Chapter 4

26 7 0
                                    

Sementara Nata berdiri di samping pintu kelasnya berdoa semoga ada keajaiban guru geografi yang killer-nya Nauzubillah hari ini tidak masuk.

Nata mengintip ke pintu dengan perasaan campur aduk, dan OH NO!!!
Nata menghela napasnya. Kesialan menimpanya lagi.
Nata merutuki dirinya sendiri.

Bu Emi yang tengah menjelaskan materi tak sengaja melihat Nata.

"Kenapa kamu terlambat?" Tanya Bu Emi dengan raut muka galaknya.

Nata menelan ludah dengan susah payah. Gilak serem banget nih guru Batin Nata.

"Kesiangan Bu" jawab Nata dengan hati-hati.

"Kenapa bisa sampai kesiangan?!"

"Faktor kemacetan Bu."

Bu Emi rupanya tidak mau kalah berdebat dengan Nata.

"Sekolah naik apa?" Kali ini Bu Emi bertanya dengan sisa-sisa kesabarannya.

"Motor Bu."

"Pakai motor kan bisa nyelip?" Tukas Bu Emi tak mau kalah.

Salah mulu gue
Batin Nata.
"Ya tapi kan Bu..."

"Keluar dari pelajaran saya!" Potong Bu Emi menatap Nata tajam.

"Sekarang Bu?" Tanya Nata dengan polosnya.

Bu Emi mengerang "Gak! Nunggu jodoh saya peka."

Dih bucin, Bu Emi ini memang belum menikah tak jarang dirinya selalu menjadi omongan para murid yang mengatakan kalau Bu Emi prawan tua.
Seisi murid dikelasnya menahan tawa.

"Oh saya kira sekarang Bu." Celetuk Nata nyengir.

Bu Emi menghela Napasnya dalam-dalam "SE-KA-RANG!" Teriak Bu Emi menekan setiap kata.

Teriakan itu memekakkan telinga. Seisi kelas menutupi telinga mereka dengan kedua tangannya rapat-rapat tak terkecuali Nata.

Nata langsung berlari meninggalkan kelas.
"Hadeh tuh suara kayak toa dangdutan." Gerutu Nata.

Nata memanfaatkan hukuman ini dengan pergi ke kantin untuk mengisi perut yang sedari tadi keroncongan.

Vano dan dua sahabatnya memilih duduk dimeja paling pojok.
Disaat Vano tengah asik mengobrol dengan kedua sahabatnya, tiba-tiba matanya tak sengaja menangkap sosok wanita yang ia temui pagi tadi.
Dia terus memperhatikan gerak-geriknya.
Tanpa disadari bibirnya mengulas senyum tipis.

><><><><><><
"Nat?!"

Nata mengedarkan pandangannya mencari tahu siapa yang memanggilnya, dari kejauhan ternyata orang yang memanggil dirinya tak lain Adel.

Adel segera menghampiri Nata dan menduduki kursi disamping Nata.
"Emang udah istirahat Del?" Tanya Nata bingung, pasalnya tak seperti biasanya jam pelajaran geografi kan 3 jam.

"BuEm ada rapat dadakan, jadi jamkos." Jawab Adel.
Semua anak memanggilnya BuEm karena nggak mau ribet.
Nata hanya mengangguk.

"Gue pesen makan dulu deh, laper." Pamit Adel.

"Iya."

Beberapa menit kemudian Adel kambali dengan membawa nampan berisi bakso dan es teh.

"Nat? Tuh kakel kan? Ganteng-ganteng banget parah Nat." Tutur Adel terus memandang seseorang.

Nata mengikuti arah pandangan Adel. Dirinya baru ngeh kalau cowok itu ternyata sekolah disini juga, apalagi kakak kelas.
"Tuh cowok nyebelin banget tau nggak sih." Tukas Nata.

DESTIN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang