This story decide to Naib's birthday!
⚠️ bahasa kasar, konten seksual, tidak sesuai EYD ⚠️
Be wise
Happy reading 😆
🌼🌼🌼
"It's your fault!"
Prang!!!
"Please, honey! I can explain this, listen to me!"
I don't care...
Aku mengembuskan nafas kesal, menatap tajam pada tunanganku. Aku sungguh kecewa pada (Y/n), ya, tunanganku itu. Tega sekali dia mendua di belakangku!
Memang apa kurangnya diriku?
Aku selalu menaruh perhatian padanya, selalu berusaha menomorsatukan dirinya, selalu berusaha ada untuknya. Tetapi apa balasan darinya?
Dia berselingkuh, mendua di belakangku.
Sakitnya, mendua dengan teman baikku. Aku sungguh kecewa padanya.
"I'm very disappointed,"
Tunanganku masih menangis, tangannya mencengkram kuat lengan jaketku, "please.. Naib, bukan maksudku begini, dengarkan aku dulu.. aku tidak benar-benar berselingkuh!"
Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak main fisik, kulepaskan tangannya dari jaketku, lalu aku keluar dari apartemenku,
"Jangan ikuti aku, aku ingin sendiri,"
"Na-Naib! Wait...!"
🔹🔹🔹
Suara musik bergema di ruangan ini, suasana ramai dengan banyak orang yang sedang menari, entah itu dalam keadaan sadar maupun mabuk.
Aku hanya menenggak Tequila sambil menatapi orang-orang yang menari. Banyak wanita pekerja seks komersial yang berkeliaran menggoda para pengunjung bar.
"Bourbon, bawakan aku Tequila lagi," ujarku menyodorkan gelasku yang sudah kosong. Demi Bourbon, barmaid yang itu segera mengisi gelasku dengan Tequila yang kuminta.
"Tak biasanya kau minum sebanyak ini.. ada apa sir?"
Aku mendengus kasar, "tunanganku berselingkuh di belakangku, menyakitkannya lagi ia berselingkuh dengan teman baikku,"
Demi menatapku dengan tatapan sedikit iba, "yang sabar sir... apa memang benar dia berselingkuh? Siapa tahu dia punya alasan..."
Aku berdecak, "selingkuh ada alasan pula? Kurang apa sih diriku ini? Aku selalu memanjakannya, tapi.."
Oke, aku mulai muak dengan percakapakan ini. Akhirnya kutenggak habis langsung Tequilaku untuk menghilangkan rasa kesalku. Kepalaku terasa berat, kurebahkan kepalaku di meja bar sambil mengamati wanita-wanita seksi dengan baju yang kekurangan bahan.
Kalau itu (Y/n), tak akan kuijinkan memakai baju seperti itu.
Ia hanya boleh memakai baju seperti itu jika dihadapanku.
Apa yang kupikirkan? Mengapa aku memikirkan (Y/n)?
"Hai tampan~"
Aku mengulas senyum tipis melihat seorang wanita menghampiriku.
"Kau sendirian?"
Aku mengangguk. Lihatlah betapa binalnya wanita ini, bahkan dengan kurang ajarnya menempelkan dadanya di lenganku. Aku sama sekali tidak tergoda oleh pakaiannya yang terbuka ataupun dadanya yang sangat montok.