04

88 21 51
                                    

Jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah. Alin sudah berdiri di depan gerbang untuk menunggu Vino. Tetapi, yang di tunggu tidak kunjung datang.

Ara tidak bisa pulang dengan alin. Karena Ara  baru saja mengabarinya ada rapat OSIS dadakan. Alin sudah menebak pasti kakaknya juga rapat.

Alin menyesal, kenapa dia dulu tidak menjadi OSIS saja seperti mereka padahal sewaktu SMP ia sangat menginginkannya. Tetapi di satu sisi Alin juga tidak tertarik menjadi OSIS. Yah, Alin dilema sekarang.

Lalu ia pulang dengan siapa? Menunggu kendaraan umum disini sangat susah. Pasti selalu keduluan lalu kendaraan itu sudah penuh. Alin berfikir untuk menunggu Vino dan Ara saja.

Sekitar dua puluh menit sudah Alin menunggu. Tidak ada dari Vino dan Ara yang menampakkan ujung hidungnya. Oke, saat ini Alin beralih menunggu kendaraan umum saja.

Tetapi sial sekali, sudah tidak ada kendaraan umum yang lewat. Sekolah sudah lumayan sepi juga. Oke, Alin mengambil handphonenya dan berusaha untuk menelpon kakak perempuannya. Siapa tahu, hari ini Alana ada libur mendadak kan dikampusnya?

"Halo kak Lana..." ucap Alin saat telpon sudah tersambung.

"Iya Lin? Ada apa?" Tanya Alana diseberang sana.

"Kampus kakak gak libur mendadak gitu?"

"Engga lin, aneh deh, ini baru aja mau masuk kelas terakhir. Terus nanti kakak lembur, mau kerjain tugas bareng sama temen. Kakak udah bilang sama Vino kok Lin. Emang Vino gak kasih tau kamu? Eh tunggu, kamu udah pulang kan?"

Mendengar jawaban dari kakak perempuannya itu. Alin tidak tega jika ia mengatakan yang sebenarnya. "Eh, itu kak. Alin lupa kalo tadi kak Vino udah bilang. Cuma Alin iseng aja mau telfon kakak. Mau hibur kakak aja biar gak suntuk sama tugas kuliahnya."

"Oh gitu, yaudah makasih ya Lin. Yaudah kamu jangan lupa makan ya. Kakak harus masuk kelas dulu. Dosennya udah ada. Bye-bye sayang.."

"Bye juga kak." Ucap Alin dan setelahnya terdengar suara telpon yang sudah di putuskan dari seberang sana.

Alin memasukan kembali handphonenya kedalam tas. Lalu ia diam dan terduduk di halte depan sekolah kembali. Berharap kakaknya atau Ara ada yang pulang lebih dulu. Atau mungkin ada kendaraan umum yang lewat.

"Alina Ravina?"

Seketika Alin menoleh kesamping saat namanya ditanyakan. Alin terdiam kaku ketika mengetahui siapa orang yang memanggil namanya itu.

"Alina Ravina kan?" Tanya orang itu lagi yang menyadarkan lamunan Alin.

"Eh.. i-iya iya.." jawab Alin sedikit terbata-bata.

"Oh, berarti bener ya? Yaudah tunggu sini ya, gue ambil mobil dulu. Jangan kemana-mana!" Ucap laki-laki itu.

Alin bingung dengan ucapan laki-laki yang berdiri disampingnya itu. "Loh, mau ngapain emang? Nanti kalo ada kendaraan umum yang lewat gimana?"

"Gak usah naik kendaraan umum, biar gue yang anterin. Dari tadi gue nyariin Lo kemana-mana. Sekarang udah ketemu jadi jangan kemana-mana. tunggu gue ambil mobil bentar." Ucap laki-laki itu yang semakin membuat Alin bingung sendiri.

"Eh enak aja, gak gak. emang gue cewek apaan? Asal ikut sama cowok." Ucap Alin dengan nada yang sedikit tinggi.

"Jangan salah paham dulu. Biar gue jelas-"

Alin terlihat sangat kesal sekali. Bisa-bisanya ia mau dibawa oleh teman satu sekolahnya, menggunakan mobil pula.

"Gak gak. Pasti lo mau culik gue kan. Jelasin segala, bilang aja lo tuh mau ngalihin pikiran gue. Iyakan?!" Potong Alin saat Saka menjelaskan.

"Hah? Lo itu kejauhan mikir kaya gitu. Makannya diem jangan potong omongan gue dulu. Gue itu di amanatin sama bang Vino buat anter lo pulang. Terus nanti ajak lo makan sekalian juga. Pokoknya harus selamat dan kenyang sampe rumah." Jelas laki-laki itu.

"Gue gak percaya! Jangan asal deh kalo ngomong. Biasanya kak Vino tuh minta tolong sama temennya, kak Andre. Dan lo? Ih jangan ambil kesempatan deh, buat nyulik gue!" Ucap Alin dengan nada tinggi juga raut yang kesal.

"Heh!" Teriak Vino yang baru saja sampai di hadapan mereka.

"Dia bener Lin, kakak minta tolong ke dia. Maaf gak sempet ngasih tau. Ini aja kebetulan doang lewat sekalian mau photocopy di depan. Udah gak usah marah, kakak buru-buru nih. Gue duluan." Lajut Vino  yang kebetulan sekali lewat depan halte sekolah.

"Ah iya, pastiin selamat dan kenyang sampe rumah ya. makasih bro." ucapnya lagi kepada laki-laki di samping Alin. Lalu setelah itu Vino langsung pergi begitu saja.

Alin terlihat diam saja mematung ditempatnya. "Mm-maaf gue salah paham."

"Gak apa-apa. Oh iya gue hampir lupa. Gue Saka anak kelas XI MIPA 2. Eh iya lo yang tadi pagi itu ya." Ucap Saka lalu tersenyum dengan ramah.

Iya, laki-laki itu adalah Saka.

Saka tolong.. jangan senyum!!! Gue gak bisa liatnya. Harusnya kan gue masih kesel. Kenapa malah jadi meleleh gini sih?!' batin Alin.

"Alina? Kok diem?"

"Eeh.. itu.. a-apa? Saka ya? Udah tau gue mah. Anak mana sih yang gak kenal sama Lo." Ucap Alin yang berusaha untuk santai.

"Sefamous itu ya gue?" Tanya Saka dengan wajah bingungnya.

Apa-apaan Saka? Dia mau pamer kah? Tapi alin tidak sama sekali kesal padanya. Malah bagi Alin, Saka terlihat sangat lucu. Namun Alin berusaha untuk bersikap biasa saja. Padahal jantungnya sudah mau keluar.

"Merendah untuk meroket Lo! Udah ah gue mau pulang."

"Oh iyaiya, yaudah tunggu gue ambil mobil dulu bentar."

Setelah Saka mengambil mobilnya, Alin dipersilahkan masuk kedalam mobilnya. Lalu Saka segera melajukan mobilnya untuk mengantar Alin pulang. Tidak, mereka tidak langsung pulang. Tetapi mampir ke restaurant sederhana di tengah perjalanan.

"Mau makan apa?" Tanya Saka.

"Hm, harus makan disini ya? Gue dibungkus aja deh." Jawab alin.

"Tapi gue harus pastiin lo makan. Kalo dibungkus gue gak tau Lo bakal makan atau engga."

Alin menjadi resah sekarang. Bagaimana bisa Alin menjadi terbawa perasaan begini? Tidak, Alin tetaplah Alin. Ia tidak akan merubah pendiriannya.

"Gue pasti bakalan makan kok. Lagian gue buru-buru, gue mau kasih makan kucing gue. Kasian dia." Alasan Alin yang entah masuk di akal atau tidak.

"Oke, kalo gitu Lo tunggu sini aja. Gue beli dulu makanannya. Lo mau apa?"

"Mm.. terserah aja deh. Yang pedes deh pokoknya."

"Oke." Saka segera membuka pintu mobilnya dan berjalan masuk ke restaurant.

Setelah selesai membeli makanan, Saka segera mengantar Alin pulang kerumahnya.

***

Haiiii semuaaa..

Gimana? Gimana? Part 4 nya ni hehe..

Btw, aku minta maaf nih.. baru up lagi😅 Eh emang ada yang nunggu ya? Hehe..

Part ini gak terlalu panjang. Aku lagi gak ada waktu banyak hehe..

Baper ga sih? Serius nanya aku:v

Ajak temen kalian buat baca ya, kalo suka sama cerita ku. Biar kalian bisa bahas bareng sama temen kalian, tentang Saka sama Alin atau bisa juga tokoh yang lainnya.

Yang mau lanjut boleh deh klik bintangnya ya.. gak bayar kok, gratis. Cuman pake kuota aja wkwk..

Biar aku makin semangat😅

Jangan lupa juga buat follow akun wp aku ya dan akun ig aku @alifndr11
Boleh deh, kasih kritik dan sarannya lewat dm ya..

Love you all

ALINSAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang