18. Curiga

14.9K 1K 58
                                    

Happy reading :)

TYPO BERTEBARAN!
.
.
.
ARLANDIRA

Aku hanya takut kehilangan untuk yang kedua kalinya.
Author —adarafsy_
.
.
.

Pintu utama rumah keluarga Prawijaya dibuka kasar hingga menimbulkan bunyi yang cukup kuat. "DIRA MANA?" tanya Davin langsung tanpa basa-basi.

Kevin memandang datar seperti menilai penampilan Davin sekarang, sesaat Kevin menggeleng melihat baju seragam laki-laki itu yang sudah nampak kusut ditambah dasi yang ia ikat dibagian kepala, persisi seperti mau tawuran.

"Ke mana aja lo?" Davin tidak menjawab pertanyaan Kevin, ia segera berlari ke lantai atas. Sesekali kakinya tersandung anak tangga.

Davin membuka pintu kamar Dira pelan agar tidak mengusik ketenangan adiknya.

Davin melihat Dira yang masih tidur dengan nafas teratur, perlahan Davin mendekati kasur Dira lalu duduk di sampingnya. Tangannya terulur untuk mengusap pipi Dira yang kini nampak semakin chubby.

"Jangan buat Abang khawatir, Dek," bisiknya. Saat mendengar kabar dari Kevin di telpon tadi, rasanya nyawa Davin melayang hingga langit ke tujuh. Kalau sampai adik kesayangannya ini kenapa-napa, akan Davin pastikan hidup orang yang menganggu adiknya tidak akan aman!

Mata berjenis almond itu perlahan terbuka, mengerjap sebentar untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Bola matanya mengarah ke seorang laki-laki yang duduk di pinggir kasurnya. "Bang Davin?" lirih Dira. Davin tidak menjawab ia masih asik memandangi Dira dengan tatapan yang susah dibaca.

"Bang?"

"Eh kenapa? Ada yang sakit?" Dira terkekeh, segitu pedulinya kah kakaknya ini dengan dirinya. Padahal sekarang ia baik-baik saja. Kalau ada yang melihat kejadian ini mungkin banyak yang akan iri hati padanya karena memiliki seorang Abang sebaik Davin ataupun Kevin. Mereka adalah laki-laki yang sudah Dira anggap sebagai cinta pertama setelah Ayahnya.

"Gak ada, Bang," jawab Dira.

***

Kevin yang masih menonton tv di ruang tamu kembali dikagetkan oleh suara pintu yang lagi-lagi dibuka kasar, padahal baru satu menit ia menutup pintu itu tadi.

Terlihat Arlan yang bernotabe sebagai kekasih adik perempuannya itu masuk dengan langkah lebar, tanpa mengucapkan salam atau kalimat apapun, laki-laki itu langsung menaiki anak tangga dengan tergesa-gesa.

Gak ada akhlak banget tuh anak! Gak gue restuin baru tau rasa lo! Batin Kevin yang merasa hanya dianggap Arlan patung tak bernyawa di sini.

"Dira?" panggil Arlan sambil memasuki kamar gadisnya. Davin dan Dira menatap kearah Arlan yang sedang berjalan mendekat.

"Loh Kakak 'kan katanya ada tamu, kok ke sini?" tanya Dira.

Davin merasa menjadi orang ketiga pun memutuskan untuk keluar terlebih dahulu, ia tidak mau mencampuri urusan rumah tangga orang.

Setelah Davin pergi, Arlan menduduki tempat di mana tadi Davin duduk, ia menatap lekat gadisnya yang sudah bersandar di kepala ranjang.

ARLANDIRA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang