MENGHINDAR

903 87 41
                                    

Hampir dua Minggu lebih Samuel menjauh dari kehidupan Lyodra seperti layaknya orang asing untuk saat ini. Sedangkan Lyodra sangat merasakan kehilangan sosok Samuel yang selalu mengisi hari-harinya.

Hubungannya dengan Nuca sudah kandas satu minggu yang lalu saat Nuca selesai pertandingan sepakbola. Lyodra sudah tidak tahan dengan situasi seperti ini. Ia ingin sekali sahabatnya itu kembali seperti dulu.

"Sam, padahal rumah lo cuma depan rumah gue kenapa nyali gue ciut banget buat nemuin lo sekarang. Gue nyesel Sam gue pernah ngomong kayak gitu ke lo. Gue harap lo baik-baik aja ya makan yang banyak karena sekarang gue udah gak ganggu saat lo lagi makan lagi."
Lyodra tersenyum sambil menatap balkon kamar Samuel.

Flashback on

Saat itu Lyodra sedang pergi merayakan kemenangan timnya Nuca namun ia harus kecewa saat melihat Nuca berpelukan dan bermesraan dengan seorang wanita pemilik restoran tersebut.
Lyodra langsung meninggalkan tempat itu karena sudah tidak tahan lagi. Ia keluar dengan menahan tangisnya dan segera menghubungi Samuel untuk menjemputnya. Tidak mungkin jika ia meminta supirnya pasti akan ketahuan Papanya kalau ia tadi pergi bersama Nuca.

Samuel yang sedang asik menikmati makan malamnya sambil menonton anime kesayangannya terganggunya karena suara berisik dari Handphonenya dan tertera nama "lyly rewel" menelponnya.

"Kenapa ly pulsa lo habis minta gue kirimin." Ucap Samuel dengan masih mengunyah.

"Sam bisa jemput gue di halte dekat cafe Iguana gak. Gue udah kedinginan nih."

"Lo nangis ly? Siapa yang bikin lo mau mewek kayak gini."

"Udah tanya nya nanti aja. Intinya lo bisa gak jemput gue."

"Bisa ly tapi gue makan dulu ya soalnya keburu cumi gue berubah warna jadi pink nanti ly."

"Sam lo tega sih mementingkan makanan daripada sahabat lo yang paling cantik ini."

"Upah gue apaan emangnya?"

"Besok gue traktir lo di sekolahan terus selama seminggu bensin lo gue isi full."

"Gue gak mau,"

"Yaudah nanti lo bilang aja upahnya apaan. Intinya sekarang kesini cepetan."

"Sabar gue udah di atas motor nih 18 menit lagi sampai."

"Ly kenapa lo nangis?" Tanya Samuel yang sudah sampai.
"Siapa yang nangis gue cuma kedinginan aja. Habisnya lo lama terus gue juga jadi ngantuk deh."

"Nuca mana bukannya tadi lo bilang mau nonton dia tanding."
"Emm Nuca lagi ngumpul sama temen-temennya lagian laki-laki semua jadi gue gak nyaman aja."

"Yaudah nih pakai dulu jaket punya gue. Nanti lo sakit lagi kan gak lucu."
"Gak Sam lagian kaos gue lengannya panjang kok."
"Udah gak usah gengsi." Ucap Samuel sambil memakaikan jaket di tubuh Lyodra.

"Ly kita mampir ke restoran nya bang Anza dulu gue tau pasti lo laper kan." Ledek Samuel.
"Enggak , paling lo yang laper."
"Gue tadi denger suara cacing lo lagi demo ly." Goda Samuel yang langsung mendapatkan pukulan di helmnya.

"Loh Kak Titi kok kesini?" Tanya Lyodra pada kakaknya yang sedang berada juga di restoran tersebut.
"Suka-suka kakak lah. Kamu tumben banget makan disini."
"Tadi Samuel yang ngajak."

"Eh kalian silahkan duduk didekat Titi aja. Oh ya kalian mau pesen apa?" Tanya Anza dengan ramah.
"Tumben bang lo ramah banget. Ucap Samuel yang sedang tidak percaya dengan tingkat Anza tadi.

Setelah mereka memesan dan makan Lyodra dan Samuel pamit pulang duluan karena mereka besok harus sekolah.

"Sam makasih lo udah jemput gue tadi." Ucap Lyodra sambil menyodorkan helm pada Samuel.
"Eits gak gratis lo harus bayar dulu. Tapi bukan dengan uang atau makanan."
"Terus apaan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAST PLACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang