Terlibat

23 0 0
                                    

"Nando, keluar lo! Nando!!"
Teriak Uki dari balik pagar.
"Siapa sih?teriak-teriak gak jelas."
Cala keluar dari kamarnya, melihat Uki didepan pagarnya dari rooftop rumahnya. Kemudian dia turun.

"Ada apa ya mas?kok teriak-teriak depan rumah saya?Kak Nando nya gak ada, lagi ke Jepang ada keperluan."
Uki menghela nafas.
"Kakak anda, sudah menabrak kakak saya. Gimana saya bisa sabar?"
Cala tercengang. Dia segera membukakan pagar, lalu membiarkan Uki masuk.
"Kak, ada orang nyari-nyari kakak, kak pokoknya kakak yang ngomong sama dia, adek gak mau ikut campur." Cala memberikan telepon genggamnya kepada Uki.
"Nando, lo denger ya kakak gue sampe diamputasi gara-gara lo, kalau lo menghindar, gue bakal bikin adek lo juga ngalamin apa yang kakak gue alamin." Uki mematikan telepon dan langsung pergi.

Nando menelpon Cala kembali.
"Dek, kamu harus jauhin orang itu, dia orang jahat. Kalau ada apa-apa kamu segera telepon polisi ya. Kakak khawatir banget sama kamu." Nando mencemaskan adiknya.
"Iya kak.,tapi adek harap kakak pulang dulu deh selesain masalahnya baik-baik. Lagian proyek papa kan udah mau selesai. Kakak pulang deh."
"Kak lagi lobby ayah biar kakak aja yang stay di Jepang, jadi gak akan pulang ke Indo dulu."
"Lah, si cowok tadi gimana kak?kakak gak mau nyelesain masalah kalian?"
"Kakak udah tanggungjawab,biaya rumah sakit udah kakak lunasin, apa lagi mau dia. Bingung."
"Udah lah kak, adek gak ngerti kayak gimana msalah kalian tapi tolong jangan libatin adek." Cala mematikan telepon.

Di kembali ke kamarnya berbaring sambil menatap langit-langit kamar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
We Don't Know LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang