16

56 8 3
                                    

Sebelumnya, Cerita ini gak akan aku kasih cast pemain karena aku mau kalian berimajinasi sendiri seperti apa tokoh yang ada di sini. Selain itu juga, aku udah cari tapi kurang srek aja sama hayalan aku gitu.

Silahkan berimajinasi😊😙

Menyangga dagunya dengan tangan dan memejamkan mata menikmati alunan musik. Dengan cara inilah mungkin bisa meringankan pikirannya.

Merasa dunianya mulai tenang, dia tersenyum manis membuka matanya dan menemukan wajah seseorang dalam sebuah figura.

Gadis itu tersenyum lalu mengambil figura bewarna hitam itu. Dia mengelus kaca dimana tepat di gambar wajah si pria.

"Banyak masalah di sini, kamu gak kangen sama aku? Bahkan, telpon aja gak pernah. Aku bingung sama diri aku sendiri." Gumamnya meneteskan air mata.

"Aku ingin melepasmu, namun berat rasanya. Kau seperti nadi bagiku. Jika kau tak bersarang pada tubuhku, maka aku akan?" Gumamnya lagi memeluk figura itu erat.

"Bukan ini yang aku mau, bukan. Seandainya aku bisa memilih, seandainya aku bisa berkeluh kesah, seandainya aku bisa menyuarakan isi hatiku yang sebenarnya, seandainya papaku tak melakukan ini, dan masih banyak andai yang ingin ku ungkapkan padamu."

"Seandainya itu semua terjadi padaku, aku ingin mengejarmu, memelukmu, menyayangimu seperti kau menyayangiku. Aku hanya bisa berharap kamu masih menungguku." Ucapnya menarik figura dan tersenyum pada pria yang ada di foto.

"Xel, meskipun aku lama meninggalkanmu, percayalah padaku. Hatiku masih milikmu. Tak akan ku biarkan seseorang masuk kecuali dirimu."

"Semoga kau selalu mengingatku dalam setiap kegiatanmu. Seperti aku, yang selalu mengingatmu dimana aku berada." Dia menghembuskan napasnya.

"Xel, saat aku bisa memilih. Aku ingin, selalu di sampingmu tak peduli sekarang kau membenciku atau tidak."

"Tapi satu yang ku harap." Dia menarik napas.

"Kamu masih mau menungguku,"

"Dan, masih mencintaiku. Axel-ku."

💢💢💢

Jum'at. Hari singkat yang sangat Tere sukai. Dimana dia sangat menyukai 1 setengah jamnya tanpa ada orang.

Lelaki yang semuanya sholat Jum'at dan para cewek keluar mencari makan.

Namun tidak berlaku untuk Tere. Dia lebih suka menyendiri di perpustakaan menghemat uangnya agar bisa dia tabung.

Saat bel istirahat berbunyi, dengan segera Tere menunggu semua temannya keluar kelas. Jam 11.45 bel berbunyi.

Para lelaki segera ke parkiran untuk menunaikan sholat Jum'at dan cewek-cewek ada yang ngerumpi di tangga dan ada yang menunggu motornya bisa di keluarkan dari parkiran.

Karena banyaknya motor, area parkir yang penataannya berhadapan menjadikan susahnya mengambil motor.


Tere turun dan segera menuju perpustakaan. Seperti biasa dia harus melewati banyak siswi yang duduk di tangga menghalangi jalan Tere.

"Permisi." Ucap Tere pelan.

Siswi itu memberi jalan namun, tanpa Tere sadari kaki siswi lain di selonjorkan dan membuat Tere terjungkal. Untung saja tinggal 5 tangga jadi tidak terlalu tinggi.

"Lo lewat baunya bau toilet tau gak!" Ucap salah satu dari mereka sambil menutup hidung.

Tere melirik samping kirinya. Bukannya di bawah tangga memang ada toilet? Wajar kalau ada bau pesing.

DUA SISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang