WARNING
MATURE CONTENT
21+
Mohon Kebijaksanaannya Dalam Membaca 😉😉😉Part 12
Keesokan paginya, Jimin terbangun dengan sisi ranjang yang kosong. Telapak tangannya meraba bagian sisi samping kiri ranjang berukuran besarnya, matanya mengerjap perlahan, dia tak menemukan keberadaan Yoongi di sampingnya.
'Apakah dia sudah pergi? Apakah dia melupakan segala hal yang terjadi semalam? Astaga, atau aku hanya bermimpi tentang semuanya?' berbagai macam pertanyaan menghantui Park Jimin yang mulai beranjak dari posisi berbaringnya.
Pria berkharisma itu bangun dengan rambut berantakan, dan mata yang menyipit menyesuaikan cahaya matahari yang menyeruak dari balik tirai bergoyang terhempas angin yang menyisip masuk dari celah jendela yang sedikit terbuka.
"Morning, kau sudah bangun. Ingin secangkir kopi mungkin?" suara merdu Yoongi terdengar dari arah pintu masuk yang membuat Jimin melebarkan matanya penuh semangat menatapi Yoongi dan kemeja putih kebesaran miliknya.
Tunggu, kemeja putih kebesaran? Milik Jimin? begitulah kira-kira yang terpikirkan oleh Jimin dan raut wajah terkejutnya mendapati Yoongi yang sungguh mendukung pusaka saktinya yang tengah turn on di pagi hari.
'Oh tidak ini buruk,' bisik Jimin, sembari memalingkan wajahnya dari Yoongi dan menutup bagian kemaluannya yang jelas masih tertutup bed cover tebal dengan kedua telapak tangannya.
"Kau kenapa? Ada yang salah? Ereksi di pagi hari? Ingin kubantu?" yeah, Jimin cukup terkejut mendapati reaksi Yoongi akan kejadian alami yang umumnya dialami kebanyakan pria di dunia. Hingga mampu membuat Jimin menoleh cepat secara spontan ke arah Yoongi yang tengah meletakkan mug yang dipegangnya sedari tadi, di atas nakas di sisi ranjang berukuran besar milik dokter Park.
"Tunggu," cegah Jimin cepat didukung dengan lima jari tangan kanannya yang mencegah Yoongi untuk menyusulnya naik ke atas ranjang. "Tunggu di sana, aku ingin menanyakan sesuatu." lanjut Jimin, berusaha meredam perasaan gugupnya.
"Oh baiklah, apa yang ingin kau tanyakan?" balas Yonggi datar, sembari berdiri dengan mata mengerjap pelan ke arah Jimin yang sungguh itu lebih sulit dari ujian skripsinya dulu.
'Oh Tuhan, apa yang tengah dilakukannya kini? Apa dia sedang menguji batas kesabaranku?' batin Jimin meronta, menahan segala godaan dari paha mulus, putih milik Yoongi yang mengundang untuk dijamah dan diraba.
"Kau terlalu lama, jika kau tak jadi bertanya kepadaku. Aku akan segera menyusulmu ke atas ranjang, kau pasti butuh bantuan dariku." protes Yoongi yang dianggurkan Jimin dan peperangan batinnya.
"Tunggu, apakah kau benar-benar Min Yoongi. Maksudku, hhmmm apakah?" pertanyaan Jimin tak sampai selesai, ketika Yoongi melompat ke atas ranjang untuk duduk di atas pangkuan Jimin dan menghujani Jimin dengan ciuman asal tepat di bibir sang pria yang tak siap membalas.
"Aku Min Yoongi, dokter Min. Apakah demam semalam, membuatmu lupa ingatan dokter Park?" ujar Yoongi begitu lancar, setelah menyelesaikan ciuman di bibir basah Jimin yang masih shock dengan serangan fajar yang Yoongi berikan kepadanya. "Aku sungguh-sungguh ingin membantumu mengatasi sesuatu yang kini mengganjal di bawah pantatku. Kau mengerti?" lanjut Yoongi kini diakhiri dengan senyuman yang sedikit menampakkan gusi merah muda miliknya.
"Kau gila dokter Min," bisik Jimin frustasi dengan sikap Yoongi yang belum pernah diketahui Jimin sebelumnya.
Belum sempat Jimin kembali membuka mulut, Yoongi beralih dari atas pangkuan Jimin, lalu menyibak bed cover tebal yang menutupi bagian bawah tubuh Jimin yang kini tengah berdiri tegak tak dapat disembunyikan lagi oleh apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Romance
FanfictionBagaimana jika Tujuh dr. tampan dengan tujuh karakter berbeda hadir di sebuah RS terkenal, dengan arwah cantik kesepian yang membuat ulah di sana?