.

"SONIA!"

Ah, aku lupa. Pagi ini aku memang belum melihatnya. Temanku yang satu ini. Dia Sonia, gadis itu memang ijin tidak ikut ke kantin.

"Si Sonia kenapa?" Hazel ikut bertanya. Rizki meletakan gitar di atas meja, terlihat mengikutiku berjalan ke arah ambang pintu. Menatap seseorang yang berteriak barusan.

The Eagle (Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang