7

30 18 17
                                    

"nilai ulangan lu berapa ,Na ??" Tanya Haura antusias saat pak Bahri sudah keluar dari kelasnya.

Terbanding terbalik dengan Nana yang sekarang nampaknya amat lesu itu.

Kenapa pula dia sangat bodoh dalam pelajaran yang satu ini.

Karna sudah malas melihat nilai nya sendiri, akhirnya kertas ulangan nya lansung saja di geser ke arah Haura yang notabene berada di samping nya .

"Gila sih na, fisika lu 82??" Ucap Haura takjub.

"Itu kecil Ra"sanggah Nana lesu

"Astaga , gua aja yang hampir mentok ama nilai standar aja udah sujud syukur" ucap Haura heran.

"Iya dah iya terserah"ucap Nana malas.

Haura yang mendengar jawaban Nana hanya bisa mendengus lalu melihat perbedaan jawaban Nana dengan jawaban ulangan nya yang ia kerjakan beberapa hari yang lalu namun baru saja dibagikan pak Bahri itu.

Nana pun menenggelamkan kepalanya ke meja berniat ingin memejamkan mata sejenak sembari menunggu pelajaran berikutnya.

Baru saja hendak tertidur pulas Nana merasa ada sesuatu yang dingin sedang menyentuh kepalanya.

Saat ia mengangkat kepalanya , ia mendapati ada minuman kemasan dingin di atas meja.

"Ini punya siapa Ra??" Tanya Nana yang masih menempelkan kepalanya ke meja sambil menoleh ke arah Haura.

"Baca aja,kan ada note nya itu"ucap Haura malas sambil menunjuk minuman tersebut dengan dagu nya.ia pun kembali memeriksa jawaban Nana dan jawabannya lagi.

Nana pun kembali memfokuskan pandangannya ke minuman tersebut.

Benar kata Haura ,ada sebuah note yang tertempel di belakang minuman tersebut.

Nilai lu segitu udah bagus kok
Gua aja kalah sama lu
So,tetap semangat Nana

A.P

Nana hanya geleng geleng kepala saat tau siapa sang pengirim minuman.

Lalu ia menoleh ke bangku belakang guna mendapati Alif yang juga sedang melihatnya.

"Thanks"ucap Nana sedikit pelan takut kedengeran sama teman nya yang lain.

Walaupun begitu Alif masih dapat mengerti apa maksud Nana . Walaupun yang berhasil ia tangkap hanyalah gerak bibir cewek tersebut yang mengucapkan terimakasih.

Alih-alih menjawab Nana ,Alif hanya mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum ke arah Nana.

Perlakuan Alif tentu saja membuat Nana sedikit tertawa, lagi pula semenjak beberapa hari lalu Alif semakin gencar melancarkan aksi PDKT nya ke Nana.

Ohh ya, sebenarnya nilai alif lebih tinggi dari pada Nana bahkan nilainya adalah yang paling besar di kelasnya.

Bagaimana Nana bisa tau ?? Ya tentu saja karena tadi saat membagikan nilai,pak Bahri sangat mengelu-elukan Alif bahkan membandingkan anak anak yang nilainya berada dibawah standar dengan Alif

Mungkin setelah ini bisa saja Alif mendapat julukan anak kesayangan guru.

Baru saja Alif hendak menghampiri bangku Nana ,dari pintu kelas nya muncul Pak lubab selaku guru bahasa Inggris.

Leave Or Be LeftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang