(8.00 p.m)
Putri POV
Aku merenung menatap langit-langit kamarku, ah bukan, melainkan kamar tamu Mension ini. Pikiranku berkecamuk dengan kejadian yang menimpaku hari ini, dimulai dengan pelarianku dari kota sampai terjebak dengan cowok-cowok aneh yang tidak kukenal. Ditambah dengan kenyataan bahwa aku terikat dengan sebuah perjanjian konyol yang ditulis oleh para leluhur kami terdahulu.
Duduk disisi kasur dan mengusap wajahku dengan kasar, rasanya masih tak bisa dipercaya bahwa aku mengalami kejadian paling konyol dan aneh seumur hidupku, aku mencengkeram seprai kasur dengan erat.
"Ini tidak masuk akal, bagaimana bisa aku terikat dengan pernikahan yang bahkan tidak kuketahui sejak kecil," ucapku gusar. Aku menatap kosong pintu kamarku dengan ekspresi cemas. "Tega sekali mereka, mengorbankan anak cucu mereka sebagai tumbal. Hanya untuk menghilangkan kutukan itu,"
"Belum tentu kutukan itu akan hilang dengan sendirinya, bisa jadi hanya sementara kemudian muncul lagi, apakah mereka akan membunuhku jika itu benar-benar terjadi?" gumamku mulai takut. Aku memeluk kedua lututku dan meringsut mundur sampai punggungku menyentuh dinding yang dingin.
Mataku menatap kosong kedepan sementara pikiranku melayang ke beberapa jam yang lalu, dimana kejadian yang menimpa keluargaku terjadi, dan aku dengan egois meninggalkan mereka begitu saja.
Flasback on
(1.00 p.m Sehari sebelum kejadian)
"Ibu, bolehkan aku membeli yang ini, hari ini aku ingin sekali makan kentang goreng," kataku sambil menunjuk beberapa tumpukan kentang mentah di dalam box itu.
"Tentu saja sayang, ambillah sebanyak yang kau mau. Tapi ingat...jangan terlalu banyak memakannya, nanti lama-lama kau akan menjadi gadis kentang," sahut ibuku disertai senda guraunya.
Aku terkekeh kecil dan mengambil beberapa kentang mentah. Saat ini aku dan ibuku sedang berbelanja di pasar swalayan dekat rumah kami, meskipun kami tinggal di kota tapi ada beberapa tempat yang strategis untuk para pedagang dan pembeli melakukan jual beli.
Setelah selesai aku segera menghampiri ibu dan meletakkan kentang-kentang itu dalam keranjang.
"Sudah selesai sayang?" tanya ibuku dengan lembut.
"Sudah, apa ada yang ingin dibeli lagi ibu?"
"Ibu, rasa sudah cukup. Lagipula ini cukup untuk persediaan 2 hari kedepan,"
Aku mengangguk menanggapinya dan ibu segera membayar perbelanjaan kami lalu kami bergegas pulang ke rumah.
**********
Sesampainya di rumah aku segera membantu ibuku membereskan rumah kami, ayah sedang bekerja jadi kurasa dia akan pulang malam. Sebenarnya aku punya adik perempuan dan satu-satunya adik kecil tersayangku, tapi sekarang saat ini dia ditunangkan dengan lelaki yang tidak dikenalnya saat usianya 16 tahun, itu dikarenakan ulah pamanku yang serakah akan uang dan harta.
Dia berhutang pada seorang pengusaha kaya di kota ini dan menjadikan adikku sebagai jaminannya, jika dia tidak mengganti uangnya tepat waktu. Ayahku yang bekerja sebagai pegawai industri, mungkin gajinya masih belum cukup untuk membayar hutang paman yang hampir miliaran itu.
Paman sampai saat ini belum menikah entah alasannya apa, tapi aku yakin jika dia menikah dia pasti akan menjadikan anaknya sendiri sebagai jaminan dari hutang-hutangnya itu. Tapi akan lain ceritanya jika yang menjadi jaminan itu adalah adikku sendiri.
Tapi kudengar-dengar adikku ditunangkan dengan anak dari renternir itu, dan kuharap anak dari renternir itu tidak menyakiti adikku secara batin maupun fisik dan jika dia menyakitinya, aku sendiri yang akan membuat tunangan adikku itu menderita.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Wife Of Vampire [Diabolik Lover]
Vampirosdahulu kala para leluhur dari Klan Haruno membuat sebuah perjanjian damai dengan leluhur para Vampir dan sebagai pengikat perjanjian itu.Dimasa yang akan datang salah satu dari cucu para leluhur klan Haruno itu harus mengikat perjanjian dengan menik...