Part 14
Mobil sewaan Jin beranjak melewati gerbang masuk rumah sakit Halla di Jeju. Setelah berputar beberapa menit, mencari tempat parkir mobil. Keduanya nampak turun dan keluar dari dalam mobil.
Tak ada percakapan berarti di antara keduanya, keduanya hanya berjalan dalam diam menuju Unit Gawat Darurat. Sesampainya di dalam, Nam Joon terlihat berjalan mengikuti salah satu perawat yang membawanya ke salah satu bilik berderet, berbatas tirai dan bersekat.
Seok Jin sendiri nampak sibuk, di antar perawat lainnya menuju ruang daftar dan tunggu pasien. Sembari menunggu Nam Joon yang tengah mendapat penanganan oleh perawat dan dokter jaga di dalam, pria berperawakan tinggi menarik itu tengah mengisi data lengkap Nam Joon sebagai pasien di salah satu blangko kosong yang disodorkan salah satu perawat yang berada di sana.
"Terima kasih telah membantu mengisi data diri pasien, salinan datanya dapat anda bawa untuk membayar biaya administrasi nanti di sisi bagian kanan anda Tuan." ujar salah satu perawat ramah, sembari mengangsurkan salinan data diri Nam Joon kepada Seok Jin.
"Eoh, baik saya mengerti." balas Seok Jin singkat, sebelum akhirnya berjalan, bergegas sesuai petunjuk sang perawat.
Setibanya di bagian administrasi, Seok Jin tidak segan untuk mengangsurkan kartu debit miliknya yang tentu saja berisi dengan nominal digit angka yang fantastis untuk dokter muda dan sukses sepertinya.
"Tunggu," suara Nam Joon, diikuti dengan telapak tangan lain milik pria penuh aura kharismatik itu, menghentikkan telapak tangan Seok Jin di udara. "Biar aku yang urus Hyung, biar aku yang membayarnya." lanjut Nam Joon yang mendapat reaksi mematikan dari tatapan Seok Jin di sana.
"Tolong lepas Nam Joon ssi, atau kau akan melihat tangan lain milikmu jauh lebih buruk dari sebelumnya." gertak Seok Jin berusaha seserius mungkin di hadapan Nam Joon.
"Kau boleh melukaiku, tapi tidak untuk ini Hyung. Aku sudah banyak merepotkanmu hari ini." lanjut Nam Joon tak ingin kalah akan sikap keras Seok Jin kepadanya.
"Lakukan sesukamu!" sentak Seok Jin pada akhirnya, diikuti dengan genggaman tangan Nam Joon yang terlepas akibat hentakkan kasar tangan Seok Jin.
"Maaf untuk kejadian yang tak mengenakkan, bisa pakai ini saja?" ujar Nam Joon, mengangsurkan sebuah black card kepada petugas yang dengan sabar menunggu serta mengamati cekcok kecil yang terjadi di antara dirinya dan Seok Jin.
"Baik, tidak masalah. Tolong tunggu sebentar. Akan segera saya proses. Terima kasih." balas sang petugas, setelah menerima angsuran kartu dari Nam Joon untuk diproses ke tahap selanjutnya, untuk menyelesaikan biaya administrasi pengobatan Nam Joon.
'Astaga, dia benar-benar keras kepala, mudah marah dan menggemaskan. Aku sama sekali tak bisa kesal ataupun marah terlalu lama kepadanya.' batin Nam Joon, diikuti dengan gelengan kepala dan hembusan napas berat, mendapati kepergian Seok Jin yang mendahuluinya ke arah pintu keluar rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor Romance
FanfictionBagaimana jika Tujuh dr. tampan dengan tujuh karakter berbeda hadir di sebuah RS terkenal, dengan arwah cantik kesepian yang membuat ulah di sana?