LOKAL AU
HAPPY READING!
🌼🌼🌼
(Y/n) mendengus kesal. Ia melempar handphonenya ke kasur, kemudian dengan emosi mengambil air putih dan meneguknya.
"Ibu itu apa-apaan sih... aku masih ingin bebas. Nyuruh nikaaaah mulu. Lagipula kan, aku masih muda!"
Memang, (Y/n) baru menginjak usia 23 tahun. Sebenarnya usianya sudah matang untuk menikah, namun ia masih ingin bebas sebelum mempunyai pasangan yang sah. Ia juga baru lulus beberapa bulan yang lalu, sekarang ia tengah menjadi seorang guru les di salah satu lembaga bimbingan belajar.
"Ck, harusnya aku gak pulang sekarang," (Y/n) mengusap kasar wajahnya, matanya menerawang ke langit-langit kamar.
Kalau dipikir, (Y/n) belum tertarik pada lawan jenis di usianya yang sekarang. Bisa dibilang, ia sedikit trauma untuk menjalin hubungan. Sebenarnya ia taat pada agamanya, namun ia sempat terjerumus dalam pergaulan bebas dan tidak mau salah jalan lagi. Akhirnya ia memantapkan hati untuk lebih mendalami kuliah dan pekerjaannya ketimbang mengurusi hal berbau romantis.
Ia masih ingin bebas.
Tetapi sang ibu terus mendesaknya untuk menikah.
(Y/n) merasa kesal, apa ibunya tidak mengerti bahwa ia masih ingin bebas?
🔹🔹🔹
"Aaah... anak itu lucu sekali,"
Naib mendengus kecil, takut sang ibu mendengarnya. Ia melanjutkan makan sandwich sambil tangan kirinya mengangkat barbel.
"Imut deh... kamu kapan nikah, hm? Kapan mau ngasih cucu ke ibu?"
'Ini lagi topiknya...'
"Bu... aku masih belum ada calon, lagipula aku masih belum mau nikah!" Ujar Naib jujur sambil meraup habis sandwichnya.
"Kamu itu sudah 28 tahun! Masih jomblo aja! Nikah sana lho, ibu pengen punya cucu dari kamu,"
Naib mendengus, ia tak menjawab ibunya.
"Iya nak, betul kata ibumu. Kamu tidak mau dijuluki 'bujang lapuk' kan sama teman-temanmu?" Dukung ayah.
Naib berdecak, "aku belum lewat usia menikah, ayah... 28 tahun masih wajar! Mana bisa disebut 'bujang lapuk'?"
"Ndak mau tahu! Pokoknya ibu mau kamu punya calon atau enggak ibu jodohkan lagi seperti bulan lalu," ancam sang ibu.
"Aah tidak, ibu!!"
🔹🔹🔹
"Kamu beneran belum punya pacar, (Y/n)?"
(Y/n) tersenyum paksa sambil menggeleng, "sudah kubilang, tidaaak ya ampun,"
Vera menatap (Y/n) dengan gembira, "bagaimana kalau kukenalkan dengan teman suamiku? Eng.. kakak kelasnya dulu sih,"
"Oh, please... Vera, tidak lagi! Aku tidak mau,"
"Ayolah, (Y/n)~ mau ya? Mau ya? Kamu mau nolak ibu hamil kayak aku?"
(Y/n) mendesah kasar, "kamu ngidam mau jodohin aku sama anak orang gitu?"
Vera memelas, "please.... aku sebagai sahabatmu ini gak betah liat kamu jomblo terus,"
'Mulutnya jahat amat kalau ngomong,'
"Kan udah kubilang, Vera sayaang.. aku tuh masih belum mau nikah. Titik."
Vera menggeleng, "enggak, bukan.. aku cuma mau kasih kenal aja ke kamu... enggak nyuruh kamu nikah, enggak! Mau ya, please?"