"Rose, kamu sedang apa?" tanya Murni yang kaget melihat Rose masih duduk di ruang tamu padahal sudah jam 12 malam. Rose menoleh dan menggeleng pelan."Kenapa, Febian belum pulang?" tebak Murni. Rose diam saja.
"Coba telepon sana, Rose."
"Sudah."
"Terus?"
"Tidak di jawab."
"Ya ampun, ke mana sih tuh anak, sering banget pulang malem sekarang, heran deh Mama."
"Kerja, Mah." Rose tetap membelanya. Murni menghela nafas lalu memilih untuk mengambil air minum kembali pada niat awalnya keluar kamar. Selesai mengambil minum ia kembali mendekat ke arah Rose.
"Jangan kasih jatah kalau dia minta, ke enakan nanti," ujar Murni. "Udah sana masuk aja, nggak baik malem-malem sendirian lagi hamil."
"Tapi, Mah?"
"Udah sana, bentar lagi juga pulang kok."
"Bener kan, Mah?"
"Iya. Udah sana masuk." Rose pun menurut dan masuk ke dalam kamar. Walau ia tak bisa tidur selalu terbayang Febian. Sialnya ia selalu membayangkan setiap kali Febian pulang malam adalah karena ia harus menemani Dianti.
Artinya Febian lebih perhatian pada Dianti dari pada dirinya. Kalau sudah begini bagaimana ia bisa tenang dan tidak memikirkan hal yang tidak-tidak.
Rose tersentak saat mendengar suara mobil. Rose bergegas keluar kamar untuk menyambut Febian pulang. Febian membuka pintu dan terkejut ketika melihat Rose sudah ada di depannya dengan raut wajah masam.
Padahal sejak dari kamar ia selalu tersenyum karena senang suaminya pulang tapi entah kenapa saat melihat Febian ia justru tak bisa tersenyum dan yang ada hanya rasa kesal.
"Kok baru pulang?" tanya Rose.
"Maaf." Hanya itu yang keluar dari bibir Febian karena jujur ia belum siap untuk menjelaskan perihal alasan dirinya terlambat.
"Hanya maaf? Kamu telat pulang dan kamu hanya bilang maaf?"
"Rose, aku capek, nanti aja ya jelasinnya."
"Nggak mau, harus sekarang."
"Rose, kamu kenapa sih?"
"Aku nggak kenapa-kenapa, aku Cuma tanya suami ku dari mana jam segini baru pulang tanpa kabar?"
"Iya, nanti aku jelasin sekarang aku mau mandi, capek."
"Kamu lebih mementingkan mandi dari pada aku?"
"Ya ampun, Rose. Kamu kenapa sih?"
"Kenapa sih terus, emang nggak boleh istri tahu suaminya dari mana?"
"Boleh tapi kasih aku waktu dulu untuk mandi, badanku lengket, aku capek, ya."
"Terserah!" Rose langsung pergi dari hadapan Febian dan masuk ke dalam kamar. Febian yang bengong melihat sikap Rose yang tidak seperti biasanya. Ia bahkan terlihat sangat galak padanya.
Febian buru-buru menutup pintu dan menguncinya lalu ikut masuk ke dalam kamar. Di sana ia melihat Rose masih nampak kesal. Febian mencoba untuk mendekat dan memperbaiki kesalahpahaman.
Ia coba peluk Rose dari belakang. Rose tersentak tapi membiarkan Febian memeluknya.
"Aku minta maaf ya, aku tidak bermaksud pulang telat tapi pekerjaanku semakin banyak sekarang, maaf ya." Rose masih diam saja tak menjawab sama sekali.
"Rose?"
"Kamu sama Dianti kan?" tuduh Rose. Febian tersentak. Bagaimana Rose tahu jika ia bersama dengan Dianti?