dr.Romance

134 12 1
                                    

Part 10

Asik dengan pikiran dan berbagai macam teori mengenai siapa pria dari masa lalu Seok Jin, membuat sanggahan sikunya di sisi dinding tempatnya bersembunyi tergelincir kehilangan tenaga, hingga membuat tubuh jangkungnya terhuyung mengenai bak sampah besi di sampingnya.

"Ouch, aish..." umpatnya lirih, setelah tubuhnya rubuh bersamaan dengan bunyi bising dan nyaring bak sampah besi yang menggelinding tak karuan di sekitarnya.

"Bukankah dia?" cicit lirih senior Seok Jin yang berada di samping Seok Jin yang tak kalah terkejutnya mendapati sosok Nam Joon yang berada di sana.

"Ceroboh, teledor. Sedang apa dia berada di sini sebenarnya?" dengus Seok Jin dengan kerutan di kening yang tak disadarinya, diikuti dengan gelengan lemah kepalanya, mendapati Nam Joon yang mengaduh dari jauh dan sesekali mencuri pandang ke arahnya.

"Seok Jin ah, kau tak berniat menolongnya?" tanya senior wanita di samping dirinya yang kini terlihat mencubit sisi jas Seok Jin dan digoyangkannya perlahan.

"Biarkan saja, toh dia bukan anak-anak yang perlu kukhawatirkan. Aku duluan Seonbae." balas Seok Jin cepat, lalu sedikit membungkukkan badannya ke arah sang senior, sebelum berlalu pergi menggalkan seniornya, dan berjalan begitu saja melewati Nam Joon yang masih menahan sakit di pergelangan tangan, yang sempat digunakan untuk menumpu tubuhnya ketika jatuh tadi.

"Kejam sekali, dia jelas melihatku. Apakah tak ada niatan untuk menolongku?" lirih suara Nam Joon mendapati sikap dingin Seok Jin kepadanya. "Eoh, apa yang kau harapkan Nam Joon ah? Baboya! Tak seharusnya aku berharap lebih kepadanya." gumamnya pada dirinya sendiri, seraya berusaha beranjak dari posisinya kini.

"Kukira kau tak akan terlihat sebodoh ini Kim Nam Joon." seruan yang disertai dengan usaha menolong tubuh bongsor Nam Joon yang kesulitan berdiri datang dari belakang tubuhnya.

"Seok Jin Hyung," lirih Nam Joon mendapati Seok Jin yang tengah meletakkan masing-masing sisi tangan berukuran jauh lebih kecil dari ukuran tangan kokohnya di masing-masing sela ketiak Nam Joon, yang diberikannya secara suka rela sebagai sanggahan tubuh Nam Joon yang tak dapat dikatakan ringan untuk Seok Jin yang pergi ke tempat Gym saja bisa dihitung menggunakan jari tangan dalam sebulan.

"Beratnya, kau ini makan apa saja selama ini?" keluh Seok Jin yang dengan susah payah berhasil mengangkat tubuh Nam Joon untuk kembali berdiri tegak di sampingnya.

"Hyung, kau kembali?" tanya Nam Joon cukup takjub mendapati Seok Jin yang kini berada di sampingnya nampak kelelahan dengan peluh membasahi sisi kanan dan kiri pelipis wajah tampannya.

"Aku tahu, kau akan mengataiku di belakang. Aku hanya tak ingin bersin atau batuk sepanjang hari nanti." jawab asal Seok Jin, sembari menyeka peluh dan membuang pandangan jauh dari Nam Joon yang tersenyum dalam diam memperhatikan Seok Jin, sembari memegangi pergelangan tangan kanannya yang sepertinya terkilir.

'Ck, sudah kuduga. Dia pasti kembali, tak akan sanggup dia abai pada cinta pertamanya.' decihan geli senior Lee yang dari jauh mendapati Seok Jin memutar langkah, menghampiri Nam Joon yang nampak bodoh untuk berdiri dari jatuhnya. 'Semoga kali ini, jalan ceritanya berakhir baik Jin ah.' doa kecil yang tulus, terlantun lirih di dalam hati senior Lee yang berjalan menjauh meninggal Seok Jin dan cinta dalam diamnya.

"Kita harus bergegas ke rumah sakit terdekat." seru Jin kali ini sembari menatap Nam Joon dan pergelangan tangan yang dipenuhi tonjolan urat itu secara bergantian.

"Eoh, ini tak masalah. Ditempel plester pereda nyeri dan chloride spray juga sembuh." balas Nam Joon cepat, berusaha menolak permintaan Seok Jin, karena takut merepotkan pria yang entah sejak kapan mencuri perhatian dan hatinya.

Doctor RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang