Pagi yang seharusnya cerah ini terlihat teduh dengan rintik hujan yang menemaninya. Alin yang telah siap untuk berangkat ke sekolah bersama Ara pun jadi tertunda karena hujan di pagi ini.
"Hujan-hujan.. kapan berhenti sih?" Tanya Alin kepada rintik air hujan yang jatuh membahasi sekitarnya.
"Udah sana berangkat sama vino dek. Daripada nunggu hujan berhenti, keburu telat nanti." Saran Alana kepada Alin.
"Tau Lin, ayok buruan. Lo gak lupa kan, hari ini jadwal piket Lo?" Ucap Ara yang langsung membuat Alin panik begitu saja. Karena masalahnya jika ia telat piket, pasti seksi kebersihan akan menyuruhnya seenak jidat.
"Lupa gue ra."
"Lagian berangkat ama kakak sendiri ogah. Padahal orang tuh ampe nangis-nangis minta bareng ama kakak." Ledek vino kepada Alin yang sudah kesal.
Bagaimana Alin tidak kesal? Isunya berpacaran dengan Vino masih saja tersebar. Jarang dari mereka yang percaya, jika Alin adalah adik kandung vino. Bahkan mereka mengatakan, jika Vino dan Alin mirip itu karena mereka jodoh. Ada-ada saja mereka.
Tapi mau bagaimana pun juga, hari ini Alin terpaksa harus berangkat bersama Vino lagi. Jika ia tidak memaksakannya, Nia si seksi kebersihan itu pasti benar-benar akan menyuruh sesukanya.
Sesampainya di sekolah, hujan belum juga berhenti. Mereka belum bisa keluar dari mobil. Vino masih sibuk mencari payung yang biasa tersedia di mobilnya.
"Nah ketemu." Ucap vino dengan penuh kebanggaan. "Eh iya, cuma ada dua. Nih, yang kecil biar kakak yang pake. Kalo yang gede kalian ya." Lanjutnya sambil memberikan payung besar itu.
"Eh bentar ka, ini gue gak bisa bareng Alin. Gue harus ke ruang osis dulu. Ini barusan di chat sama Bu Andin." Ucap Ara dengan menunjukkan chat di handphone-nya.
"Yaudah, gak apa-apa lo sendiri?"
"Santai gue mah. Udah ya, ditunggu nih." Ucap ara langsung pergi begitu saja.
Tidak ada pilihan lain. Alin harus sepayung berdua bersama vino. Bukan Alin tidak mau, kalian pasti tahu sendiri kan. Belum juga jalan, penggemar vino sudah menatapnya sinis. Karena semenjak isu itu tersebar, banyak yang tidak menyukainya.
"Udah lah dek, Biarin aja sih." Ucap vino.
"Hm."
Saat mulai berjalan, tepat disampingnya ada dua orang yang terlihat seperti sepasang kekasih. Berlari, berlindung dari hujan menggunakan jas sekolah yang sepertinya milik laki-laki pasangan perempuan itu. Terlihat begitu romantis dan sangat serasi.
Saat itu juga tatapan murid yang menatapnya sinis berganti menatap sepasang kekasih itu. Seketika hati Alin terasa sesak, saat mengetahui siapa sepasang kekasih itu. Meski sesak, Alin tidak berhenti memperhatikan mereka.
Alin sampai di depan koridor sekolah. Vino segera menutup payungnya. Dan saat itu juga sepasang kekasih itu telah berdiri tepat di sebelahnya.
Laki-laki itu menyapa Vino ketika mengetahui Vino di depannya. "woy bang!"
"Oy sak. Asek PEJE lah jangan lupa." Ucap vino kepada Saka.
"Apaan sih Vin." Ketus perempuan yang ada di sebelah Saka. Ia adalah Prisillia yang sering dikabarkan dekat dengan Vino.
Dua orang yang seperti sepasang kekasih itu adalah Saka dan Prisil.
Hati Alin sangatlah terasa sesak. Ia bahkan merasa tidak sanggup untuk berada di sekitar mereka. Apakah rasa suka Alin sebesar itu?
"Mm.. kak. Alin duluan ya." Ucap Alin kepada kakaknya dan langsung meninggalkan mereka.
"Iya-iya." Ucap Vino begitu Alin pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINSAKA
Ficção AdolescenteAlina Ravina, seorang siswi SMA yang selalu tampil dengan kesederhanaaanya. Ia menyukai seorang siswa laki-laki dalam diamnya. Dalam pendiriannya, ia tidak berharap banyak tentang rasanya itu. sekedar menyapanya saja itu sudah cukup. Terlebih lagi...